Selasa, 15 April, 2025
Informasi Damai
Narasi

Narasi

Kesesatan Narasi Jihad Kebangkitan Khilafah Pasca Kemenangan HTS di Suriah

Kesesatan Narasi Jihad Kebangkitan Khilafah Pasca Kemenangan HTS di Suriah
Narasi
Presiden Suriah Bashar al-Assad berhasil digulingkan oleh kelompok oposisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS). Dari situ mulai bermunculan narasi sesat dan menyesatkan di Indonesia. Menganggap, kemenangan HTS adalah bentuk keberhasilan jihad kebangkitan khilafah. Seolah, HTS adalah representasi dalam memperjuangkan hukum Islam sebagai hukum negara yang harus dijadikan inspirasi di Indonesia. Kemenangan ...
Read more 0

Mewaspadai Kebangkitan Ideologi Transnasional di Tengah Euforia Kemenangan HTS Atas Rezim Bashar Al-Assad di Suriah

Mewaspadai Kebangkitan Ideologi Transnasional di Tengah Euforia Kemenangan HTS Atas Rezim Bashar Al-Assad di Suriah
Narasi
Euforia kemenangan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Atas Rezim Bashar Al-Assad di Suriah telah membuka ruang bagi munculnya berbagai kelompok dan ideologi transnasional yang menjadikan wilayah ini sebagai pusat ekspansi ideologi radikal dan perpecahan politik. Sejak konflik dimulai pada tahun 2011, Suriah telah menjadi arena bagi berbagai kepentingan global yang memperparah ...
Read more 0

Hak Kebebasan Beribadah dalam Agama dan Pancasila

Memang ada segelintir orang yang memiliki warisan paham yang menganggap Indonesia sebagai negara kafir, thagut dan tidak Islami. Narasi ini sangat berbahaya karena implikasinya mendudukkan negara ini sebagai negeri perang. Tidak jarang pada akhirnya muncul terorisme dengan cita-cita ideologis mengganti dasar negara. Mungkin tidak perlu saya debatkan secara ideologis tentang dasar negara ini islami atau tidak. Pentolan mantan ideologi kelompok radikal terorisme, Abu Bakar Ba’asyir, ada akhirnya mengakuti keselarasan antara Pancasila dengan tauhid. Namun, fakta tak terbantahkan adalah kondisi sosiologis keislaman di Indonesia. Indonesia menjadi negara dengan jumlah masjid terbanyak di dunia. Dengan jumlah penduduk muslim di Indonesia sebanyak 237,53 juta jiwa per 31 Desember 2021, Indonesia memiliki kurang lebih 800.000 masjid di berbagai daerah. Lima provinsi dengan masjid terbanyak sebagai berikut Lampung (12.000 masjid), Sulawesi Selatan (14.313 masjid), Jawa Timur (48.947 masjid), Jawa Tengah (50.549 masjid) dan Jawa Barat (58.979 masjid). Selain itu, ditinjau dari sisi kebijakan pemerintah, tidak ada rekayasa yang menyulitkan umat Islam di Indonesia untuk mendirikan masjid. Bahkan bisa jadi masjid yang dibangun tidak berizin pun atas nama pribadi, keluarga dan masyarakat di kampung-kampung juga banyak ditemukan. Dan bayangkan hampir seluruh provinsi dan kabupaten di Indonesia memiliki masjid agung sebagai penanda sebuah wilayah. Lepas dari penjajahan, apa yang dipikirkan oleh pemimpin bangsa ini salah satunya adalah berdirinya sebuah masjid. Masjid Istiqlal diprakarsai oleh negara sebagai simbol implementasi Indonesia yang berdasarkan kepada Ketuhanan. Bayangkan ada masjid negara yang dibuat langsung oleh Presiden. Lalu, Indonesia dianggap negara kafir? Dalam aspek kebijakan lainnya, tidak pernah ada larangan dalam perayaan keagamaan khususnya Islam. Bahkan hari-hari besar Islam diperingati sebagai hari libur nasional. Bahkan beberapa peritsiwa penting seperti Maulid Nabi, Israk Mikraj dan Tahun baru Islam menjadi peringatan yang tidak hanya diperingati di tengah masyarakat tetapi peringatan di Istana Negara. Negara mana yang menyelenggarakan secara nasional dan diresmikan oleh negara beberapa kegiatan keislaman yang tidak hanya hari raya besar keisalaman saja? Bahkan nuzulul quran saja diperingati secara nasional dan diselenggarakan oleh negara. Negara juga memberikan kesempatan yang seluas-luasnya tidak hanya pada aspek hari-hari besar, bahkan pengajian, majlis taklim dan tabligh akbar bebas menguasai ruang-ruang publik di Indonesia. Kemeriahan dzikir juga banyak bertebaran di berbagai pelosok negeri yang sejatinya tidak akan pernah ditemukan di negara Islam seperti Timur Tengah sekalipun. Karena itulah, menjadi tidak logis bahkan sangat menyesatkan jika Indonesia dianggap negara kafir. Negara kafir berarti negara yang tidak memberikan ruang dan kebebasan kepada umat Islam. Negara kafir berarti negara yang secara nyata ingin memerangi umat Islam. Sebutan ini sejatinya akan melukai umat Islam itu sendiri yang secara nyata telah menjadi bagian dari negara ini. Dengan melihat kebebasan dan kenyamanan yang ada, sungguh negara ini sejatinya adalah negara Islam dengan label Pancasila. Pancasila menjadi perekat bagi keragaman dengan nafas Islam yang sangat kental. Islam menjadi ruh dari negara ini dalam merawat perdamaian.
Narasi
Kebebasan beribadah adalah hak asasi yang dijamin oleh negara dalam konstitusi dan nilai-nilai luhur Pancasila. Sebagai negara yang majemuk dengan beragam suku, agama, dan budaya, Indonesia memiliki tantangan tersendiri dalam menjaga kebebasan beribadah. Namun, kebebasan ini bukan hanya soal pemenuhan hak individu, tetapi juga mencerminkan komitmen kita sebagai bangsa dalam ...
Read more 0

