Jumat, 26 April, 2024
Informasi Damai
Archives by: Heru harjo hutomo

Heru harjo hutomo

0 comments

Heru harjo hutomo Posts

Wage Pungkasan dan Lebaran

Wage Pungkasan dan Lebaran
Kebangsaan
Pasar iku Aweh pasemoning laku Begalaning marga Marganing sang pramana Panon Hyang Manon Memanoning pyambaknya —Heru Harjo Hutomo. Dalam perspektif budaya Jawa, Ramadan dan lebaran pada dasarnya adalah sebentuk prosesi yang saling berkaitan. Setelah sebelumnya melalui bulan Syaban, yang di Jawa disebut sebagai bulan Ruwah di mana orang-orang Jawa memiliki tradisi untuk berziarah dan membersihkan makam para leluhurnya, pengolahan diri yang dilakukan pada bulan Ramadan akan bersambung pada perayaan akan ...
Read more 0

Bulan Suci, Pekan Suci, dan Toleransi

Bulan Suci, Pekan Suci, dan Toleransi
Narasi
Iman adalah suatu hal yang sepertinya selalu mengelak dari jeratan nalar. Dan filsafat, celakanya, hidup karena jeratan itu, kategorisasi. “Berpikir adalah mengkategorisasi,” ucap Aristoteles. Atas dasar itulah kemudian sejarah agama adalah juga sejarah tentang membilang yang tak terbilang, membentuk yang tak berbentuk. Alasan orang berlapar-lapar dan berdahaga ria di bulan Ramadhan konon adalah dalam rangka mendidik diri, bahwa terdapat kenyataan beserta segala konsekuensinya yang berlebih dari sekedar kenyataan dan kenikmatan ...
Read more 0

Ramadhan dan Jiwa-Jiwa yang Toleran

Ramadhan dan Jiwa-Jiwa yang Toleran
Narasi
Bulan Ramadhan pada dasarnya adalah sebuah kondisi dimana, konon, orang mengaji dan mengkaji kembali agama Islam dari ranting, dahan, batang, akar, dan bahkan bijinya. Tentu, metafora kayon ini lebih tepat dikenakan pada wilayah keimanan atau keyakinan yang konon lebih tinggi derajatnya daripada wilayah keislaman dalam hierarki Islam-Iman-Ihsan. Dalam literatur sufisme, lambang dan istilah kayon atau gunungan dikenal sebagai sajaratul yaqin atau bahkan sajaratul ma’rifat. Ketika Islam dikaji kembali dengan kacamata ...
Read more 0

Menjadi Bayi: Puasa dan Transformasi Diri

Menjadi Bayi: Puasa dan Transformasi Diri
Narasi
Ada satu rumus yang menyatakan bahwa semakin lemah fisik manusia, maka akan semakin menguat sisi batiniyahnya. Dari berbagai kebudayaan yang ada, sepertinya rumus inilah yang melatari pula perjalanan agama atau khususnya para pemukanya. Tak kurang dari Siddharta, yang meninggalkan segala statusnya di dunia, Yesus, yang konon terang-terangan mengutamakan jiwa dengan titik-berat etika “emas”-nya, hingga Muhammad yang konon selalu memilih jalan tengah dalam setiap persoalan yang dihadapi. Dalam banyak tradisi spiritual ...
Read more 0

Membilas Busa-Busa Pemberontakan

Membilas Busa-Busa Pemberontakan
Narasi
Pemberontakan pada dasarnya adalah salah satu faktisitas manusia, yang merupakan cara beradanya. Demikianlah tali simpul yang dapat ditarik dari seorang Albert Camus. Sastrawan Perancis peraih nobel sastra ini, yang seusai itu meninggal karena mobilnya menabrak sebuah pohon, memilah pemberontakan manusia menjadi pemberontakan metafisik dan pemberontakan historis. Sebagaimana laiknya para eksistensialis, Camus menitikberatkan pula pada aksi daripada refleksi. Tilikannya pada tema pemberontakan tak dapat dilepaskan dari asumsi besar eksistensialisme bahwa yang ...
Read more 0

