Senin, 6 Mei, 2024
Informasi Damai
Archives by: Heru harjo hutomo

Heru harjo hutomo

0 comments

Heru harjo hutomo Posts

Khilafah dalam Kerangka Rosing Rasa

Khilafah dalam Kerangka Rosing Rasa
Narasi
Khilafah, seperti halnya tetk-bengek kebudayaan Islam yang tak mutlak dapat dilepaskan dari wadah ke-“Arab”-annya, merupakan hal yang tak dapat begitu saja terimplementasikan dengan tepat di Nusantara. Orang-orang Nusantara, terutama orang-orang Jawa, memiliki kriteria tersendiri untuk menampik ataupun menerima sebuah keyakinan dan pandangan hidup tertentu. Bagaimana pun khilafah adalah sebuah gagasan yang tak munkin dilahirkan oleh rahim kebudayaan Nusantara ataupun Jawa pada khususnya. Maka dalam terang inilah ketika saya menyatakan bahwa ...
Read more 0

Ekspansi danToleransi di Tengah Pandemi

Ekspansi danToleransi di Tengah Pandemi
Narasi
Ingkang lumrah ing mangsa puniki Mapan ki guru kang golek sabat Tuhu kuwalik karepe Kang wis lumrah karuhun Jaman kuna mapan ki murid Ingkang padha ngupaya Kudu anggeguru Ing mengko iki ta nora Kyai guru naruthuk ngupaya murid Dadia kanthinira —Serat Wulangreh Pagebluk Corona yang sudah terjadi lebih dari setahun ini rupanya juga menyingkapkan fenomena lain yang menggelikan. Nietzsche, salah satu pemikir yang pernah menyingkapkan kemunafikan manusia, mengungkapkan bahwa kehendak ...
Read more 0

Hikayat Kalah Ganteng

Hikayat Kalah Ganteng
Narasi
Ujaring panitisastra Awewarah asung peling Samangsa keneng musibat Wong hambeg jatmika kontit Mengkono yen niteni Pedah apa amituhu Pawarta lolawara Mundhak angreranta ati Angurbaya ngiketa cariteng kuno —Serat Kalatidha, Ronggawarsita Wabah Corona yang hampir dua tahun ini menjadi fenomena tersendiri dalam kehidupan sebagian besar orang, telah mengubah banyak tatanan yang sebelumnya seolah berjalan secara mapan. Tak kurang dari dunia politik, ekonomi, budaya, pendidikan, dan bahkan agama terpaksa menyesuaikan diri dengan ...
Read more 0

Geliat Ekor yang Seturut dengan Kepala

Geliat Ekor yang Seturut dengan Kepala
Narasi
Dari khazanah sufisme cukup banyak ditemukan kisah-kisah yang seolah tak lazim dilakukan oleh orang-orang yang beragama. Entah kenapa citra agama selalu saja mesti berbalut dengan ideal kesucian, atau setidaknya, kepatutan. Hal ini, saya kira, jelas tak ada sandarannya sama sekali dalam syari’at sejauh ia dimaknai sebagai seperangkat tata aturan. Tapi agama, dalam hal ini Islam, rupanya juga memberi ruang pada perspektif non-syari’at sebagai sandaran untuk bersikap atau melakukan sesuatu sehingga ...
Read more 0

Corona, Radikalisme-Terorisme, dan Pendekatan Semesta

Corona, Radikalisme-Terorisme, dan Pendekatan Semesta
Narasi
Telah lama saya mencatat bahwa persoalan radikalisme-terorisme kontemporer di Indonesia sudah menjadi habitus (Hikayat Binatang Beragama, Heru Harjo Hutomo, https://jalandamai.org). Dengan demikian, ia tak lagi berkaitan dengan mindset semata. Habitus di sini lebih saya maknai sebagai kondisi mental yang dapat timbul-tenggelam laiknya sinyal ponsel atau internet. Maka, begitu “lancar” sinyal itu, berbagai jejaring yang sebelumnya sudah ada akan langsung terhubung dan tinggal menunggu momen yang tepat untuk bergerak. Persoalan ideologi ...
Read more 0

