Kondisi bangsa Indonesia sekarang ini ibarat gelas yang telah retak, apabila kita tidak dapat menjaganya, gelas tersebut akan pecah bereping-keping. Namun, apabila kita mampu menjaganya, setidaknya gelas retak tadi dapat bertahan atau bahkan bisa diperbaiki kembali. Begitu juga dengan masalah terorisme. Terorisme merupakan masalah serius yang dihadapi oleh negara sepenjuru dunia tak terkecuali Indonesia. Kondisi Indonesia masih rentan dengan gerakan radikal. Tentu kita masih ingat berbagai tragedi bom yang melanda ...
Read more 0 PMD
PMD Posts
Tradisi keilmuan dan intelektual Islam punya ciri sangat khas. Kekhasan itu terletak pada sistem sanad alias mata rantai keilmuan. Mata rantai ini menghubungkan seorang murid kepada gurunya, lalu ke gurunya guru, dan terus bersambung hingga Nabi Muhammad. Mata rantai menjamin otentisitas dan orisinalitas keilmuan, sejak disampaikan lewat pewahyuan kepada Nabi hingga umatnya nanti di akhir zaman. Tidak heran jika banyak ulama besar di dunia Islam –bahkan di masa sekarang- memiliki mata rantai ...
Read more 0 Buku ‘Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat’ yang ditulis seorang akademisi Belanda, Martin Van Bruinessen, mengupas secara apik salah satu khazanah keilmuan khas kaum santri. Baginya, kitab kuning dan lingkungan di sekitarnya (pesantren dan tarekat) bukan ‘teks mati’ yang tidak memiliki relasi sosial dan kebudayaan. Dia membuktikan bahwa keilmuan keislaman Indonesia ala pesantren tradisional memiliki korelasi sosial dengan kebudayaan Islam di seluruh dunia. Keterbukaan dan sikap moderat yang dilakukan ulama Indonesia ...
Read more 0 Nasionalisme bagi kita merupakan kata yang sudah tidak asing lagi, di tengah kehidupan masyarakat Indonesia. Nasionalisme harus ada pada suatu kelompok, karena ia sebagai penyokong adanya identitas suatu kelompok yang menjamin keberadaan kelompok tersebut. Semangat nasionalisme di Indonesia, telah dibuktikan dengan adanya sumpah pemuda yang dilakukan oleh pemuda-pemudi Indonesia pada tanggal 28 oktober 1928 yaitu dengan mengakui, satu tanah air Indonesia, satu bangsa Indonesia, dan satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. ...
Read more 0 Semalam saya diundang Pusat Studi Pesantren (PSP) untuk berbicara dan memandu diskusi dengan beberapa puluh santri terkait ‘Islam dan Kekerasan’. Awalnya tema ini sempat mengejutkan saya, karena tema itu seakan mengasumsikan adanya korelasi antara Islam sebagai agama dan kekerasan sebagai aksi beragama. Tentu saja asumsi itu tidak bisa diterima meski tak jarang faktanya kekerasan berbasis agama itu seringkali muncul. Di forum itu pertama kali saya mengingatkan kepada peserta diskusi tentang ...
Read more 0 Satu ketika dalam pengajian di sebuah komplek perumahan guru saya pernah ditanya, “Ustadz, kenapa tidak sedikit orang yang baru belajar Islam dan mengenal agama justru menjadi ‘garis keras’?” Dalam benak saya saat itu ada banyak jawaban ilmiah-sosiologis yang bisa diungkapkan. Namun, saya berfikir untuk menjawab pertanyaan itu dengan hal yang sudah akrab di telinga audiens kala itu. Ya, karena audiens saya itu para guru sekolah, maka saya akan menjawab dari ...
Read more 0 Beberapa hari paska serangan teroris di Jakarta, sejumlah media atau situs radikal memuat berbagai analisa soal peristiwa itu. Yang paling menonjol adalah utak-atik-gatuk soal tuduhan adanya konspirasi dalam kejadian itu. Memang bukan hanya media atau situs radikal saja yang memuat analisa itu, media nasional mainstream pun melakukan hal sama. Hanya bedanya, media nasional mainstream melakukan cover both sides dengan menurunkan artikel secara utuh sejak peristiwa terjadi dan bantahan pihak aparat ...
Read more 0 Dalam literatur bahasa Arab, terma jihaad berasal dari kata kerja jahada-yajhadu. Dari kata ini lahirlah kata benda (mashdar) jahd dan juhd. Sementara pakar bahasa dan sastra Arab, Ibn Manzhur dalam Lisannul ‘Arab, mendefinisikan jahada-yajhadu-jahd (dengan konsonan fathah ‘a’ pada jahd) dengan kemampuan (thaqah). Sedangkan susunan kata jahada-yajhadu-juhd (dengan konsonan dhommah ‘u’ pada juhd) berarti rintangan (masyaqqah). Dua kata yang memiliki makna berbeda tersebut sesungguhnya memiliki makna yang sangat berdekatan. Bukankah ...
Read more 0 Aksi terorisme kembali terulang di bumi Indonesia. Sejumlah bom secara massif meledak dan menimbulkan korban jiwa. Masyarakat pun dibuat ketakutan, khawatir aksi itu bukan akhir sebuah teror. Jangan-jangan –na’udzu billahi min dzalik– aksi tersebut baru permulaan. Tentu saja kekhawatiran ini mendasar. Bagi bangsa Indonesia, aksi terorisme dalam dua dasawarsa terakhir bukanlah barang baru. Sejak bom natal pada tahun 2000, tak hanya sekali dua kali rakyat terancam dan ketakutan. Bom-bom berskala ...
Read more 0 Mengaji adalah sinonim dari kata belajar. Entah mulai sejak kapan istilah ini resmi dan populer digunakan. Karena nampaknya kata ini tidak memiliki verb tunggalnya dalam bahasa Indonesia. Banyak orang menduga istilah ini berawal dari kata kerja ‘Kaji’ yang jika diberi imbuhan ‘meng’ atau ‘peng-an’ akan menjadi ‘mengkaji’ dan ‘pengkajian’. Dengan teori imbuhan itu, semestinya kata ‘aji’ adalah verb tunggal dari istilah ‘mengaji’ atau ‘pengajian’. Namun arti ‘aji’ itu sendiri tidak ...
Read more 0