Moderasi Beragama: Mazhab Beragama yang Paling Relevan dalam Konteks Indonesia

Moderasi Beragama: Mazhab Beragama yang Paling Relevan dalam Konteks Indonesia
Narasi
Di tengah gejolak sosial dan politik yang semakin memanas, radikalisasi agama menjadi isu yang tak bisa diabaikan. Kita sering mendengar tentang kelompok-kelompok yang mengklaim diri mereka sebagai penganut paham yang paling benar dan menganggap kelompok lain sebagai sesat. Fenomena ini tidak hanya terjadi di dunia internasional, tetapi juga merambah ke ...
Read more 0

Meng-Counter Bias Terorisme International dengan Menjadikan Moderasi sebagai Kiblat Beragama Kita

Meng-Counter Bias Terorisme International dengan Menjadikan Moderasi sebagai Kiblat Beragama Kita
Narasi
Potensi bias kebangkitan terorisme di Indonesia pasca kejatuhan Bashar Assad di Suriah sangatlah menghiraukan dan harus kita waspadai. Sebab, pemberontakan yang dilakukan kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) ini akan dijadikan kiblat baru oleh kelompok terorisme di Indonesia. Sebab, terorisme di Indonesia memiliki kecenderungan yang “fleksibel”. Mereka akan “berkiblat” terhadap faksi ...
Read more 0

Membanjiri Dunia Maya dengan Dakwah Moderat: Urgensi Ustaz Milenial

Dakwah yang Menghibur agar Jamaah Tidak Kabur
Narasi
Di era digital saat ini, masyarakat semakin bergantung pada internet untuk mencari berbagai informasi, termasuk pengetahuan agama. Fenomena ini menghadirkan peluang sekaligus tantangan besar bagi para juru dakwah atau ustaz. Sayangnya, kecenderungan yang terlihat saat ini adalah banyaknya dai yang intoleran dan ekstrem menjadi viral dan mempengaruhi persepsi masyarakat luas. ...
Read more 0

Menjadikan Moderasi Beragama sebagai Mazhab Dakwah di Era Medsos

Narasi
Di era media sosial yang serba cepat dan dinamis ini, moderasi beragama menjadi sebuah kebutuhan mendesak sebagai mazhab dakwah. Media sosial telah menjadi ruang publik virtual yang memengaruhi cara umat beragama memahami, menyebarkan, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama. Kehadiran platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, hingga TikTok membuka peluang luas bagi siapa ...
Read more 0

Panduan Menjadi Tokoh Agama di Era Serba Media

Narasi
Di Indonesia, tokoh agama memiliki posisi strategis dalam menjaga keutuhan bangsa. Sebagai pemimpin spiritual, mereka tidak hanya bertugas membimbing umat dalam kehidupan religius, tetapi juga menjadi penjaga nilai-nilai kemanusiaan dan harmoni sosial. Dalam konteks masyarakat yang semakin plural dan terkoneksi, peran ini menjadi semakin kompleks, apalagi di era serba media. ...
Read more 0

Menimbang Otoritas Ulama dalam Dakwah Dunia Maya

Narasi
Era digital membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam cara kita memahami dan mengakses ilmu agama. Salah satu aspek yang terdampak adalah otentisitas dan otoritas ulama dalam memberikan fatwa atau nasihat keagamaan. Dengan berkembangnya platform digital seperti media sosial, situs web, dan aplikasi berbasis internet, masyarakat kini memiliki ...
Read more 0

Moderasi dan Beragama dengan Berketuhanan

Narasi
Pancasila, yang konon disebut-sebut sebagai dasar negara, tak pernah menyematkan istilah agama di dalamnya, meskipun Indonesia dikenal sebagai negara beragama. Hal ini tentu saja memicu orang untuk bertanya lebih lanjut, apakah Pancasila menyamakan Tuhan, sebagaimana yang termaktub dalam sila I, dengan agama yang dalam pandangan umum tak bisa dibedakan dengan ...
Read more 0