Letak Kritik dalam Konsep Hikmat Kebijaksanaan

Letak Kritik dalam Konsep Hikmat Kebijaksanaan
Narasi
Demokrasi di Indonesia, ketika kita meniliknya dari Pancasila, ternyata tak sekedar sebuah sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dimana rakyatlah pada akhirnya yang memutuskan segala hal yang berkaitan dengan dirinya. Ideal dari demokrasi semacam ini pada dasarnya tak menghendaki pemerintah untuk turut menentukan nasib rakyatnya. Ia hanya berfungsi sebagai fasilitator belaka. Tapi tentu, demokrasi semacam ini menuntut keberdayaan dan kedewasaan rakyatnya untuk terwujud. Adagium yang lekat dengan ...
Read more 0

Relasi Ulama-Umara: Berkaca Pada Tata Mandala

Relasi Ulama-Umara: Berkaca Pada Tata Mandala
Narasi
Menelisik relasi antara ulama dan umara di Indonesia adalah laiknya menelisik hubungan antara agama dan negara. Indonesia memang bukanlah negara agama, tapi berbagai aspirasi yang meninggikan agama di atas negara pernah beberapa kali menghiasi perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Dari mulai DI/TII, NII hingga demam khilafah seperti membelalakkan mata kita pada kenyataan bahwa konsensus tentang Indonesia sebagai bukan negara agama hanyalah di atas kertas belaka. Pancasila dan UUD 1945 pada dasarnya ...
Read more 0

Palestina dan Merpati yang Terbang Meninggi

Palestina dan Merpati yang Terbang Meninggi
Narasi
Ada sebuah fragmen yang menarik ketika Sunan Kalijaga, yang saat itu lebih dikenal sebagai Syekh Malaya, hendak menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Maulana Maghribi, yang saat itu hadir laiknya Nabi Khidhir, mengingatkannya bahwa putra Tumenggung Sahur itu terlalu jauh seandainya hendak pergi ke Mekkah. Justru, ketika Jawa hendak ditinggalkannya akan menjadi “kafir.” Memang, tak ada catatan yang pasti bahwa Sunan Kalijaga pernah pergi berhaji. Tapi Serat Seh Malaya, yang menceritakan ...
Read more 0

Menghayati Fitri

Menghayati Fitri
Narasi
Banyak hal yang akan menjadi terang ketika kita memahami istilah-istilah yang digunakan untuk merujuknya. Tak sekedar merujuk pada peristiwanya, tapi istilah-istilah itu adalah sekaligus juga substansinya. Di Jawa, idul fitri diungkapkan dengan banyak istilah: Bada, Riyaya, Riyadin, dan Ariyadi. Memang, sama sekali tak ada konotasi kesucian pada istilah-istilah Jawa itu sebagaimana istilah fitri pada idul fitri. Istilah “Bada”lebih mengacu pada kronologi waktu dimana peristiwa itu terjadi sesudah “Pasa”atau puasa. Sementara ...
Read more 0

Zaman Kebatinan: Menyimak Puasa di Era Disrupsi Informasi

Zaman Kebatinan: Menyimak Puasa di Era Disrupsi Informasi
Narasi
Al-Ghazali, barangkali, adalah salah satu sufi yang paling saya gemari—meskipun saya bukanlah seorang yang ahli mengenai karya-karyanya. Sebermulanya ia saya anggap sufi yang biasa-biasa saja. Tak ada sesuatu yang fenomenal dari kehidupannya. Dengan kata lain, ia memang tipikal seorang “pencari” yang prosesnya berlangsung setahap demi setahap. Namun, justru karena “kelaziman” itulah ia, dalam terang Ibn ‘Athaillah, seakan dapat dianggap orang yang sangat paham akan kondisi rohani manusia. Tak ada catatan ...
Read more 0