Sabtu, 27 April, 2024
Informasi Damai
Archives by: Siti Muyassarotul Hafidzoh

Siti Muyassarotul Hafidzoh

0 comments

Siti Muyassarotul Hafidzoh Posts

Pemuda, Perdamaian, dan Indonesia Raya

Narasi
“Hai pemuda dan pemudi! Engkau pembina hari kemudian. Orang mengatakan bahwa engkau itu adalah pupuk hari kemudian. Jangan terima! Kita ini bukan sekedar pupuk. Kami lebih dari pupuk. Di dalam jiwa kami tumbuh pula masyarakat yang baru itu. Dan dalam jiwa kami tumbuh segala apa yang menjadi cita-cita bangsa kami” (Bung Karno, 1958) Pernyataan Bung Karno ini sangat tepat dalam refleksi Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2017, sekaligus menggugah kaum muda agar ...
Read more 0

Gerakan Pramuka Meneguhkan Cita-cita Perdamaian Bangsa

Narasi
“Hai pemuda dan pemudi! Engkau pembina hari kemudian. Orang mengatakan bahwa engkau itu adalah pupuk hari kemudian. Jangan terima! Kita ini bukan sekedar pupuk. Kami lebih dari pupuk. Di dalam jiwa kami tumbuh pula masyarakat yang baru itu. Dan dalam jiwa kami tumbuh segala apa yang menjadi cita-cita bangsa kami.” Kalimat menggelora ini ditegaskan Bung Karno dalam apel besar Gerakan Pramuka pada 14 Agustus 1958. Pramuka merupakan gerakan kepanduan yang ...
Read more 0

Bersama-sama Mengisi Arah Hidup Bangsa

Narasi
 “Bangsa yang tidak mempunyai isi-hidup dan arah-hidup adalah bangsa yang hidupnya tidak dalam, bangsa yang dangkal, bangsa yang cetek, bangsa yang tidak mempunyai levensdiepte sama sekali.” Pernyataan Bung Karno ini sangat tepat untuk menjadi refleksi 72 tahun kemerdekaan Indonesia. Bung Karno mewanti-wanti agar semua elemen bangsa serius dalam membangun “isi-hidup” dan “arah-hidup” bagi anak bangsa. Lembaga pendidikan mempunyai tugas paling depan untuk membangun “isi-hidup” dan “arah-hidup” tersebut. Dari rahim lembaga ...
Read more 0

Keragaman dan Jihad Kewarganegaraan

Narasi
Mau hidup di Indonesia berarti tunduk dan ikhlas dengan wajah keaslian Nusantara, yakni keragaman. Nusantara ini diciptakan Tuhan bukanlah satu warna, tetapi dicipta dengan beragam suku, ras, agama, etnis, dan lainnya. Siapa yang mengingkarinya, alamat sedang melawan kuasa-Nya. Radikalisme dan terorisme seringkali menjustifikasi aksi dan gerakannya dengan wajah yang searah, homogen. Wajah heterogen tidak diterima, karena Islam yang mereka pakai untuk legitimasi gerakan bersumbu pendek, hanya mengakui yang seragam. Yang ...
Read more 0

Kerukunan dan Fitrah Keindonesiaan Kita

Narasi
 “(Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun, dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu soal besar.” (Q.S. An-Nur ayat 15). Firman Allah ini sangat tepat menggambarkan konflik dan permusuhan antar sesama akibat viral kebohongan yang dialirkan melalui media sosial. Kalimat ‘dari mulut ke mulut’ bisa dimaknai dengan dengan ‘dari laman ke laman’, ...
Read more 0

Manusia Fitri dan Agenda Deradikalisasi

Narasi
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan dalam ciptaan Allah, (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum, ayat 30). Firman Allah ini menjadi salah satu referensi ihwal makna fitri. Ayat ini menafsirkan makna fitri dengan dirinya sendiri, yakni fitrah adalah agama yang lurus, Islam atau tauhid. Fitrah inilah yang dianugerahkan kepada ...
Read more 0

Puasa dan Strategi Mengajar Nilai Pancasila

Narasi
Ramadan tahun 2017 adalah momentum sangat strategis dalam membumikan Pancasila. Keseharian dalam puasa ramadan sangat tepat untuk menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan. Ini selaras dengan keutamaan ramadan sebagai bulan belajar. Sayangnya, strategi mengajar di tengah puasa seringkali terkendala dengan puasa itu sendiri. Seolah mereka yang puasa menjadi lemas, lapar dan dahaga, sehingga aktivitas belajar menjadi tidak maksimal. Padahal, di tengah puasa inilah, potensi anak sedang berada dalam kondisi yang sangat ...
Read more 0

Pemuda, Perdamaian, dan Cita-cita Bangsa

Narasi
“Hai pemuda dan pemudi! Engkau pembina hari kemudian. Orang mengatakan bahwa engkau itu adalah pupuk hari kemudian. Jangan terima! Kita ini bukan sekedar pupuk. Kami lebih dari pupuk. Di dalam jiwa kami tumbuh pula masyarakat yang baru itu. Dan dalam jiwa kami tumbuh segala apa yang menjadi cita-cita bangsa kami” (Bung Karno, 1958) Pernyataan Bung Karno ini menggugah kaum muda agar selalu berani menjadi penggerak yang menumbuhkan generasi masa depan untuk ...
Read more 0

Kampus dan Tantangan Ideologi Radikal

Narasi
Sampai menjelang pertengahan tahun 2017 ini, gerakan mahasiswa di kampus semakin tampak mengerikan: Pancasila dijauhi, khilafah direngkuh erat. Berbagai kasus terbaru mengindikasikan bahwa kampus harus waspada, bisa semakin menipis energinya untuk menjadi benteng lahirnya manusia Indonesia yang cinta NKRI. Tahun 2016 lalu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merilis data terkini bahwa radikalisme ideologi telah merambah dunia mahasiswa melalui proses islamisasi. Proses itu dilakukan secara tertutup dan berpotensi terjadi perang saudara ...
Read more 0

Perempuan, Radikalisme, dan Perdamaian

Narasi
Perempuan menjadi aktor penting dibalik maraknya radikalisme. Perempuan bisa menjadi korban, karena banyak laki-laki yang ikut jaringan teroris kemudian meninggalkan keluarga. Perempuan akhirnya harus menanggung keluarga sendiri, menjadi ibu rumah tangga sekaligus kepala keluarga. Isri para korban bom bunuh diri termasuk kategori ini, karena mereka menanggung beban berat setelah ditinggalkan suaminya. Selain itu, perempuan juga menjadi aktor di balik gerakan radikalisme. Mereka terlibat menjadi agen, bahkan tidak sedikit yang menjadi ...
Read more 0