Senin, 10 November, 2025
Informasi Damai

Artikel Edukasi Damai

Ancaman Tersembunyi di Balik Game Online
Narasi

Ancaman Tersembunyi di Balik Game Online

Perkembangan teknologi digital membawa kemudahan luar biasa bagi kehidupan manusia, namun juga menghadirkan tantangan baru ...
Read more 0
Radikalisasi Anak Bukan Sebatas Mitos, Ini Buktinya!
Narasi

Radikalisasi Anak Bukan Sebatas Mitos, Ini Buktinya!

Belakangan ini, sebagian kalangan mulai ada yang meragukan tentang adanya radikalisasi anak di Indonesia. Mereka ...
Read more 0
Millah Ibrahim; Basis Epistemologis dan Teologis dalam Mengurai Konflik Palestina-Israel
Narasi

Millah Ibrahim; Basis Epistemologis dan Teologis dalam Mengurai Konflik Palestina-Israel

Millah Ibrahim merujuk pada pengertian ajaran agama Hanif yang dibawa oleh Nabi Ibrahim. Secara historis ...
Read more 0
Keadilan untuk Semua; Menerapkan Diplomasi ala Rasulullah dalam Mewujudkan Perdamaian Israel-Palestina
Narasi

Keadilan untuk Semua; Menerapkan Diplomasi ala Rasulullah dalam Mewujudkan Perdamaian Israel-Palestina

Sejarah panjang manusia menunjukkan bahwa konflik tidak pernah membawa kesejahteraan. Ia hanya meninggalkan luka, dendam, ...
Read more 0
Semua Agama Sepakat Doktrin Perdamaian, Bagaimana dengan Orang Yahudi?
Keagamaan

Semua Agama Sepakat Doktrin Perdamaian, Bagaimana dengan Orang Yahudi?

Agama-agama besar di dunia, baik Islam, Kristen, Hindu, Buddha, maupun Yahudi, pada dasarnya lahir untuk ...
Read more 0
Global Sumud Flotila: Solidaritas Transational untuk Kemerdekaan Palestina
Narasi

Global Sumud Flotila: Solidaritas Transational untuk Kemerdekaan Palestina

Di tengah biru Laut Mediterania yang tenang, terdapat puluhan armada kapal sipil yang datang dari ...
Read more 0
Kejawen di Tengah Solusi Dua Negara: Israel dan Palestina
Kebangsaan

Kejawen di Tengah Solusi Dua Negara: Israel dan Palestina

Seorang pujangga kenamaan Jawa, Ronggawarsita, mengabarkan bahwa bangsa Jawa adalah keturunan Nabi Ismail dari jalur ...
Read more 0
Solusi Dua Negara, Amanat UUD 1945, dan Refleksi Hari Kesaktian Pancasila
Narasi

