Sabtu, 23 November, 2024
Informasi Damai
Damai

Damai

Gus Yaqut dan Problem Intoleransi Teologis

Narasi
Gus Yaqut sebagai menteri Agama beberapa waktu lalu disurati oleh Persatuan Gereja Indonesia (PGI) untuk meninjau kembali terkait dengan buku pelajaran Agama Islam yang disusun tahun 2017 yang memuat tentang kitab Injil atau Taurat, dilansir dari (Detik.com, 27/02/2021). Gus Yaqut sendiri merespon surat tersebut dan kemudian berkoordinasi dan meninjau kembali terkait dengan narasi kitab Injil dalam buku pelajaran Agama Islam yang dimaksud. Namun, yang mengganjal adalah apakah hal itu sesuai ...
Read more 0

Akankah NU dan Muhammadiyah Menjadi Kiblat Ormas Islam di Indonesia?

Narasi
Belum lama ini, Buya Syafii Maarif menuangkan gagasannya di Kompas yang berjudul “Pesan untuk Muhammadiyah dan NU. Membaca tulisan tersebut pada gilirannya menggugah hati saya untuk terus merawat konsensus yang telah dirajut oleh para ulama dan umara (pemerintah) Indonesia. Adapun hasil konsensus yang dimaksud yakni, lahirnya negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) beserta Pancasila dan UUD 1945. Akan tetapi, dengan kemunculan kelompok-kelompok radikal ekstrimis dan organisasi masyarakat yang mengatasnamakan Islam, konsensus ...
Read more 0

Agama, Sumber Perpecahan atau Alat Pemersatu?

Berbeda Iman dalam Pertemanan, Kenapa Tidak?
Narasi
Sebagaimana judul tulisan di atas yang diakhiri dengan tanda tanya, isi tulisan ini pun akan lebih banyak mengajak kita bertanya, lebih tepatnya melakukan refleksi ke dalam diri sendiri. Barangkali memang benar bahwa sebagian besar dari kita beragama karena keturunan. Saya menjadi muslim lebih karena orang tua saya muslim. Orang tua saya muslim karena kakek-nenek saya seorang muslim. Sesederahana itulah identitas agama melekat di diri saya. Jutaan umat beragama mengalami pengalaman ...
Read more 0

Agama Bukan Alat Memecah Belah Persatuan dan Berbuat Kerusakan

Salah satu motivasi terbesar ketika Bom Bali meledak di Indonesia yang diklaim oleh pelaku dan simpatisannya saat itu sebagai jihad adalah sebagai bentuk balas dendam terhadap para korban di Palestina. Beginilah bentuk narasinya: korban bom Bali belum seberapa dengan penderitaan rakyat Palestina. Jadi bom yang mereka katakana jihad adalah balas dendam ? Dan tidak melihat korbannya siapa, yang penting untuk Palestina. Gerbong kelompok kejahatan dan teroris yang memakai nama islami Mujahidin Indonesia Timur (MIT) juga berteriak lantang sebagai aksi balas dendam atas penderitaan umat Islam dalam konlik Poso dan Ambon. Banyak umat Islam menjadi korban dari konflik yang mempertemukan antara penganut Islam dan Kristen. Lalu, artinya kekerasan sampai saat ini adalah jihad untuk balas dendam? Pada tahun 2000-an banyak sekali Bom meledak di Indonesia dari bangunan yang merepresentasikan Barat hingga gereja yang tentunya korbannya adalah masyarakat yang tidak berdosa itu dimaknai sebagai jihad untuk balas dendam terhadap perang Barat di negara Islam. Semangat balas dendam ini misalnya terungkap dalam penelitian lama tahun 2012 yang dilakukan oleh teman-teman INSEP dan Mabes Polri terhadap pelaku teror. Balas dendam menempati urutan ketiga sebagai motivasi selain karena ideologi jihad dan solidaritas komunal. Menarik kalau kita telisik kembali bahwa dalam benak pelaku teror dan mereka yang mengklaim jihad itu adalah bentuk balas dendam terhadap kekejaman yang dilakukan oleh musuh. Lalu, ekspresi balas dendam ini diwujudkan dalam bentuk kekerasan bukan terhadap musuh yang mereka asumsikan tetapi kepada masyarakat yang tak berdosa; orang tua, perempuan bahkan anak kecil. Jika umat Islam memahami betapa dalam perang pun Rasulullah mempunyai akhlak yang sangat mulia. Pesan Rasulullah terhadap para pasukannya dalam peperangan untuk tidak membunuh para pendeta, orang tua, anak-anak, perempuan, dan tidak merobohkan bangunan suci. Bahkan tidak boleh menebang pohon. Betapa nyawa dalam perang pun sangat diperhitungkan oleh Rasulullah. Lalu, kenapa jihad menjadi sangat disalahartikan dengan pembunuhan atas nama balas dendam terhadap mereka yang tidak bersalah? Apakah itu maksudnya jihad? Benarkah logika balas dendam itu dipraktekkan dalam jihad perang yang dilakukan oleh Rasulullah? Apakah perang Nabi juga menyerang mereka yang tidak berdosa pemuka agama, gereja, perempuan, anak-anak dan lainnya? Dari mana logika balas dendam menjadi semangat jihad? Sungguh suatu penghinaan ajaran jihad dan penyesetan luar biasa sebagai fitnah bagi umat Islam. Kadang juga tidak habis pikir dengan ulah segelintir orang yang melakukan aksi kekerasan dengan mengatasnamakan membantu masyarakat yang sedang dalam perang. Mereka mengekspresikan kekerasan atas nama jihad untuk membalas dendam. Logika yang tidak hanya sesat tetapi juga menistakan makna jihad itu sendiri. Itulah persoalan umat Islam saat ini ketika memaknai jihad dengan sempit dan logika balas dendam.
Narasi
“Kau bakar rumah ibadah umat lain, imanmu yang sejatinya hangus. Kau bunuh nyawa orang lain, jiwamu yang sejatinya mati” ~Habib Husain Ja’far Al Hadar~ Ungkapan beliau ini sejatinya menjadi landasan etis, bahwa pada hakikatnya tidak ada agama mana-pun yang mengajarkan tentang kekerasan, bermusuhan, terpecah-belah dan bahkan melanggar norma-norma kemanusiaan. Agama sebagai counter kesadaran umat manusia untuk melindungi itu semua. Jadi, jika ada seorang “pendakwah” yang mengajarkan nilai-nilai agama yang memecah-belah, ...
Read more 0

