Senin, 25 November, 2024
Informasi Damai
Narasi

Narasi

Melindungi Anak dari Jeratan Radikalisme

Mengenalkan Dalil Membela Keragaman Pada Anak
Narasi
Radikalisme adalah salah satu ancaman serius bagi perkembangan anak dan stabilitas masyarakat secara keseluruhan. Anak-anak, sebagai generasi penerus bangsa, harus dilindungi dari pengaruh ideologi ekstrem yang dapat merusak cara berpikir, menghambat pertumbuhan karakter positif, dan memicu tindakan yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Radikalisme pada anak sering kali disebabkan ...
Read more 0

Reinkarnasi HTI; Dari Royatul Islam, Gema Pembebasan, Sampai Metamorfoshow

Reinkarnasi HTI; Dari Royatul Islam, Gema Pembebasan, Sampai Metamorfoshow
Narasi
Ada pepatah lama yang mengatakan bahwa ideologi itu tidak akan pernah mati selama masih ada orang yang meyakininya. Pepatah itu kiranya relevan ketika kita membincangkan tentang khilafah Islamiyyah. Meski organisasi pengusungnya yakni Hizbut Tahrir Indonesia alias HTI telah dibekukan dan dilarang pemerintah sejak 2017 lalu, namun ideologinya tidak pernah benar-benar ...
Read more 0

One Ummah: Upaya HTI Memodernisasi Propaganda Khilafah

One Ummah: Upaya HTI Memodernisasi Propaganda Khilafah
Narasi
Di era digital ini, upaya untuk mengalihkan perhatian generasi muda melalui propaganda “One Ummah” (Umat Yang Satu) semakin mengkhawatirkan karena berpotensi memperburuk konflik antar kelompok di Indonesia. Salah satu bentuk propaganda One Ummah adalah acara yang bertema “Metamorfoshow, It Is Time to be One Ummah”, yang digalang oleh tokoh HTI ...
Read more 0

Mewaspadai Propaganda Ideologi Khilafah di Dunia Maya

Mewaspadai Propaganda Ideologi Khilafah di Dunia Maya
Narasi
Upaya menjaga kedaulatan bangsa dan melindungi generasi muda dari ancaman paham radikal transnasional menjadi perhatian utama di awal tahun 2024. Munculnya kelompok radikal yang mencoba merevitalisasi ideologi khilafah, terutama setelah pembubaran ormas Hizbut Tahrir Indonesia atau biasa di kenal dengan sebutan HTI pada tahun 2017, menjadi tantangan serius hingga saat ...
Read more 0

Millenarianism dan Kausa Kekerasan dalam Agama

Millenarianism dan Kausa Kekerasan dalam Agama
Narasi
Pernahkah kita termenung, membayangkan betapa kelamnya hidup ini, betapa semrawutnya masyarakat, rusaknya moral sosial, dan hal-hal negatif lainnya. Bersama dengan perenungan itu kita mengandaikan hadirnya ‘sang juru selamat’ atau ‘ratu adil’ yang akan mengeluarkan kita dari semua keterpurukan dan gulita kehidupan. Jika pernah, maka di saat itu kita sejatinya sedang ...
Read more 0