Agama, Seni, dan Budi Pekerti

Agama, Seni, dan Budi Pekerti
Narasi
Terdapat suatu masa dimana banyak orang tiba-tiba, yang tentu saja dengan perjuangan berat, menentukan jalan sendiri di samping dunia keagamaan yang telah dilakoni oleh para kerabatnya. Agama memang tak selamanya dapat ramah terhadap lika-liku kehidupan duniawi. Bukankah banyak dalil-dalil keagamaan yang memandang rendah dunia dan segala pernak-perniknya, bahwa dunia itu adalah seperti halnya bangkai kambing, seumpamanya? Dalam menghadapi gelombang “biru” atau juga gelombang “putihan” itu, yang sama mengagendakan kehidupan religius ...
Read more 0

Telat Zaman dan Krisis Kebudayaan

Telat Zaman dan Krisis Kebudayaan
Kebangsaan
Bangsa Nusantara mewarisi bermacam cara untuk mendewasakan diri mereka. Kedewasaan diri memang sebentuk ukuran yang tak pernah sama. Dalam setiap kebudayaan tentu memiliki ukuran masing-masing menyangkut kedewasaan diri seseorang. Ada satu istilah di Jawa yang disebut sebagai perilaku “sor pageran” atau “ngisor pager” yang melukiskan karakter orang yang tak pernah mengenal bangku pendidikan: kasar, goblok, songong, penggunaan otot lebih dominan dibanding otak, dan tentu saja kekerasan dianggap sebagai satu-satunya cara ...
Read more 0

Kemutlakan Politik, Kenisbian Agama

Kemutlakan Politik, Kenisbian Agama
Narasi
Frederick Wilhelm Nietzsche barangkali adalah salah satu pemikir yang pertama kali menyingkapkan bahwa politik adalah sebentuk daya hidup. Tentu, politik di sini adalah berkaitan dengan bagaimana manusia memberdayakan dirinya. Dalam konsep der Wille zur Macht, pada dasarnya Nietzsche meletakkan politik sebagai sebentuk azas kehidupan. Maka, dalam perspektif Nietzschean ini, politik dengan segala permainannya bersifat mutlak. Michel Foucault kemudian membawa politik dalam perspektif Nietzschean tersebut dengan lebih rinci. Ia laksana udara ...
Read more 0

Khilafah dan Pelepasan

Khilafah dan Pelepasan
Narasi
Ketika ideologi telah banyak dinyatakan mati, atau setidaknya tak lagi menggairahkan untuk menjelaskan dan mengarahkan kehidupan, Pancasila masih dapat bertahan sebagai sebuah kerangka pikir (Membekap Ideologi, Menyingkap Nalar, Heru Harjo Hutomo, https://jalandamai.org). Kematian ideologi merupakan tema besar di ranah pemikiran poststruktural yang secara simbolik ditandai dengan runtuhnya Tembok Berlin dan bubarnya Uni Soviet pada tahun 1989. Tentu saja dalam peristiwa sejarah itu ideologi identik dengan fasisme dan kemudian komunisme. Istilah ...
Read more 0

Politik (Tanpa) Identitas?

Politik (Tanpa) Identitas?
Narasi
Jean-Francoise Lyotard, pada dekade 70an, menerbitkan sebuah hasil kajian yang konon dianggap sebagai tonggak akhir peradaban modern dan lahirnya peradaban postmodern secara filosofis dan kebudayaan. Secara politis, kondisi postmodern ditandai oleh beberapa fenomena semisal kematian ideologi yang dikategorikannya sebagai sebentuk metanaratif, atau narasi agung yang terbukti sama sekali tak menjawab kebutuhan kongkrit manusia. Kematian ideologi sebagai metanaratif ini kemudian melahirkan aspirasi-aspirasi sosial-politik yang dirasa lebih menjawab persoalan daripada aspirasi-aspirasi yang ...
Read more 0