Jihad Dakwah Otentik Islam Membendung Arus Radikalisme

Narasi
Usaha membendung arus radikalisme tidak bisa dilakukan hanya dengan menolak paham radikal atau menangkap pelaku teror. Melainkan memerlukan sebuah aksi dakwah Islam otentik berkebudayaan yang berkesinambungan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat. Semua penganjur dan pengikut agama di sini perlu disenergikan. Poros dan Strategi Dakwah Semua penganjur agama-agama perlu bermufakat bahwa tidak ada agama yang anti kemanusiaan dengan menganjurkan teror, pemenggalan dan aksi kekerasan. Di sini, seluruh penganut agama harus menerima ...
Read more 0

Mengawal Dakwah Ormas Moderat

Narasi
Ormas moderat –semisal NU, Muhammadiyah, dan lainnya –sebagai gerakan dakwah telah memberikan kontribusi besar dalam mewarnai bangsa ini. Selain dakwah qauliyah yang sifatnya mengajak masyarakat ke arah cita-cita Islam,NU dan Muhammadiyah juga memberikan kontribusi besar dalam dakwah fi’liyah, berupa tindakan nyata membumikan cita-cita itu ke dalam layanan publik dan jaminan sosial. Ratusan lembaga telah didirikan, mulai dari sektor pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, sampai kepada filantropi dan kemanusiaan. Kesuksesan dakwah fi’liyah ...
Read more 0

Menghadirkan Akhlak Rasulullah dalam Dakwah Islam

Narasi
“Tolong para kiai, ustaz, habaib, hadirkan lagi akhlak Rasulullah Saw; kasih sayangnya Rasulullah kepada sesama, dakwahnya Rasulullah yang mengajak, tolong itu dihadirkan. Tolong dihadirkan itu kasih sayang agar orang-orang awam yang tidak paham Alquran Nur Karim, kurang paham dengan pribadi Rasulullah Saw bisa menyimak Anda sekalian yang ngerti Alquran, yang ngerti Sirah Rasulullah Saw”. Pesan itu disampaikan oleh KH. Mustofa Bishri alias Gus Mus sambil terisak pada momen ceramah virtual ...
Read more 0

Terorisme dan Hilangnya Dakwah Ruhiyah

Narasi
Tragedi Sigi menjadi kejahatan kemanusiaan yang patut untuk dijadikan pembelajaran berharga, bahwa hingga saat ini teror masih saja melanda negeri ini. Tentu hal ini menjadi pekerjaan berat untuk seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya pemerintah semata, sebab penanggulangan terorisme merupakan kewajiban bersama. Jika menggantungkan pada satu pihak, maka penanganan terhadap terorisme akan sulit dilakukan. Dibutuhkan kerjasama yang baik antar elemen bangsa. Tragedi Sigi juga menjadi cermin berharga bagi umat Islam agar ...
Read more 0

Dakwah Kok Melaknat, Ngikut Siapa?

Narasi
“..Seandainya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, pastilah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS Ali Imram[3]:159). Ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhammad. Potongan ayat ini dimulai dengan kata seandainya (لو) yang dalam tata bahasa Arab menunjukan: kemustahilan. Artinya Nabi mustahil bersikap keras dan berhati kasar dalam berdakwah. Metode dakwah Nabi adalah dakwah dengan kasih sayang, lemah-lembut, dan penuh dangan cinta dan kedamaian. Beliau selalu menjaga perasaan objek dakwahnya. Jika ...
Read more 0

Memilih “Ustadz Online” yang Membawa Rahmat, Bukan Laknat!

Narasi
Di era digital saat ini, Platform dakwah di berbagai dunia maya saat ini menjadi semacam “ladang subur”. Sejalan di tengah budaya kebebasan ekspresi yang mendominasi. Kita wajib untuk selektif di tengah “ustadz online” yang kadang mereka condong mudah menghukumi orang kafir, ekstrimis dan kaku akan pemahaman agamanya. Juga, mereka yang lebih condong aktif membangun semacam “acuan agama” yang mengarah kepada rahmat, jalan keluar, menenangkan dan memberi kesejukan. Dua kategori dakwah ...
Read more 0