Menghindari Kekerasan Remaja: Tantangan dan Solusi

Setiap peradaban besar mempunyai titik tolak dan momentum yang diperingati yang dikenal dengan sistem kalender. Kalender Gregorian adalah yang identik dengan umat Nasrani dan paling umum dikenal secara internasional diperkenalkan Paus Gregorius XIII pada tahun 1582 yang mengawali pada 1 Januari. Bangsa Yahudi dengan kalender Ibrani mengenal tahun baru Rosh Hashanah. Ada juga peradaban Tionghoa berbasis siklus bulan yang dikenal dengan Imlek. Ada pula Kalender Persia yang dikenal sebagai Kalender Iran dengan tahun baru yang disebut Nowruz. Dan tentu saja, peradaban Islam yang dikenal dengan tahun baru Hijriyah, dimulai bulan Muharram. Kenapa Islam akhirnya memutuskan harus mempunyai sistem kalender dan peringatan yang harus diperingati setiap tahun? Bukankah Nabi tidak mengajarkannya? Pertama tentu kita tidak boleh berasumsi Islam dengan ijtihad pemikiran dan kebudayaannya sudah selesai ketika Nabi wafat. Banyak sekali tantangan dan kebutuhan yang harus dilalui dan dilampaui umat Islam. Inovasi, kreasi dan kebaruan bukan bid’ah yang tabu dalam memajukan Islam. Adalah Khalifah Umar bin Khattab yang berinisiatif agar umat Islam mempunyai sistem penanggalan yang jelas karena ketiadaan catatan waktu dari dokumen untuk keperluan admistratif pemerintahan. Dipanggillah tokoh-tokoh untuk mendiskusikan sistem kalender dan awal mula tahun dalam Islam. Singkat kata, Islam mengawali pada momentum perpindahan dari Makkah ke Madinah yang dikenal hijrah. Sistem kalender ini pun dikenal dengan Tahun Hijriyah. Bukan merujuk pada sistem kalender Romawi, Persia dan sebagainya. Bukan pula merujuk pada kelahiran atau wafatnya Nabi. Pilihan cerdas umat Islam adalah momentum hijrah. Jenius dan tepat sekali ketika kalender Islam disandarkan pada momentum hijrah. Setiap tahun umat Islam diingatkan untuk kembali mengambil pesan dan semangat perpindahan mentalitas dan pemikiran dari kejumudan, fanatisme, dan kebencian menuju semangat komunitas Madinah yang dinamis, toleran, terbuka dan yang paling penting terikat dalam persaudaraan. Hijrah Nabi ke Madinah bukan sekedar pelarian dan pencarian suaka politik sebagaimana hijrah sebelumnya. Hijrah kali ini berbeda. Ada misi penyelamatan umat dari cengkraman penyiksaan kaum Qurays sekaligus misi perdamaian di Madinah sebagaimana permintaan para suku-suku yang selalu terlibat pertikaian di sana. Maka, yang paling sukses dan teringat dari hijrah ini adalah ikatan persaudaraan Madinah. Membangun sebuah peradaban yang diikat dengan tali persaudaraan. Tidak ada lagi kekerasan, kebencian dan ekslusifitas, tetapi semua berada dalam naungan konsitusi yang disusun dan diperjanjikan bersama. Sangat brilian apa yang dilakukan Rasulullah dengan gerakan hijrah dan membangun Madinah. Tidak ada yang merasa tersisihkan. Pendatang tidak mengalahkan pribumi. Perbedaan suku dan agama bukan halangan untuk saling melindungi. Negara dengan ide demokrasi yang pada saat bersamaan daratan lain masih bermegah-megah dengan sistem kekaisaran dan kerajaan. Dan tentu saja, tidak mengherankan ketika sahabat Umar, sang Khalifah dan mujtahid ini, tidak diragukan memilih momentum hijrah sebagai penanda awal tahun baru Islam. Bukan tanpa makna dan pesan. Umar tentu saja ingin umat Islam generasi berikutnya yang belum mengalami peristiwa hijrah mampu merasakan energi dan sensasi hijrah. Apa pesannya? Umat Islam diajak untuk melakukan muhasabah. Intropeksi dan refleksi. Meninggalkan kebiasaan penuh dendam, benci dan permusuhan menuju semangat saling bersaudara. Selamat Tahun Baru Islam, Mari Perkokoh Persaudaraan Kebangsaan Kita.
Narasi
Kekerasan remaja adalah salah satu isu sosial yang terus menjadi perhatian di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Remaja, sebagai kelompok yang sedang dalam proses mencari jati diri, kerap kali berada dalam situasi yang rentan terhadap tekanan sosial, emosi yang tidak stabil, dan pengaruh lingkungan yang negatif. Kekerasan di kalangan remaja ...
Read more 0

Media Sosial sebagai Kontrol Infiltrasi Penyebaran Ideologi Khilafah

Media Sosial sebagai Kontrol Infiltrasi Penyebaran Ideologi Khilafah
Narasi
Media sosial, sebuah platform interaktif yang menghubungkan jutaan orang, tidak hanya menjadi ajang berbagi informasi dan hiburan tetapi juga memiliki peran signifikan dalam mengontrol infiltrasi penyebaran ideologi khilafah yang bertentangan dengan negara Indonesia, khususnya yang dilakukan oleh ormas terlarang seperti HTI. Viralnya kegiatan “Metamorfoshow: It’s Time to be One Ummah” ...
Read more 0

Melindungi Perempuan, Anak dan Remaja dari Ideologi Kekerasan

Melindungi Perempuan, Anak dan Remaja dari Ideologi Kekerasan
Narasi
Kelompok masyarakat paling rentan terhadap pengaruh radikalisme atau ideologi kekerasan tidak lain adalah perempuan, anak dan generasi muda. Mereka menjadi objek bidikan utama kelompok radikal sebab lebih mudah dipengaruhi dan digerakkan sebagai martir aksi-aksi terorisme. Lebih dari itu, bahkan mendoktrin yang mempengaruhi keluarga dan orang lain. Tahun 2019 pelaku bom ...
Read more 0

Konflik, Perang, hingga Kejatuhan Khilafah: Belajar dari Kisah Ali & Muawiyah

Konflik, Perang, hingga Kejatuhan Khilafah: Belajar dari Kisah Ali & Muawiyah
Narasi
Kisah bermula ketika Khalifah keempat Ali bin Abi Thalib berencana memecat Muawiyah yang saat itu menjadi gubernur di Syam. Sebagai pemegang kuasa tertinggi, Ali tentu memiliki wewenang untuk menentukan siapa yang akan menjadi pembantunya dalam hal administrasi di daerah-daerah. Tetapi Muawiyah menolak. Muawiyah justru balik mendesak agar Ali mengusut kasus ...
Read more 0

Membongkar Doktrin Sesat Neo HTI; Dari Khilafah Tahririyah Sampai Wahdatul Ummah

Membongkar Doktrin Sesat Neo HTI; Dari Khilafah Tahririyah Sampai Wahdatul Ummah
Narasi
Polemik soal Pemilu belum juga usai. Kini, publik diramaikan oleh acara bertajuk “Metamorfoshow; It’s Time to Ben One Ummah”. Acara yang menghadirkan banyak tokoh eks-HTI itu menurut Polisi awalnya dimaksudkan sebagai perayaan Isra Miraj. Teknik kamuflase dan manipulatif adalah karakter para eksponen HTI. Meski organisasinya telah resmi diberangus pemerintah sejak ...
Read more 0