Dengan menggebu-gebu seorang juru kampanye mengutip ayat untuk menjustifikasi kebenaran pilihan calon pemimpinnya. Tidak lupa ia pun memberikan fatwa kewajiban memilih sang calon dan haram hukumnya jika calonnya kalah. Ayat-ayat pun bertebaran seolah ini adalah bagian dari ceramah agama. Kontestasi politik lima tahunan menjadi ajang perang yang melibatkan emosi keagamaan. ...
Read more 0 Beberapa hari lalu saya menemukan arsip lembaran opini Kompas, Senin, 28 September 2015. Potongan koran itu berisi opini Asep Salahudin berjudul Mendidik Elit atau Rakyat. Opini dosen Universitas Pasundan Bandung itu masihlah sangat layak direfleksikan kembali di momen politik ini. Menurutnya, perbedaan gagasan dan laku politik itu adalah hal biasa ...
Read more 0 Dahulu pemilu cenderung hanya dianggap sebagai rangkaian seremonial lima tahunan yang berfungsi untuk meraih dan mempertahankan kekuasaan semata. Memasuki era reformasi, pemilu dilihat sebagai mekanisme partisipasi warga negara, kebebasan bersuara, dan mengoptimalkan demokrasi. Di era digitalisasi informasi, pemilu berubah menjadi lahan produksi sentimen dan sarana untuk meruncingkan tensi identitas. Ada dua ...
Read more 0 Bahaya sakralisasi pilihan politik menjadi perhatian serius dalam konteks demokrasi, terutama ketika melihat pengalaman Pilkada DKI dan Pilpres 2019. Fenomena ini muncul ketika pemilihan politik dianggap sebagai sesuatu yang suci dan tak tergoyahkan, sehingga masyarakat cenderung mengabaikan rasionalitas dan kritisisme. Pada Pilkada DKI, terlihat bagaimana pendukung saling berhadapan tanpa mempertimbangkan ...
Read more 0 Romo Magnis Suseno, rohaniwan dan pengajar filsafat pernah menulis di sebuah media massa, “Pemilu itu bukan untuk memiliki yang terbaik, namun untuk mencegah yang terburuk berkuasa”. Kalimat yang sempat viral di tahun 2019 menyiratkan pesan bahwa semua kandidat pemimpin itu punya sisi kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Maka, para pemilih hendaknya ...
Read more 0 Kontestasi politik sering kali menjadi momen yang menegangkan, baik bagi para politisi maupun masyarakat luas. Setiap pemilu atau pemilihan umum membawa harapan perubahan bagi sebagian orang, tetapi juga menjadi sumber kekhawatiran bagi yang lain. Di tengah-tengah situasi ini, provokasi kerap muncul, baik secara langsung maupun tidak langsung. Provokasi bisa berbentuk ...
Read more 0 Sebuah kontestasi politik, dari setingkat pilkades hingga pilpres, umumnya memang membawa sebentuk penyisihan akal sehat. Fenomena ini sebenarnya tak hanya terjadi di Indonesia belaka. Dalam sejarahnya, Hitler dengan Nazi-nya juga membawa sebentuk penyisihan akal sehat, dimana oleh Arendt diungkapkan bahwa irasionalisme memang lekat dengan otoritarianisme dan totalitarianisme. Memang terlalu mengada-ada ...
Read more 0 Jangan fanatik buta dan jangan berpecah belah karena perbedaan pilihan politik adalah pesan yang sangat relevan dalam konteks kehidupan masyarakat modern. Ketika kita berbicara tentang politik, seringkali emosi dan ketegangan muncul sebagai akibat dari perbedaan pandangan dan pilihan politik. Penting untuk diingat bahwa perbedaan ini adalah bagian alami dari demokrasi, ...
Read more 0 Pemilihan umum (Pemilu) adalah momen penting dalam kehidupan demokratis suatu negara. Pemilu merupakan tonggak demokrasi yang menjadi medan pertempuran gagasan dan kepentingan. Namun, dalam konteks persaingan yang tidak matang, kontestasi politik bisa menjadi ladang subur bagi tumbuhnya bibit radikalisme dan intoleransi. Kontestasi politik dalam Pemilu yang meniscayakan pertemuan kepentingan yang ...
Read more 0 Mengantisipasi segregasi dan sentimen keagamaan dalam konteks politik sangat penting untuk menjaga stabilitas sosial, keadilan, dan integritas demokrasi. Terlepas dari kompleksitas tantangan tersebut, upaya pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk mengimplementasikan program deradikalisasi telah membawa perubahan signifikan dalam pandangan dan perilaku mantan narapidana teroris. Program deradikalisasi, yang ...
Read more 0