Jumat, 17 Mei, 2024
Informasi Damai
Archives by: Hamka Husein Hasibuan

Hamka Husein Hasibuan

0 comments

Hamka Husein Hasibuan Posts

2019: Menjadi Manusia Berkemajuan Bebas dari Kebencian

2019: Menjadi Manusia Berkemajuan Bebas dari Kebencian
Narasi
Manusia berkemajuan adalah manusia yang hari ini lebih baik dari kemarin dan berusaha agar hari besok lebih baik dari pada hari ini. Dalam konteks pergantian tahun, manusia yang mempunyai cita-cita –tentu berusaha sekuat tenaga mewujudkannya –agar tahun 2019 lebih baik dari tahun 2018 adalah termasuk model manusia berkemajuan. Mengapa tahun 2019 perlu mendapat perhatian serius? Karena tahun 2019 adalah tahun politik, di mana perhelatan demokrasi lima tahunan digelar. Tak berlebihan ...
Read more 2

Aksi Bela Negara Milenial di Daerah Perbatasan

Aksi Bela Negara Milenial di Daerah Perbatasan
Narasi
Daerah perbatasan sebuah negara merupakan hal yang paling penting dijaga, demi eksistensi sebuah negara. Bela negara yang secara tersurat dalam UUD 1945 Pasal 27-30 juga UU No. 3 Tahun 2002 merupakan hak dan kewajiban setiap anak bangsa. Dalam Pasal 30 UUD 1945 dinyatakan bahwa, usaha dan pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Kepolisian sebagai komponen utama, rakyat sebagai komponen pendukung. Akan ...
Read more 1

Ketika Al-Quran Bicara Bela Negara

Ketika Al-Quran Bicara Bela Negara
Narasi
Fenomena akhir-akhir ini –terutama di media sosial –adalah adanya gejala yang membenturkan antara negara dengan agama. Tak jarang ada semacam keyakinan, bahwa NKRI ini belum sesuai dengan sumber Islam, yakni Al-Quran. Akibatnya, karena tidak dianggap sesuai, maka upaya untuk membela, menjaga, merawat, dan memajukannya dianggap bukan sebagai sebuah kewajiban. Bahkan ada tokoh agama yang mempunyai jutaan jumlah followers di medsos yang secara terang-terangan menyatakan, bahwa nasionalisme tidak ada dalilnya. Tentu ...
Read more 1

Perlunya Kaderisasi Ulama Berwawasan Kebangsaan

Perlunya Kaderisasi Ulama Berwawasan Kebangsaan
Narasi
Ulama merupakan public figure, laku dan wejangannya menjadi rujukan masyarakat. Maka yang keluar dari seorang ulama seharusnya adalah pesan-pesan perdamaian, persatuan, saling menghargai, cinta tanah air, tanggung jawab dan sederet nilai positif lainnya. Tetapi data terakhir menunjukkan, bahwa banyak ustad-ustad –lepas dari apakah ustad itu ulama? –yang justru terindikasi berpaham radikal dan ujaran kebencian atau setidaknya menyetujui tindakan yang merongrong keutuhan NKRI. Kondisi ini kemudian yang membuat Kementerian Agama merilis ...
Read more 2

Ulama, Mendampingi Anak Bangsa dengan Cinta Kasih

Ulama, Mendampingi Anak Bangsa dengan Cinta Kasih
Narasi
Ulama adalah orang yang melihat dengan pandangan rahmah, man yanzhuru bi ‘ain al-rahmah, adalah pengertian ulama yang diberikan oleh KH. A. Musthafa Bisri, yang lebih dikenal dengan Gus Mus. Rahmah adalah kata kunci dan prasyarat utama seseorang itu disebut ulama, mengikuti definisi yang dibuat oleh Gus Mus ini. Rahmah merupakan istilah lain dari cinta kasih. Cinta kasih dengan menebarkan persatuan, kedamaian, kenyamanan, lapang dada, toleransi, dan penghargaan terhadap keberagaman. Cinta ...
Read more 1

