Kamis, 19 September, 2024
Informasi Damai

Beranda

Tiga Nilai Maulid ala Nusantara; Religiusitas, Kreativitas, Solidaritas
Kebangsaan

Tiga Nilai Maulid ala Nusantara; Religiusitas, Kreativitas, Solidaritas

Menurut catatan sejarah, perayaan Maulid Nabi Muhammad secara besar-besaran muncul pertama kali di Mesir pada era Fatimiyah (969-1171 M). Dinasti Fatimiyah begitu antusias merayakan Maulid Rasulullah, karena mereka mengklaim sebagai keturunan Nabi Muhammad dari jalur Fatimah (putri Nabi Muhammad). Dalam catatan sejarah yang lain, perayaan Maulid Rasulullah juga dirayakan secara seremonial oleh umat Islam di Turki, India, dan kawasan Afrika. Menarik mencermati fakta bahwa perayaan maulid justru lebih semarak dilakukan ...
Read more 0
Muhammad dan Kehidupan
Narasi

Muhammad dan Kehidupan

Konon, al-Ghazali adalah salah satu ulama yang memandang sosok Muhammad dengan dua perspektif, sebagai sosok spiritual, yang otomatis bersifat universal, dan sebagai sosok manusia yang sudah pasti terbingkai oleh segala konteks yang mengitarinya. Sebagai sosok spiritual, Muhammad mewariskan hal-hal yang bernilai universal yang pada akhirnya membuatnya dikenal sebagai curahan rahmat bagi semesta alam. Sementara, ketika ia dikabarkan tidur dengan memiringkan tubuhnya ke arah kanan dan menggunakan salah satu tangannya sebagai ...
Read more 0
Meneladani Nabi Muhammad SAW secara Kaffah, Bukan Sekedar Tampilan Semata
Narasi

Meneladani Nabi Muhammad SAW secara Kaffah, Bukan Sekedar Tampilan Semata

Meneladani Nabi adalah sebuah komitmen yang jauh melampaui sekadar tampilan fisik. Sayangnya, sebagian kelompok sering kali hanya menekankan pada aspek-aspek tampilan luar yang bersifat simbolik, seperti cara berpakaian atau perilaku-perilaku yang dianggap mendukung kepentingan pribadi dan kelompok. Ada pula kelompok yang mengklaim mengikuti Nabi secara kaffah, tetapi dengan cara menjadikan Islam sebagai ideologi politik. Meneladani Nabi secara kaffah bukan hanya sekadar meniru cara berpakaian atau memanfaatkan sebagian aspek dari kehidupan ...
Read more 0
Warisan Toleransi Nabi SAW; Dari Tanah Suci ke Bumi NKRI
Narasi

Warisan Toleransi Nabi SAW; Dari Tanah Suci ke Bumi NKRI

Toleransi beragama adalah energi lembut yang dapat menyatukan perbedaan. Itulah kiranya, salah satu ajaran mulia Rasulullah SAW sejak dulu. Dan rasa-rasanya kita patut berkaca pada khazanah sejarah Islam manakala Nabi Muhammad SAW menyatukan masyarakat yang heterogen di Madinah. Kalangan elite suku di Madinah melakukan kesepakatan politik dengan mengangkat Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin politik Madinah. Pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin Kota Madinah merupakan representasi harapan mereka untuk mewujudkan toleransi ...
Read more 0
Walima, Tradisi Maulid ala Masyarakat Gorontalo yang Mempersatukan
Kebangsaan

Walima, Tradisi Maulid ala Masyarakat Gorontalo yang Mempersatukan

Walima, dalam konteks tradisi Maulid Nabi, adalah salah satu momen yang sangat dinanti dan dihormati oleh masyarakat Gorontalo. Tradisi ini bukan hanya sebuah acara keagamaan, tetapi juga sebuah perayaan yang mempersatukan seluruh komunitas dalam cinta dan kebahagiaan bersama. Walima Maulid Nabi adalah salah satu tradisi yang paling dicintai dalam budaya masyarakat Gorontalo. Ini bukan hanya perayaan agama, tetapi juga perayaan cinta, kebahagiaan, dan persatuan. Prosesi Walima melibatkan persiapan yang teliti, ...
Read more 0
Darul Mitsaq; Legacy Rasulullah yang Diadaptasi ke Nusantara
Narasi

