Berhenti Menghujat, Mari (Saling) Memberi Semangat

Berhenti Menghujat, Mari (Saling) Memberi Semangat

- in Narasi
2086
1
Berhenti Menghujat, Mari (Saling) Memberi Semangat

Beberapa bulan terakhir ini, dunia digemparkan dengan munculnya virus corona atau yang biasa disebut dengan Covid-19. Kasus Corona, pertama kali ditengarai terjadi di Wuhan, China. Kasus ini diduga disebabkan oleh kelelawar, ular, tikus, dan atau hewan lainnya yang dimakan oleh manusia. Hingga kemudian hewan yang dimakan tersebut menularkan coronavirus. Memang, pada dasarnya Coronavirus hanya mampu menginveksi manusia lewat terganggunya saluran pernafasan. Atau paling fatal terserang penyakit radang paru-paru.

Kejadian misterius ini terjadi pada akhir 2019 yang lalu. Virus Covid-19 ini kemudian secara perlahan mulai menyebar ke seluruh belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Hingga kini, tercatat total kasus positif virus Corona di Indonesia sudah menyentuh angka 227 kasus. Dimana 19 diantaranya berakibat kepada kematian. Dan perlu diketahui bahwa, dari 227 kasus tersebut, hingga kini hanya ada 5 orang pasien yang dinyatakan sembuh (CNN Indonesia).

Akibatnya, timbul kegaduhan di kalangan masyarakat Indonesia. Bahkan beberapa Kota telah mengeluarkan kebijakan pandemi Corona agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di luar rumah. Beberapa instansi pemerintah dan juga sekolah-sekolah sudah mengeluarkan kebijakan agar siswanya belajar secara online. Tak hanya itu, untuk menekan penyebaran virus Corona, pemerintah juga telah mengambil sikap untuk menutup beberapa tempat wisata dan juga tempat ibadah.

Gaduh di Media Sosial

Tak hanya di dunia nyata, kegaduhan juga terjadi di dunia maya. Bahkan, beberapa hari yang lalu muncul trending tagar #gubernurtolol di media sosial. Tidak diketahui siapa yang awalnya memulai tagar ini. Namun yang pasti, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia tengah panik seiring dengan persebaran virus Corona yang semakin masif. Kegaduhan lain yang bisa dilihat adalah dengan adanya pencarian terpopuler di beberapa marketplace dengan subjek pencarian masker dan handsanitizier.

Puncaknya, netizen mulai sering menuliskan umpatannya di berbagai status media sosial. Sebagian mereka menganggap bahwa wabah virus Corona ini menyerang Indonesia karena adanya kepongahan dari warga Indonesia bahwa virus mematikan ini tidak akan sampai di Indonesia. Netizen beranggapan bahwa virus Corona tidak akan mampu bertahan dan menyebar di Indonesia yang notabene memiliki iklim tropis.

Baca Juga : Radikalisme, Corona, dan Masa Depan Bangsa

Selain itu, Penulis juga sering menemukan postingan di Facebook yang berisikan sebuah meme yang memojokkan virus Corona. Dalam meme tersebut, tampak Virus Corona yang digambarkan sebagai seorang anak kecil yang dibully oleh beberapa teman sebayanya. Dimana teman-teman sebaya dari virus Corona ini digambarkan sebagai penyakit Malaria, Demam Berdarah, dan typus.

Kegaduhan ini semakin diperparah dengan adanya kemungkinan bahwa virus Corona akan bertahan selama dua bulan mendatang. Artinya, virus Corona akan tetap menghantui masyarakat Indonesia saat bulan Ramadhan mendatang. Bahkan juga tidak menutup kemungkinan akan berujung pada di larangnya perayaan hari Idul Fitri bagi ummat Islam.

Puncak dari adanya kegaduhan ini adalah dengan adanya pro dan kontra tentang perlu atau tidaknya pemerintah untuk menetapkan status lockdownuntuk Indonesia. Sebagian netizen menginginkan agar pemerintah segera menetapkan status lockdown untuk sesegera mungkin meminimalisir persebaran virus Corona. Netizen berkaca dengan ditetapkannya status lockdown di negara tetangga, Malaysia. Jika Malaysia saja bisa, artinya Indonesia juga akan mampu bertahan dalam status lockdown.

Sebagian netizen yang lain berpendapat bahwa pemerintah tidak perlu menetapkan status lockdown. Mengingat masifnya persebaran virus Corona hanya di beberapa daerah saja. Belum menyebar sampai ke keseluruhan atau minimal sebagian besar wilayah Indonesia. Sehingga, jika ditetapkan status lockdown, maka dikhawatirkan akan mempengaruhi daerah lain yang sama sekali tidak terindikasi terjangkit virus Corona.

Tak jarang, perdebatan ini memunculkan sebuah kegaduhan dan bahkan saling menghujat satu sama lain. Dimana keduanya merasa benar dengan argumentasi masing-masing. Padahal, seyogyanya, dalam kondisi kritis seperti ini, masyarakat Indonesia harus bisa tetap mengedepankan rasionalitasnya. Khawatir terhadap persebaran virus Corona yang persebarannya kian masif boleh-boleh saja. Bahkan itu wajar.

Yang salah adalah jika kekhawatiran tersebut menumpulkan akal sehat. Justru disaat seperti inilah masyarakat Indonesia dituntut untuk bersikap dewasa. Masyarakat harus saling menyemangati satu sama lain. Karena itu saja dengan semangat dan motivasi itulah yang akan memupuk semangat masyarakat untuk bersama meminimalisir persebaran virus Corona. Selain itu, pemerintah Indonesia pastinya sudah menyiapkan langkah strategis untuk menanggulangi persebaran virus Corona. Sebagai masyarakat yang cerdas dan dewasa. Mari kita saling memberi semangat. Termasuk kepada saudara kita yang didiagnosa positif Corona. Karena tentu saja, mereka tak mau kita kucilkan dan sudah tentu mereka sedang membutuhkan dorongan semangat dari masyarakat yang lain. Selain harus memberi semangat, mari kita juga mempercayakan hal ini kepada pemerintah untuk mengambil langkah strategis untuk segera menanggulangi virus Corona. Dan tentu saja, mari kita lebih banyak berdo’a dan jangan lupa untuk terus membudayakan perilaku hidup sehat. Wallahu A’lamu bi al-Shawab.

Facebook Comments