Kamis, 12 Desember, 2024
Informasi Damai
toleransi

toleransi

Mereduksi Fetakompli Radikalisme dengan Berislam secara Logis

Narasi
Ada statment yang selalu diserukan oleh kelompok radikal. Bahwasanya: “Khilafah itu adalah bukti kegemilangan peradaban Islam, jika Anda anti-Khilafah, maka keislaman Anda perlu diragukan”. Secara verbal, statment di atas memang tidak memaksa kita pro-khilafah. Tetapi, statment di atas berupaya menjebak kesadaran kita untuk bisa menerima khilafah. Kita dibuat overthingking, seolah keislaman kita ada yang bermasalah jika anti-khilafah. Begitulah fetakompli radikalisme bekerja. Secara tak sadar, pikiran kita ditarik ke dalam kesimpulan ...
Read more 0

Pentingnya Mereduksi Dominasi Dakwah Radikal di Media Sosial

Pentingnya Mereduksi Dominasi Dakwah Radikal di Media Sosial
Narasi
Dewasa ini, media sosial kita masih dibanjiri oleh dominasi dakwah radikal yang ingin terus menguasai wacana keislaman. Dakwah mereka tidak hanya menawarkan narasi ideologisnya, lebih dari itu mereka berusaha untuk mengajak kepada konversi iman. Oleh karena itu, penting untuk mereduksi kelompok fundamentalis ini dengan menguatkan harmoni antar umat beragama. Sejak tahun 2021, PBNU menyampaikan maklumatnya kepada Pemerintah untuk mentake–down akun-akun kelompok salafi Wahhabi di Indonesia. Menurut Kiai Said selaku mantan ...
Read more 0

Dilema Dakwahtainment; Antara Komodifikasi dan Radikalisasi Agama

Narasi
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi menyumbang andil pada pergeseran pola dakwah keislaman. Di masa lalu, aktivitas dakwah umumnya dilakukan secara langsung melalui mimbar pengajian dan sejenisnya. Para dai pun umumnya merupakan sosok yang memang otoritatif. Atau minimal memiliki latar belakang pendidikan Islam formal, terutama pesantren. Kini, aktivitas dakwah tidak hanya dapat dilakukan secara langsung melalui mimbar pengajian. Kemunculan media ba seperti televisi, dan belakangan internet serta media sosial memungkinkan aktivitas ...
Read more 0

Meredefinisi Nahi Mungkar sebagai Bagian dari Dakwah

Keagamaan
Dalam ajaran Islam, nahi mungkar (mencegah kemungkaran) merupakan salah satu prinsip penting yang harus diterapkan oleh umat Muslim sebagai umat terbaik. Namun, banyak yang salah memahami konsep ini sebagai tindakan yang selalu dikaitkan dengan pemaksaan kehendak dan kekerasan. Padahal, nahi mungkar adalah bagian dari seni dakwah yang mengutamakan kelembutan dan hikmah. Nahi mungkar sejatinya mencegah diri dan orang lain dari kerusakan agar meraih kemashlahatan. Namun, bila dilakukan dengan cara yang salah, nahi mungkar justru bisa menimbulkan ...
Read more 0

Sebuah Catatan tentang ‘Hari Mualaf Sedunia’

Narasi
Sebagai umat Islam, saya tentu bahagia jika ada teman non-Muslim tertarik belajar Islam, apalagi sampai menjadi mualaf. Perasaan ini secara psikologis merupakan hal yang wajar. Seseorang akan cenderung menyukai jika jalan yang diambilnya juga ditempuh oleh orang lain. Apalagi jika sudah mengacu pada jalan hidup, agama misalnya. Selain itu, Islam sebagai agama yang mempunyai konsep dakwah tentu meniscayakan misi untuk memperbanyak pengikut dengan mengkonversi keyakinan seseorang, tentu dengan etika dan ...
Read more 0

