Bulan Februari 2024 adalah bulan demokrasi sekaligus bulan (perayaan toleransi). Karena selain pemilu, di bulan ini ada dua perayaan keagamaan sekaligus. Umat Islam merayakan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW (8/2/24) dan umat Konghucu merayakan Tahun Baru Imlek (10/2/24). Isra’ Mi’raj dan Imlek pada dasarnya dua entitas nilai spiritualitas yang berbeda secara prinsip keimanan. Tetapi, ada bentuk nilai kognitif keduanya yang menjadi titik-temu toleransi di dalamnya. Antara bentuk datangnya kewajiban shalat ...
Read more 0 Sitti Faizah
Sitti Faizah Posts
Di jagat media sosial tengah viral terkait ratusan ulama dan tokoh masyarakat di Jabar memberi fatwa; “Memilih pasangan (……) bagi umat Islam hukumnya wajib”. Fatwa itu disampaikan secara tertulis melalui surat pernyataan secara resmi yang ditandatangani oleh beberapa ulama dan tokoh masyarakat yang ada di Jabar. Klaim “wajib bagi umat Islam memilih (…)” sebetulmya tak berpijak pada dalil apapun. Bahkan secara fiqih, tidak ada konteks hukum darurat yang mendasari kepentingan ...
Read more 0 Demokrasi tidak jauh dari Islam. Di dalam Al-Qur’an, dia adalah sebentuk kata lain (derivasi) dari tradisi musyawarah dalam membangun tatanan sosial-kebangsaan secara bersama. Jadi, perhelatan demokrasi dalam konteks pemilu, itu bukan jalan legitimasi bagi kita untuk terpisah dan saling berpecah-belah meskipun berbeda secara sikap/pilihan politik Menariknya, Al-Qur’an mengajak kita untuk memiliki etika di dalam demokrasi, yaitu etika demokrasi berkeadilan. Tujuannya apa? Demi menguatkan (kesadaran politik) kita yang lebih beradab. Serta ...
Read more 0 Sistem kekhalifahan di masa lalu itu tidak perlu kita agung-agungkan. Dia hanyalah sistem bernegara hasil pikiran/ijtihad di masa itu yang bisa kita kritisi. Seperti yang disampaikan oleh Faraq Fouda dalam Kebenaran yang Hilang. Mengkritik sistem kekhalifahan bukan berarti anti Islam, apalagi dituduh membenci Nabi dan para Sahabatnya. Tetapi mengkritik sebuah realitas bernegara di masa lalu demi membangun sistem bernegara yang jauh lebih baik di era kita hari ini. Faraq Fouda ...
Read more 0 Pola insurgensi ke terorisme merupakan strategi paling transparan dalam merobek NKRI yang tidak bisa kita anggap remeh. Narasi insurgensi disebar dalam bentuk hoax dan fitnah terhadap sistem/situasi pemerintahan yang sah. Pola ini, secara perlahan melahirkan yang namanya “civil distrust” hingga membuat rasa kebangsaan kita menjadi pudar. Ketika masyarakat berada dalam perasaan penuh kebencian dan ingin memberontak. Maka, dari sinilah (nalar terorisme) diberikan sebagai pelampiasan. Dibungkus dengan legitimasi keagamaan seperti jihad/amaliah ...
Read more 0 Cobalah pahami, mengapa propaganda larangan mengucapkan selamat Natal itu terus digaungkan setiap tahun? Padahal, persoalan ini telah terjawab. Bahwa ada subtansi tujuan (membangun keharmonisan) secara sosial di tubuh NKRI yang dapat dirajut melalui sikap saling mengucapkan selamat keagamaan itu. Ucapan selamat keagamaan jelas tidak ada korelasi kognitif dengan runtuhnya iman. Lantas, mengapa propaganda itu muncul setiap tahun? Kalau kita amati, propaganda yang terus berulang ini tampaknya akan menanam watak sentimen. ...
Read more 0 Di Indonesia, akar dari konflik itu selalu dipengaruhi oleh beberapa hal. Seperti kurangnya saling memahami, penuh stereotip, saling curiga dan cenderung saling tuduh satu-sama lain. Kita dipisahkan secara sosial oleh identitas primordial kita masing-masing. Maka, di sinilah pentingnya membangun keterbukaan satu-sama lain. Untuk mengelola perdamaian (multi-identitas) di Indonesia. Guna membunuh segala bentuk (kesalahpahaman) kita dalam memahami serta menyikapi identitas lainnya. 4 tips mengelola perdamaian/persatuan multi-identitas di Indonesia Pertama, Membuang sikap ...
Read more 0 Saya sepakat, hukum Allah SWT di Indonesia perlu ditegakkan. Sebagaimana, ada 4 perilaku yang menyimpang dari hukum Allah SWT di Indonesia yang perlu kita bersihkan. Karena merusak keharmonisan sosial, mengancam stabilitas bernegara kita dan berpotensi memunculkan pertumpahan-darah. Pertama, Tidak patuh pada Ulim Amri/Umara (pemerintah) atau membangkang pada sistem bernegara yang sah. Sebagaimana, banyak orang yang sengaja membenci, tidak patuh pada sistem pemerintahan dan tidak taat pada aturan negara yang sah. ...
Read more 0 Di dalam AL-Qur’an, peran ulama dan umara itu tidak terpisah karena disebutkan dalam satu paket. Seperti di dalam potongan (Qs. An-Nisa:59) “athi’ullaha wa athi’urrasul wa ulil amri mingkum” kata (wa athi’urrasul) sebagai pengidentifikasian ketaatan pada para ulama sebagai (al ulama’ warashatil anbiyah) yaitu pewaris para rasul/nabi dalam membawa ajaran yang rahmatan lil alamin. Peran fundamental ulama dan umara di dalam Al-Qur’an mengacu ke dalam Baldatun Tayyibatun warabun ghafur (Qs. Saba’:34:15). ...
Read more 0 Urgensi Diplomasi Menghentikan Pertumpahan-Darah dan Bagaimana Peran Indonesia dalam Amanat UU 1945?
Barang-kali, kita perlu belajar dari prinsip Nabi dalam menghindari (peperangan dan pertumpahan darah) dengan satu alasan yang lebih diplomatis. Yaitu, Beliau ingin memutus mata-rantai kekerasan dan menghindari tragedi kemanusiaan, sebagai efek buruk dari peperangan itu sendiri. Sebagaimana, terkait konflik Israil-Palestina yang begitu rumit dan kompleks itu. Peperangan dan pertumpahan darah sejatinya tidak akan pernah menyelesaikan konflik yang terjadi di Palestina. Sebab, puluhan tahun kecamuk peperangan, justru melahirkan tragedi-tragedi kemanusiaan yang ...
Read more 0