Jumat, 22 November, 2024
Informasi Damai
Archives by: Suwanto

Suwanto

0 comments

Suwanto Posts

Santri, Benteng Keutuhan NKRI

Maulid dan Semangat Melawan Islamofobia
Narasi
Kalau kita telaah sejarah santri merupakan salah satu entitas penting dalam sejarah panjang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedari perjuangan merebut kemerdekaan, mempertahankannya, pun hingga mengisi kemerdekaan, santri selalu menjadi bagian penting dari pembangunan dan keutuhan NKRI. Kecintaan santri terhadap NKRI tak perlu diragukan lagi. Sebagaimana Muhammadun (2017) mengatakan bahwa bagi santri NKRI ini adalah darus salam, negeri yang damai penuh berkah. Negeri yang sangat nyaman untuk menjalankan ajaran Islam ...
Read more 0

Radikalisme dan Parasit Beragama

Radikalisme dan Parasit Beragama
Narasi
Sejak dulu radikalisme memang selalu menjadi virus parasit dalam tubuh bangsa ini, termasuk dalam kaitannya dengan pemahaman agama. Makanya, jika tidak diantisipasi dan diobati bahayanya sangatlah mengerikan. Seseorang yang terpapar virus radikalisme akan berpandangan taklid buta, fanatik sempit, dan mudah mengkafirkan golongan lainnya yang tidak sepemahaman. Bahkan tidak hanya itu, pemahaman agama yang radikal inilah yang menyebabkan seseorang keliru memaknai jihad, rela mati dengan cara bom bunuh diri. Zuly Qodir ...
Read more 0

Realitas Film “Tilik” dan Khayalan Film “Jejak Khilafah di Nusantara”

Realitas Film “Tilik” dan Khayalan Film “Jejak Khilafah di Nusantara”
Narasi
Setidaknya beberapa pekan terakhir tanah air dihebohkan oleh dua film. Pertama adalah film “Tilik” yang diangkat dari realitas kehidupan masyarakat. Dan kedua adalah film “Jejak Khilafah di Nusantara” yang sejatinya diangkat dari khayalan, fiktif, dan ilusi imajinasi. Film pendek berjudul “Tilik” yang artinya “menjenguk” sedang viral di jagat media sosial. Film yang sebenarnya dirilis pada 2018 dan baru tayang tepat di hari perayaan HUT ke-75 RI (17/8/2020) hingga hari ini ...
Read more 0

Hijrah, Piagam Madinah, dan Rekonsiliasi Kebangsaan

Hijrah, Piagam Madinah, dan Rekonsiliasi Kebangsaan
Narasi
Hijrah menjadi salah satu peristiwa bersejarah bagi umat Islam. Refleksi dari peristiwa agung ini juga beragam tafsirannya. Sebagian umat muslim mengekspresikan secara simbolis sebagai titik balik bermutasi, melangkahkan ke zona wilayah baru. Sebagian yang lain memaknai hijrah sebagai jalan perubahan dari garis demarkasi yang kelam menuju gerbang pencerahan dan semacamnya. Namun yang jelas, momentum hijrah ini memberikan pesan kebangsaan di mana di dalamnya terpatri rekonsiliasi kebangsaan dan toleransi beragama. Nabi ...
Read more 0

Kesiapsiagaan Nasional Melalui Counter Narasi Melawan Radikalisme di Dunia Maya

Kesiapsiagaan Nasional Melalui Counter Narasi Melawan Radikalisme di Dunia Maya
Narasi
Tujuh dekade lebih tonggak awal sejarah negara Indonesia ditancapkan dan diproklamasikan. Gegap gempita kemerdekaan kala itu, terdengar bergemuruh Indonesia merdeka, berdaulat, dan terbebas dari belenggu penjajahan. Dan kini, untuk kesekian kalinya, Indonesia akan merayakan momentum paling bersejarah. Tahun ini, Indonesia genap memasuki Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan yang ke-75. Di usianya yang semakin matang ini, Indonesia terus berbenah meski bergelut dalam belenggu Pandemi Covid-19 dan berbagai problem bangsa yang dari ...
Read more 0

