Ihwal UU Cipta Kerja yang disahkan DPR pada tanggal 5 Oktober lalu menjadi gaduh tidak hanya di media sosial, namun juga gaduh dan riuh di kehidupan nyata. Beragam penolakan dilakukan oleh mahasiswa, buruh dan masyarakat sipil lainnya. Demonstrasi pun mengemuka di banyak wilayah di Indonesia. Hanya saja, dalam aksi demonstrasi tersebut, marak terjadi aksi-aksi anarkis yang dianulir dilakukan oleh provokator yang sengaja menunggangi aksi agar dapat berbuat tindakan-tindakan radikal dan ...
Read more 0 Damai
Demonstrasi dan Pentingnya Tradisi Demokrasi Santun Baru-baru ini berbondong-bondong mahasiswa, buruh dan rakyat sipil di hampir seluruh wilayah di Indonesia melakukan demonstrasi menolak UU Omnibus Law tentang Cipta Kerja. Mereka menilai, terjadi kecacatan dalam prosedur pembahasan UU dan memiliki pasal-pasal yang berpotensi merampas hak-hak kalangan buruh dan menimbulkan kerusakan lingkungan karena kemudahan izin pembukaan lahan dalam usaha. Di banyak tempat, demonstrasi diwarnai dengan kericuhan serta aksi pengrusakan fasilitas umum, tempat ...
Read more 0 Sejatinya, berbagai iklim kekacauan yang melanda negeri ini, entah dalam skala nasional atau regional, tidak bisa lepas dari berbagai narasi-narasi yang dibangun untuk melancarkan berbagai aksi radikal dan anarkis. Di balik semua itu, tentu ada pihak-pihak yang memberikan sokongan dana yang besar. Bisa dibilang, jika suatu daerah telah larut dalam chaos dan intrik politik yang panas, di situlah para ‘penunggang’ mulai melancarkan aksi, sehingga apa yang diinginkan ‘penunggang’ tersebut, bisa ...
Read more 0 RUU Omnibus law atau Cipta Kerja yang baru saja disahkan bersama oleh pemerintah dan DPR RI pada Senin (5/10) lalu menuai banyak penolakan dari masyarakat. Terlepas dari alasan dan apa motif semua dibalik pengesahan RUU itu, ada satu hal yang tak boleh luput dari perhatian rakyat, yakni mewaspadai adanya penumpang gelap/penyusup yang acapkali memboncengi aksi massa seperti penolakan UU Omnibus Law. Indikator adanya penumpang gelap dalam aksi yang melibatkan banyak ...
Read more 0 Polemik terkait pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja bereskalasi menjadi aksi demonstrasi jalanan yang diikuti oleh mahasiswa, buruh dan elemen gerakan sipil lainnya. Namun, patut disayangkan bahwa di sejumlah daerah, aksi itu berakhir dengan kericuhan. Bentrok massa dan aparat keamanan serta perusakan fasilitas umum menjadi pemandangan yang memilukan. Seperti halnya perang, tidak ada yang diuntungkan karena yang kalah hanya akan jadi arang dan yang menang akan berakhir sebagai abu. Sebuah ...
Read more 0 Di tengah moment hiruk-pikuk perihal penolakan RUU Cipta Kerja yang begitu banyak “aktor” perusuh yang selalu memprovokasi untuk berbuat anarkisme para demonstran. Mereka seolah dihilangkan watak kebebasan demokrasi-nya. Karena secara kualitas di dalam melakukan aksi yang seharusnya menyampaikan aspirasi dalam tujuan untuk membela hak dan kepentingan masyarakat. Kini justru tindakan-tindakan anarkis dengan cara merusak lingkungan dan membakar sesuatu yang mereka inginkan dalam bentuk “protes” itu dianggap sebagai kebenaran demokrasi. Hal ...
Read more 0 Sebenarnya produksi dan konsumsi masyarakat terhadap isu PKI bukanlah hal yang baru. Bahkan isu ini kerap membanjiri lini massa seperti di media sosial dan ruang publik lainnya. Tidak hanya ketika di bulan September saja isu ini menggelinding begitu deras di tengah-tengah masyarakat, melainkan pada momen-momen pilkada atau pilpres isu ini juga santer dimunculkan (kembali) oleh pihak tertentu. Fenomena itu lantas memberikan gambaran kepada rakyat Indonesia bahwa PKI masih (belum) mati. ...
Read more 0 Bulan September bagi masyarakat Indonesia identik sebagai bulan komunisme. Sejak awal hingga penghujung bulan, nyaris semua ruang publik kita diokupasi oleh isu komunisme. Fenomena ini tentu terkait dengan momentum pecahnya Gerakan 30 September 1965 yang menewaskan 8 jenderal TNI dan satu perwira Polri. Peristiwa yang terjadi 50 tahun lalu itu sampai sekarang masih terus didaurulang dan disajikan dengan beragam tambahan narasi. Salah satu narasi paling mainstream ialah propaganda bahwa komunisme ...
Read more 0 Sejak awal, konsensus yang dibangun Indonesia adalah kesepakatan (ijma’) dengan sistem dan cara berpikir yang moderat. Kesepakatan Indonesia tidak ekstrem kanan, yang meletakkan kebebasan individu sebagai dasar (liberal). Juga tidak ekstrem kiri, yang menjadikan kemasyarakatan sebagai simbol kebebasan, yang berujung pada otoritarianisme penguasa (komunis). Konsensus Indonesia berada di tengah-tengah, menjadikan manusia sebagai makhluk hidup penuh hikmah-kebijaksanaan. Jika liberalisme memiliki falsafah manusia sebagai individu yang bebas. Komunisme meneguhkan kerakyatan sebagai komponen ...
Read more 0 Perjuangan berat mengisi kemerdekaan salah satunya terkait upaya menyelematkan bangsa dari bahaya laten radikalisme. Kunci penyelamatan adalah implementasi nilai-nilai Pancasila. Setiap tanggal 31 Oktober menjadi momentum yang mendorong spirit anak bangsa guna selalu menjaga kesaktian Pancasila. Manifestasi spirit tersebut salah satunya melalui bela negara. Program bela negara dimaksudkan untuk meningkatkan kedisiplinan generasi muda di Indonesia. Bela negara strategis sebagai upaya memperkokoh dan menjaga kesatuan nasional. Meskipun demikian ada yang berpendapat ...
Read more 0