Darul Mitsaq; Legacy Rasulullah yang Diadaptasi ke Nusantara

Salah satu fase atau bagian paling menarik dalam keseluruhan kisah hidup Rasulullah adalah sepak terjang politiknya. Sisi kehidupan politik Rasulullah barangkali adalah yang paling sering dibahas, sekaligus juga paling sering disalahpahami. Misalnya saja, kisah Rasulullah menaklukkan sejumlah wilayah di Jazirah Arab dan sekitarnya kerap kali dipahami sebagai misi kolonialisme alias penaklukan wilayah. Padahal, sejatinya itu murni urusan dakwah. Lagipula, kekerasan dan peperangan itu hanyalah opsi terakhir ketika opsi damai dan ...
Read more 0
Bahaya Pemahaman Tekstual Al Wala' wal Bara' Untuk Perdamaian Antar Agama
Keagamaan

Bahaya Pemahaman Tekstual Al Wala’ wal Bara’ Untuk Perdamaian Antar Agama

Secara etimologi, al Wala’ berarti kesetiaan. Sedangkan al Bara’ artinya terlepas atau bebas. Istilah ini secara massif disuarakan Kelompok jihadis sebagai argumen melegalkan cara pandang agama mereka. Bahkan, mereka menjadikan al Wala’ wal Bara’ sebagai syarat keimanan. Hal ini kemudian diikuti oleh kelompok radikal dan orang-orang yang terpengaruh doktrin radikalisme. Kesetiaan terhadap agama yang dipeluk dan diyakini kebenarannya adalah mutlak dan sah, namun mengenyampingkan adanya agama dan keyakinan lain itu ...
Read more 0
Cinta dan Kasih Mempertemukan Semua Ajaran Agama
Narasi

Cinta dan Kasih Mempertemukan Semua Ajaran Agama

Dalam dunia yang semakin terpolarisasi, kasih sayang dan persaudaraan antar umat beragama menjadi salah satu fondasi penting untuk menciptakan perdamaian global. Ekstremisme, radikalisme, dan polarisasi masih menjadi tantangan besar yang mengancam keharmonisan umat manusia, termasuk di Indonesia yang dikenal dengan keberagamannya. Penting bagi masyarakat untuk merefleksikan kembali nilai-nilai kemanusiaan yang menekankan pada cinta kasih antar sesama, tanpa memandang agama, ras, atau golongan. Persaudaraan lintas iman harus terus diperkuat sebagai wujud ...
Read more 0
Lebih dari Sekadar Salaman dan Cium Tangan, Telaah Gestur Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal
Narasi

Lebih dari Sekadar Salaman dan Cium Tangan, Telaah Gestur Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal

Momen simbolis penuh hangat antara Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar bukan peristiwa biasa, terutama dalam konteks diplomasi lintas agama. Ketika Sri Paus mencium tangan Imam Masjid besar Istiqlal, balasannya rupanya tak kalah hangat. Nasaruddin Umar bersegera mencium kening pimpinan umat Katholik sedunia. Sikap saling respect itu ternyata memiliki akar sejarah tersendiri. Delapan abad lalu, selama Perang Salib (Ketiga), ada momen simbolis yang juga memperlihatkan sikap saling ...
Read more 0
Keagamaan

Membaca al Wala’ wal Bara’ dalam Konteks Ke Indonesiaan

Yang harus ditegaskan adalah, apakah al wala’ wal bara’ kontradiktif dengan ajaran Islam? Tidak. Selama dipahami secara syamil dan komprehensif dan dengan penalaran intelektual yang jujur, ia tidak bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam. Sama seperti ayat al Qur’an, manakala dipahami secara harfiah, tidak jujur dan penuh kepentingan akan keluar dari makna kebenarannya. Dengan demikian, pemahaman yang Syamil, komprehensif dan dengan penalaran yang jujur merupakan syarat mutlak menemukan kebenaran makna dari ...
Read more 0