Khilafah dan Generasi Tuna Sejarah

Khilafah dan Generasi Tuna Sejarah
Narasi
Kalau kita telaah ayat-ayat Al-Qur’an dan buka lembaran sejarah Islam tak ada satupun perintah untuk menerapkan sistem pemerintahan tertentu usai Nabi Muhammad SAW wafat. Pun demikian kalau kita kaji secara mendalam berbagai hadist bab Imarah (Pemerintahan), tak akan menemukan kodifikasi terkait dengan sistem pemerintahan. Rasulullah SAW pun tidak pernah menunjuk penggantinya, akan tetapi membiarkan urusan itu diserahkan kepada pilihan umat. Sementara kalau kita tengok sejarah Nusantara, Indonesia terbentuk dari beragam ...
Read more 0

Antropologi Kurban dan Spirit Kebangsaan di Tengah Pandemi

Antropologi Kurban dan Spirit Kebangsaan di Tengah Pandemi
Narasi
Memahami ibadah kurban dirasa perlu banyak pendekatan, diantaranya ialah pendekatan antropologi. Dalam pendekatan ini, lebih khusus antropologi agama kurban merupakan ibadah yang sarat makna. Ibadah kurban tak hanya mampu meningkatkan level spiritualitas kita semata, akan tetapi sekaligus juga memupuk sensitivitas sosial kemanusiaan antar sesama. Bahkan, Muhbib Abdul Wahab (2017) menegaskan bahwa sejatinya kurban merupakan ibadah multidimensi baik dimensi mental spiritual, sosial, edukasional, historical, maupun kultural. Apabila kita lacak historisitasnya, perintah ...
Read more 0

Khilafahisme dan Manusia Tuna Budi di Tengah Pandemi

Khilafahisme dan Manusia Tuna Budi di Tengah Pandemi
Narasi
Pancasila terlahir dari rahim bangsa Indonesia melalui rangkaian perjalanan yang panjang. Pancasila dilahirkan di bumi pertiwi yang bhinneka ini oleh tokoh-tokoh bangsa yang luar biasa hebat. Pancasila dirumuskan oleh para ulama NU, Muhammadiyah, Syarikat Islam bersama dengan tokoh-tokoh nasionalis religius pada 1945 silam. Dari sini, kita tahu bahwa tidak ada satupun tokoh khilafahis punya andil terhadap proses perumusan Pancasila Pun jikalau kita kuliti sejarah nusantara lebih dalam, membuka lembar demi lembar ...
Read more 0

Peran Dai Milenial 4.0 Mengeliminasi Kelas-Kelas Online Radikalisme

Peran Dai Milenial 4.0 Mengeliminasi Kelas-Kelas Online Radikalisme
Narasi
Telah kita ketahui bersama bahwa dai milenial sangat identik dengan media sosial. Hal ini tentunya sangat strategis untuk menggebuk kehadiran kelas-kelas online radikalisme di dunia maya. Apalagi, seiring gelombang pandemi Covid-19, pergerakan oknum penebar virus radikalisme dan takfirisme justru kian masif di ruang-ruang virtual. Karenanya, penting digencarkan berbagai program menanamkan moderasi Islam dan nilai-nilai Pancasila baik oleh elemen instansi kementerian agama, tokoh-tokoh agama, maupun organisasi keagamaan, terlebih dai milenial moderat ...
Read more 0

Menjadi Indonesia, Menjadi Manusia Pancasila

Menjadi Indonesia, Menjadi Manusia Pancasila
Narasi
Sukarno pernah berujar bahwa Pancasila sebagai philosofische gronslag atau weltanschauung, yaitu Pancasila sebagai fundamen, filsafat, pikiran, jiwa, dan hasrat yang menyatu dalam kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan sebagai “jembatan emas” yang dikiaskan Sukarno tak akan dapat terwujud tanpa adanya pengamalan lima sila, Pancasila. Moh. Mahfud MD dalam Kongres Pancasila 30 Mei 2009 di Yogyakarta juga pernah berujar bahwa tanpa adanya Pancasila, kita kehilangan hakikat dan identitas sebagai satu bangsa. Tanpa keberadaannya pula, ...
Read more 2