Sabtu, 23 November, 2024
Informasi Damai
islam

islam

Agama, Sumber Perpecahan atau Alat Pemersatu?

Berbeda Iman dalam Pertemanan, Kenapa Tidak?
Narasi
Sebagaimana judul tulisan di atas yang diakhiri dengan tanda tanya, isi tulisan ini pun akan lebih banyak mengajak kita bertanya, lebih tepatnya melakukan refleksi ke dalam diri sendiri. Barangkali memang benar bahwa sebagian besar dari kita beragama karena keturunan. Saya menjadi muslim lebih karena orang tua saya muslim. Orang tua saya muslim karena kakek-nenek saya seorang muslim. Sesederahana itulah identitas agama melekat di diri saya. Jutaan umat beragama mengalami pengalaman ...
Read more 0

Agama Bukan Alat Memecah Belah Persatuan dan Berbuat Kerusakan

Salah satu motivasi terbesar ketika Bom Bali meledak di Indonesia yang diklaim oleh pelaku dan simpatisannya saat itu sebagai jihad adalah sebagai bentuk balas dendam terhadap para korban di Palestina. Beginilah bentuk narasinya: korban bom Bali belum seberapa dengan penderitaan rakyat Palestina. Jadi bom yang mereka katakana jihad adalah balas dendam ? Dan tidak melihat korbannya siapa, yang penting untuk Palestina. Gerbong kelompok kejahatan dan teroris yang memakai nama islami Mujahidin Indonesia Timur (MIT) juga berteriak lantang sebagai aksi balas dendam atas penderitaan umat Islam dalam konlik Poso dan Ambon. Banyak umat Islam menjadi korban dari konflik yang mempertemukan antara penganut Islam dan Kristen. Lalu, artinya kekerasan sampai saat ini adalah jihad untuk balas dendam? Pada tahun 2000-an banyak sekali Bom meledak di Indonesia dari bangunan yang merepresentasikan Barat hingga gereja yang tentunya korbannya adalah masyarakat yang tidak berdosa itu dimaknai sebagai jihad untuk balas dendam terhadap perang Barat di negara Islam. Semangat balas dendam ini misalnya terungkap dalam penelitian lama tahun 2012 yang dilakukan oleh teman-teman INSEP dan Mabes Polri terhadap pelaku teror. Balas dendam menempati urutan ketiga sebagai motivasi selain karena ideologi jihad dan solidaritas komunal. Menarik kalau kita telisik kembali bahwa dalam benak pelaku teror dan mereka yang mengklaim jihad itu adalah bentuk balas dendam terhadap kekejaman yang dilakukan oleh musuh. Lalu, ekspresi balas dendam ini diwujudkan dalam bentuk kekerasan bukan terhadap musuh yang mereka asumsikan tetapi kepada masyarakat yang tak berdosa; orang tua, perempuan bahkan anak kecil. Jika umat Islam memahami betapa dalam perang pun Rasulullah mempunyai akhlak yang sangat mulia. Pesan Rasulullah terhadap para pasukannya dalam peperangan untuk tidak membunuh para pendeta, orang tua, anak-anak, perempuan, dan tidak merobohkan bangunan suci. Bahkan tidak boleh menebang pohon. Betapa nyawa dalam perang pun sangat diperhitungkan oleh Rasulullah. Lalu, kenapa jihad menjadi sangat disalahartikan dengan pembunuhan atas nama balas dendam terhadap mereka yang tidak bersalah? Apakah itu maksudnya jihad? Benarkah logika balas dendam itu dipraktekkan dalam jihad perang yang dilakukan oleh Rasulullah? Apakah perang Nabi juga menyerang mereka yang tidak berdosa pemuka agama, gereja, perempuan, anak-anak dan lainnya? Dari mana logika balas dendam menjadi semangat jihad? Sungguh suatu penghinaan ajaran jihad dan penyesetan luar biasa sebagai fitnah bagi umat Islam. Kadang juga tidak habis pikir dengan ulah segelintir orang yang melakukan aksi kekerasan dengan mengatasnamakan membantu masyarakat yang sedang dalam perang. Mereka mengekspresikan kekerasan atas nama jihad untuk membalas dendam. Logika yang tidak hanya sesat tetapi juga menistakan makna jihad itu sendiri. Itulah persoalan umat Islam saat ini ketika memaknai jihad dengan sempit dan logika balas dendam.
Narasi
“Kau bakar rumah ibadah umat lain, imanmu yang sejatinya hangus. Kau bunuh nyawa orang lain, jiwamu yang sejatinya mati” ~Habib Husain Ja’far Al Hadar~ Ungkapan beliau ini sejatinya menjadi landasan etis, bahwa pada hakikatnya tidak ada agama mana-pun yang mengajarkan tentang kekerasan, bermusuhan, terpecah-belah dan bahkan melanggar norma-norma kemanusiaan. Agama sebagai counter kesadaran umat manusia untuk melindungi itu semua. Jadi, jika ada seorang “pendakwah” yang mengajarkan nilai-nilai agama yang memecah-belah, ...
Read more 0

