Banyak kisah tentang anak-anak muda yang berkreasi dan berprestai demi menjaga dan mengharumkan negeri. Dengan kreativitas, keberanian, semangat, dan kerja kerasnya, banyak pemuda di Indonesia yang telah menelurkan berbagai karya maupun prestasi yang sangat inspiratif dan relevan diresapi di momentum Hari Pahlawan ini. Dari sana, kita akan bisa menemukan semangat kepahlawanan milenial yang khas dari anak muda.
Mengutip kabar dari tekno.tempo.co (5/5/2018), sejumlah pemuda di Jawa Timur berhasil membuat aplikasi penguji informasi hoaks yang diberi nama Opinium. Aplikasi tersebut dilucurkan bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional di Surabaya pada 2 Mei 2018 lalu. Di tengah maraknya narasi provokatif dan penyebaran berita bohong (hoax) dewasa ini, aplikasi karya anak muda bangsa tersebut sangat bermanfaat untuk mendidik sikap kritis di masyarakat.
Aplikasi yang dibuat para anak muda yang bernaung di Yayasan Pawiyatan Suluh Nagari tersebut mampu mewadahi komunitas di dalamnya untuk berinteraksi dan saling tukar pendapat mengenai suatu informasi. Dijelaskan M. Hasanudin, inisiator Opinium, bahwa setiap orang bisa mengunggah sebuah informasi yang ingin diuji kredibilitasnya di aplikasi Opinium. Kemudian, orang-orang yang tergabung di komunitas Opinium akan memberikan pendapat masing-masing.
Pendapat yang muncul dari setiap orang memiliki bobot berbeda yang ditentukan oleh reputasi pemberi vote. Bobot tersebut kemudian menentukan nilai presentase pada informasi yang sedang diuji. Terkait reputasi pemberi vote, hal ini dibangun dengan memberikan kontribusi atau komentar. Seseorang bisa memiliki reputasi tinggi dalam topik-topik tertentu. Seperti diungkapkan penasihat Opinium, Sabrang Mowo Damar Panuluh, yang merupakan putra dari budayawan Emha Ainun Nadjib, bahwa setiap postingan di Opinium mengandung topik dan reputasi pengguna akan sebuah topik dibangun setelah mampu memberi kontribusi.
Menariknya, pengguna kemudian bisa menyimpulkan dan memutuskan sendiri apakah sebuah informasi yang diunggah tersebut merupakan informasi yang kredibel dan bisa dipercaya—berdasarkan penilaian dan komentar dari pengguna lain di komunitas Opinium. Artinya, ada proses dialog dan penalaran yang diasah dengan memanfaatkan aplikasi tersebut. Ini merupakan hal yang sangat positif guna membangun pemikiran kritis di tengah maraknya penyebaran informasi atau konten-konten negatif di dunia maya saat ini.
Baca juga :Pahlawan Millennial: Mengukuhkan Solidaritas, Menjaga Keanekaragaman Bangsa
Membuat sebuah aplikasi yang memungkinkan orang menguji informasi yang didapat menjadi sesuatu yang sangat penting di era sekarang. Hal tersebut bisa dikatakan merupakan wujud dari semangat menjaga kedamaian dan persaudaraan di tengah masyarakat, mengingat banyaknya orang saling bertikai hanya karena konten-konten provokatif. Dengan membuat aplikasi penguji informasi, orang-orang bisa belajar berpikir lebih kritis dan tidak mudah menyebarkan sebuah informasi, apalagi kemudian sampai menebar hujatan yang mengundang pertikaian di dunia maya.
Bergerak ke gelaran Asian Games 2018 Jakarta-Palembang beberapa waktu lalu, kita juga melihat momen di mana seorang anak bangsa tergerak menyatukan dan mendamaikan negeri. Hanifan Yudani Kusumah, seorang atlet pencak silat merangkul Presiden Jokowi dan Prabowo usai mengalahkan lawannya dan meraih medali emas pada Rabu (29/8/2019). Sembari mengibarkan bendera Merah Putih, Hanifan memeluk dua tokoh yang akan bertanding dalam Pilpres 2019 tersebut. Ini merupakan momentum yang sangat bermakna karena mampu membawa masyarakat Indonesia dalam suasana damai di tengah memanasnya suhu politik jelang pemilu 2019 mendatang.
Apa yang ditunjukkan Hanifan saat itu begitu menggugah kita semua untuk menyadari pentingnya persatuan dan persaudaraan. Hanifan tak sekadar mengharumkan nama bangsa lewat sumbangan medali emas bagi Indonesia. Lebih juah, ia memiliki kesadaran untuk melakukan hal yang penting dan bermakna ketika bertemu Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto, yakni memeluk erat dan menyatukan mereka. Kita memang tak tahu persis apa yang bergejolak dalam jiwa Hanifan saat itu. Yang jelas, karena tindakannya tersebut, ia telah mampu memancarkan pesan perdamaian ke seluruh masyarakat Indonesia.
Kisah para pemuda yang membuat aplikasi Opinium dan pesan persatuan dari Hanifan tersebut merupakan beberapa contoh yang menggambarkan semangat kepahlawanan generasi milenial. Melalui kreativitas dan prestasi di bidang masing-masing, para pemuda tersebut bergerak untuk turut andil dalam upaya menjaga negeri dari hal-hal yang bisa menimbulkan perpecahan. Semangat tersebut penting diresapi dan ditanamkan pada generasi muda saat ini agar mampu memberikan sumbangsih dalam upaya menjaga dan memajukan bangsa. Momentum Hari Pahlawan sudah semestinya kita jadikan sebagai ajang berkontribusi dan berkorban demi menjaga persatuan, kedamaian, dan kemajuan negeri.