Fenomena Dai Mualaf; Menyoal Trend Dakwah Konfrontatif dan Provokatif

Fenomena Dai Mualaf; Menyoal Trend Dakwah Konfrontatif dan Provokatif
Dalam beberapa tahun belakangan ini, lanskap dakwah Islam di Indonesia diwarnai oleh kemunculan para pendakwah (dai) mualaf. Istilah dai mualaf merujuk pada sosok pendakwah atau penceramah agama yang baru saja memeluk Islam. Para dai mualaf ini juga memiliki ciri atau karakter lainnya, yakni model dakwahnya yang kerap menjelek-jelekkan agama sebelumnya dan membandingkannya dengan agama barunya (Islam). Menariknya, para dai mualaf ini memiliki semacam pasar tersendiri. Para pendengar mereka cenderung militan ...
Read more 0

Ideologi Radikal Tak Pernah Bubar, Mewaspadai Reinkarnasi Jamaah Islamiyah

Ideologi Radikal Tak Pernah Bubar, Mewaspadai Reinkarnasi Jamaah Islamiyah
Narasi
Dalam beberapa minggu terakhir, pembubaran Jamaah Islamiyah (JI) sebagai sebuah organisasi menjadi sorotan publik. Berbagai pihak menyambut pembubaran ini dengan lega, menganggapnya sebagai akhir dari salah satu jaringan teror paling berbahaya di Asia Tenggara. Namun, euforia ini sebaiknya disertai dengan kewaspadaan tinggi akan reinkarnasi JI. Sejarah telah menunjukkan bahwa ideologi radikal tidak mudah padam. Pembubaran sebuah organisasi teroris sering kali hanyalah taktik yang bertujuan untuk bertahan dan beradaptasi. Dalam konteks ...
Read more 0

Desiminasi Deradikalisasi Deradikalisasi Pasca Bubarnya JI

Narasi
Pada tanggal 30 juni 2024 publik Indonesia dikejutkan dengan kabar bubarnya organisasi radikal Jamaah Islamiyyah. Kabar tersebut menjadi berita gembira karena organisasi yang berpaham radikalisme satu persatu mulai tutup buku di Indonesia. Selain mendeklarasikan pembubaran organisasi tersebut, 16 tokoh senior JI pun menyatakan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Terlepas dari berita bubarnya JI dan kembalinya 16 tokoh ke NKRI, ada pertanyaan tentang apakah bubarnya JI karena massifnya gerakan ...
Read more 0

Mencegah Bertumbuhnya Sel-Sel Terorisme Baru Setelah Bubarnya JI, Ini 6 Strateginya!

Narasi
Bubarnya organisasi Jamaah Islamiyah (JI) baru-baru ini menjadi angin segar bagi keamanan nasional Indonesia. Namun, harus diingat bahwa sejarah telah menunjukkan bahwa pembubaran sebuah organisasi teroris tidak serta merta menghentikan penyebaran ideologi radikal yang menjadi akar dari aksi-aksi terorisme yang selama ini terjadi. Ideologi radikal memiliki kemampuan untuk beradaptasi, menyusup, dan berkembang dalam berbagai bentuk sel dan jaringan kecil . Karena itu, pasca bubarnya JI, masih dibutuhkan strategi ekstra untuk ...
Read more 0

Taubat Ideologis JI; Hijrah Menuju Paham Ahlusunnah wal Jamaah

Narasi
Salah satu poin dalam deklarasi pembubaran Jamaah Islamiyyah adalah komitmen untuk mengadaptasi paham Ahlussunnah Wal Jamaah. Poin ini menarik mengingat JI selama ini identik dengan lahan wahabi-salafi. Meski mereka tidak secara eksplisit mengakui bahwa mereka menganut paham salafi-wahabi, namun dari karakteristik, mereka identik dengan lahan tersebut. Hal itu bisa dilihat antara lain dari corak penafsiran atas teks keaagamaan yang cenderung tekstualistik-literalistik. Mereka menafsirkan ayat keagamaan secara harfiah sehingga melahirkan tafsir ...
Read more 0