Milenial Merawat Kewarasan Publik Lewat Media Sosial

Milenial Merawat Kewarasan Publik Lewat Media Sosial
Narasi
Kewarasan ruang publik adalah pertanda sehatnya suatu masyarakat. Masyarakat yang waras tergantung pada individu-individu yang waras. Waras dimaksud di sini adalah kemauan menjaga persatuan, persaudaraan, perdamaian, keutuhan Negara, keberagaman, dan segala hal positif lainnya. Dan ternyata menurut survei terakhir, pengguna internet dan media sosial kebanyakan adalah para milenial. Survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa, 25 juta atau sekitar 80% dari pengguna internet adalah kalangan ...
Read more 1

Kaderisasi Generasi Cinta Damai Lewat Khutbah Jumat

Kaderisasi Generasi Cinta Damai Lewat Khutbah Jumat
Narasi
Ibadah Jumat adalah konferensi mingguan, dan haji adalah konferensi tahunan umat Islam. Adagium ini sangat terkenal. Menunjukkan bahwa Jumatan –meminjam istilah di Indonesia –adalah hal yang sangat urgen dari Islam itu sendiri. Setiap muslim, sesibuk apa pun dia, ada semacam rasa, terlepas dipaksa atau tidak, untuk mengikuti konferensi mingguan ini. Bahkan dalam beberapa masyarakat, kereligiusan seseorang diukur, ikut tidaknya dia dalam konferensi ini. Di masa Nabi, Nabi lah yang bertindak ...
Read more 1

Bermedia Sosial dengan Semangat Sumpah Pemuda

Bermedia Sosial dengan Semangat Sumpah Pemuda
Narasi
Pemersatu dan perekat adalah dua kata kunci yang bisa diambil dari peristiwa sumpah Pemuda. Peristiwa bersejarah ini, yang pada awalnya pada terjadi 28 Oktober 1928 silam menjadi momentum bagi seluruh lapisan masyarakat dengan menjadikan bertumpah darah, berbangsa, dan berbahasa yang satu sebagai sebuah semangat besar. Dengan Sumpah Pemuda, tumbuh persatuan, nasionalisme, dan rasa kebangsaan yang pada akhirnya para pemuda mempunyai semangat untuk terus memperjuangkan Indonesia. Sumpah pemuda sudah berhasil memporak-porandakan ...
Read more 1

Santri Sebagai Agen Deradikalisasi

Santri Sebagai Agen Deradikalisasi
Narasi
Maraknya aksi-aksi kekerasan, teror, rasisme dan ujaran kebencian yang mengatasnamakan agama akhir-akhir ini, sempat membuat beberapa pihak mempertanyakan eksistensi santri dan sistem pendidikan pesantren. Bertanya dalam konteks ini tentu sesuatu yang logis. Mengingat santri adalah cikal bakal penerus estafet dakwah Nabi, dan pesantren adalah miniatur dari kaum muslimin. Pertanyaan kemudian adalah apakah mungkin santri mempunyai kontribusi dalam membedung radikalisasi? Kalau iya, bagaimana wujud konkritnya? Sebelum menjawab dua pertanyaan serius itu, ...
Read more 0

Mental Memiliki, Kunci Make Indonesia Peaceful Again

Mental Memiliki, Kunci Make Indonesia Peaceful Again
Narasi
Gejala yang muncul akhir-akhir ini adalah adanya sikap menempatkan “Indonesia” di sebuah pojok nan jauh di sana dan lepas dari kesadaran dirinya. Bahkan tidak jarang, sebagian dari generasi milenial menganggap Indonesia sebagai “museum mati” yang hanya dikunjungi ketika dibutuhkan. Sikap seperti ini tentu pada akhirnya akan menimbulkan mental “tidak memiliki.” Mental tidak memiliki merupakan awal dan benih berbagai aksi-aksi terorisme, radikalisme, intoleransi, dan sederet sikap yang bisa merongrong kedamaian bangsa ...
Read more 0