Tantangan menjadi muslim Indonesia terasa berat dewasa ini, apalagi pasca-demo 4/11. Perbedaan yang sejatinya menjadi rahmat, berujung pada kutukan. Hanya karena berbeda pendapat soal suatu perkara, misal yang paling aktual, dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaya Purnama (BTP), meruntuhkan sendi-sendi toleransi. Setiap orang yang memiliki pandangan berbeda dengan mainstrem, langsung distempel liberal, pro-Ahok, pengikut Syiah, dan lain sebagainya. Di sini, logika pokoke (pokoknya) dimainkan, yang seolah mengharuskan pendapat ...
Read more 0 Ali Usman
Ali Usman Posts
Istilah ‘fundamentalisme’ dalam dekade terakhir ini menjadi perbincangan hangat, tidak hanya oleh kaum intelektual atau akademisi semata, tapi juga masyarakat luas. Fundamentalis(me) seringkali dihujat keberadannya, karena oleh opini publik terlanjur diidentikkan dengan aksi-aksi kekerasan, baik berupa teror bom, anarkisme, pengrusakan tempat-tempat yang dianggap sarang maksiat, dan lainnya, dianggap merupakan ulah kelompok fundamentalisme. Lalu apa dan siapa sebenarnya fundamentalis(me) itu? Dari akar kesejarahannya, ia merupakan salah satu fenomena abad 20, atau ...
Read more 0 Francis Houtart menulis artikel berjudul The Cult of Violence in the Name of Religion: A Panorama (1997) yang berkesimpulan bahwa setiap masyarakat itu mengandung kekerasan. Kekerasan dapat berbentuk fisik maupun simbolik. Ia dapat diterima atau diderita. Ia tampak dalam bentuk konstruksi, reproduksi atau transformasi dalam hubungannya dengan hubungan sosial. Sehingga alasan yang sangat fundamental dari hal ini adalah harus dicari dalam hati manusia itu sendiri. Sebab, faktor manusia menjadi sangat ...
Read more 0 Permahaman terhadap terminologi jihad dewasa ini semakin liar, yang ironisnya, terjadi di kalangan kaum muslim itu sendiri, termasuk di Indonesia. Jihad masih selalu diidentikkan dengan “perang fisik” oleh sebagian kelompok tertentu, sehingga seolah-olah absah menyakiti bahkan membunuh orang lain hanya lantaran berbeda pendapat dan keyakinan beragama. Salah kaprah dalam memahami terminologi jihad itu jelas memberi kesan dan stigma negatif kepada Islam sebagai agama yang identik dengan kekerasan. Pertanyaannya apakah seorang ...
Read more 0 Soekarno, Presiden RI pertama, ketika menyampaikan amanat di depan Kongres Rakyat Jawa timur pada 24 September 1955 di Surabaya mengemukakan kesan keterlibatannya dalam perumusan Pancasila secara reflektif dan medalam membuat para hadirin terharu—sebagaimana terdokumentasi dalam buku Pancasila Dasar Negara (2013). Saudara-saudara, jikalau aku meninggal dunia nanti, ini hanya Tuhan yang mengetahui, dan tidak bisa dielakkan semua orang, jikalau ditanya oleh malaikat: “Hai Soekarno, tatkala engkau hidup di dunia, engkau telah ...
Read more 0 Banyak pihak menilai bahwa agama bertentangan dengan nasionalisme, dan bahkan ia sering dianggap sebagai faktor pengrusak keutuhan sebuah bangsa. Pendapat yang semacam ini mungkin bukan bicara mengenai nasionalisme secara utuh, tetapi lebih karena adanya suatu kepentingan global, digunakan untuk melanggengkan hegemoni negara-negara kapitalis. Sebut saja misalnya, tokoh-tokoh kenamaan seperti Hans Kohn, Ernest Gelner, Bennedict Anderson, dan Anthony Gidden berpendapat bahwa timbulnya nasionalisme dalam suatu masyarakat dan bangsa tidak ada kaitannya ...
Read more 0 Sebuah hadis populer berbunyi: “Man ra-a minkum munkaran fa al-yughayyir bi al-yadihi, fa in lam yastathi’ bi al-lisanihi, fa in lam yastathi’ bi al-qalbihi, wa dzalika ad’af al-iman”. Artinya: “Barangsiapa melihat suatu kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu/kekuasaanmu (bi yadihi); Jika tidak bisa, tegurlah dengan ucapan (bi lisanihi); Jika (tetap) tidak bisa, cukup dengan mendoakannya (bi qalbihi); dan yang demikian itulah lemahnya iman seseorang” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam ilmu periwayatan ...
Read more 0