Jihad Dakwah Otentik Islam Membendung Arus Radikalisme

Narasi
Usaha membendung arus radikalisme tidak bisa dilakukan hanya dengan menolak paham radikal atau menangkap pelaku teror. Melainkan memerlukan sebuah aksi dakwah Islam otentik berkebudayaan yang berkesinambungan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat. Semua penganjur dan pengikut agama di sini perlu disenergikan. Poros dan Strategi Dakwah Semua penganjur agama-agama perlu bermufakat bahwa tidak ada agama yang anti kemanusiaan dengan menganjurkan teror, pemenggalan dan aksi kekerasan. Di sini, seluruh penganut agama harus menerima ...
Read more 0

Mengawal Dakwah Ormas Moderat

Narasi
Ormas moderat –semisal NU, Muhammadiyah, dan lainnya –sebagai gerakan dakwah telah memberikan kontribusi besar dalam mewarnai bangsa ini. Selain dakwah qauliyah yang sifatnya mengajak masyarakat ke arah cita-cita Islam,NU dan Muhammadiyah juga memberikan kontribusi besar dalam dakwah fi’liyah, berupa tindakan nyata membumikan cita-cita itu ke dalam layanan publik dan jaminan sosial. Ratusan lembaga telah didirikan, mulai dari sektor pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, sampai kepada filantropi dan kemanusiaan. Kesuksesan dakwah fi’liyah ...
Read more 0

Terorisme dan Hilangnya Dakwah Ruhiyah

Narasi
Tragedi Sigi menjadi kejahatan kemanusiaan yang patut untuk dijadikan pembelajaran berharga, bahwa hingga saat ini teror masih saja melanda negeri ini. Tentu hal ini menjadi pekerjaan berat untuk seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya pemerintah semata, sebab penanggulangan terorisme merupakan kewajiban bersama. Jika menggantungkan pada satu pihak, maka penanganan terhadap terorisme akan sulit dilakukan. Dibutuhkan kerjasama yang baik antar elemen bangsa. Tragedi Sigi juga menjadi cermin berharga bagi umat Islam agar ...
Read more 0

Dakwah Kok Melaknat, Ngikut Siapa?

Narasi
“..Seandainya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, pastilah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS Ali Imram[3]:159). Ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhammad. Potongan ayat ini dimulai dengan kata seandainya (لو) yang dalam tata bahasa Arab menunjukan: kemustahilan. Artinya Nabi mustahil bersikap keras dan berhati kasar dalam berdakwah. Metode dakwah Nabi adalah dakwah dengan kasih sayang, lemah-lembut, dan penuh dangan cinta dan kedamaian. Beliau selalu menjaga perasaan objek dakwahnya. Jika ...
Read more 0

Memilih “Ustadz Online” yang Membawa Rahmat, Bukan Laknat!

Narasi
Di era digital saat ini, Platform dakwah di berbagai dunia maya saat ini menjadi semacam “ladang subur”. Sejalan di tengah budaya kebebasan ekspresi yang mendominasi. Kita wajib untuk selektif di tengah “ustadz online” yang kadang mereka condong mudah menghukumi orang kafir, ekstrimis dan kaku akan pemahaman agamanya. Juga, mereka yang lebih condong aktif membangun semacam “acuan agama” yang mengarah kepada rahmat, jalan keluar, menenangkan dan memberi kesejukan. Dua kategori dakwah ...
Read more 0

Kejahatan Pemenggalan Bisa Bermula dari Dakwah Radikal

Narasi
Di tengah kewaspadaan kita karena pandemi Covid-19 yang masih belum mereda, kita dikejutkan dengan kabar duka lainnya yang memprihatinkan. Lagi-lagi, kasus terorisme kembali terjadi di Indonesia. Kini, sebuah keluarga di pedalaman Lemban Tongoa, Palolo, Sigi Sulawesi Tengah menjadi korban serangan kelompok teroris. Sebagaimana dikabarkan media, pada Jumat 27 November 2020, delapan orang tak dikenal yang tiga di antaranya bersenjata langsung memasuki rumah warga dan menganiaya mereka hingga membuat empat orang ...
Read more 0

Menolak Takluk Pada Teror(isme)

Narasi
Serangan teror di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah yang menewaskan empat orang menghentak kesadaran kita. Teror yang disinyalir didalangi oleh jaringan MIT (Mujahidin Indonesia Timur) ini tidak hanya peristiwa kriminal biasa, melainkan semacam sinyal ancaman bagi kemajemukan, bahkan ketahanan negara. Seperti kita tahu, MIT ialah kelompok teroris yang berafiliasi dengan ISIS. Dibawah pimpinan Ali Kalora yang meneruskan estafe kepemimpinan Santoso, MIT kerap melacarkan teror membabi-buta pada masyarakat sipil. Terakhir, Jumat 27 ...
Read more 0

Yang Hilang dari Dakwah: Kesejukan!

Narasi
Seorang kawan pernah berkomentar ketika dia melihat saya mendengarkan ceramah agama di Youtube: “Kamu masih suka dengarin ceramah?” “Ya sesekali” saya jawab. “Saya udah lama tak mau mendengarkan ceramah agama.” “Kenapa?” Saya bilang. “Muak saya dengarin ceramah. Isinya marah-marah, kata-kata kotor, melaknat, dan menyesatkan agama orang lain.” Saya sebenarnya pengen menjelaskan kepadanya, bahwa masih banyak ustad, tokoh agama, yang menyampaikan pesan-pesan agama penuh dengan kelembutan dan kesejukan. Tapi toh, dari ...
Read more 0