Solusi Dua Negara, Amanat UUD 1945, dan Refleksi Hari Kesaktian Pancasila

Hari Kesaktian Pancasila yang setiap tahun diperingati pada tanggal 1 Oktober selalu mengingatkan bangsa Indonesia ...
Read more 0
Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober merupakan momen penting bagi bangsa Indonesia untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap ideologi negara. Peringatan ini tidak hanya berfungsi sebagai kilas balik sejarah untuk mengenang ketangguhan Pancasila menghadapi ancaman ideologi yang ingin menggantikannya, tetapi juga sebagai refleksi akan peran Pancasila dalam menjawab tantangan global yang ada. Kesaktian Pancasila, yang dipahami sebagai daya tahan dan relevansinya menghadapi berbagai ujian zaman, dapat diterjemahkan tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga dalam arena internasional. Salah satu bentuk paling nyata penerjemahan semangat ini ialah bagaimana Indonesia menempatkan Pancasila sebagai kompas dalam mendukung Palestina. Sejak awal berdirinya negara, Indonesia telah menegaskan posisinya menolak segala bentuk penjajahan. Hal ini selaras dengan Pembukaan UUD 1945 yang menegaskan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan rinsip tersebut bersumber langsung dari sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, sekaligus menjadi dasar moral dan konstitusional bagi Indonesia untuk menentang kolonialisme dalam bentuk apa pun. Maka, sikap Indonesia dalam mendukung Palestina bukanlah semata-mata pilihan politik luar negeri yang bersifat pragmatis, melainkan panggilan sejarah, ideologis, dan moral yang mengakar dalam jati diri bangsa. Hari Kesaktian Pancasila 2025 yang mengusung tema “Pancasila Perekat Bangsa Menuju Indonesia Raya” juga memberi pesan penting tentang diplomasi. Jika di dalam negeri Pancasila menjadi perekat keberagaman, maka dalam politik luar negeri ia menjadi penuntun etika yang memastikan Indonesia berdiri di sisi keadilan dan kemanusiaan. Dalam konteks Palestina, Pancasila menjadi dapat pedoman dan sekaligus penuntun agar Indonesia konsisten mendukung hak rakyat Palestina untuk merdeka dari penjajahan Israel. Kesaktian Pancasila diuji bukan hanya ketika menghadapi ancaman ideologi di tanah air, melainkan juga ketika bangsa Indonesia ditantang untuk tetap konsisten memperjuangkan nilai universal: kemerdekaan, keadilan, dan perdamaian bangsa-bangsa. Dukungan Indonesia terhadap Palestina selama ini tercermin dalam berbagai forum internasional. Mulai dari sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), hingga Gerakan Non-Blok, Indonesia selalu menyuarakan pentingnya pengakuan atas kedaulatan Palestina. Bahkan, dalam pidato di PBB beberapa waktu lalu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia akan mengakui Israel apabila Palestina lebih dahulu diakui sebagai negara merdeka. Pernyataan ini bukan berarti mengurangi dukungan terhadap Palestina, melainkan justru menegaskan prinsip Pancasila, bahwa perdamaian sejati hanya mungkin tercapai melalui penghapusan penjajahan dan pengakuan kedaulatan. Keberpihakan tersebut menjadi bukti bahwa Pancasila tidak berhenti pada tataran retorika, tetapi hadir dalam kebijakan nyata. Kesaktian Pancasila justru terbukti ketika mampu diterjemahkan dalam aksi kolektif bangsa untuk menegakkan prinsip kemanusiaan universal. Jadi, pada dasarnya, Hari Kesaktian Pancasila bukan hanya tentang mengenang peristiwa 1965, melainkan juga tentang bagaimana Pancasila terus hidup dan relevan. Dukungan terhadap Palestina adalah cermin dari semangat itu, sebuah bentuk nyata bahwa Pancasila bukan hanya milik Indonesia, tetapi juga sumbangan bagi kemanusiaan universal. Pancasila, Palestina, dan Cita-Cita Indonesia Raya Memperingati Hari Kesaktian Pancasila 2025 dengan tema “Pancasila Perekat Bangsa Menuju Indonesia Raya” seharusnya mendorong kesadaran bahwa cita-cita Indonesia Raya tidak akan pernah terlepas dari perjuangan kemanusiaan global. Indonesia hanya bisa menjadi bangsa besar jika mampu menjadikan Pancasila sebagai pedoman tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga dalam hubungan internasional. Dukungan terhadap Palestina adalah bukti nyata bagaimana semangat Hari Kesaktian Pancasila diterjemahkan dalam diplomasi. Dengan tetap berpijak pada prinsip kemanusiaan, keadilan, dan anti-penjajahan, Indonesia dapat berdiri tegak di antara bangsa-bangsa dunia, sekaligus mengukuhkan Pancasila sebagai ideologi yang benar-benar sakti.
Narasi

Menerjemahkan Semangat Hari Kesaktian Pancasila dalam Diplomasi Mendukung Kemerdekaan Palestina

Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober merupakan momen penting bagi bangsa Indonesia untuk ...
Read more 0
Kesaktian Pancasila di Era Multipolar; Kembalinya Soft Diplomacy Indonesia di Kancah Internasional
Narasi

Kesaktian Pancasila di Era Multipolar; Kembalinya Soft Diplomacy Indonesia di Kancah Internasional

Pidato Presiden Prabowo di Sidang PBB tempo hari bukan sekedar seremoni belaka. Pidato itu dalam ...
Read more 0
Hari Kesaktian Pancasila: Pancasila Sakti sebagai Perekat Bangsa
Narasi

Hari Kesaktian Pancasila: Pancasila Sakti sebagai Perekat Bangsa

Setiap tanggal 1 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Peringatan ini bukan sekadar seremoni ...
Read more 0
ilusi khilafah
e-Jurnal

Dari Ilusi ke Radikalisasi : Bedah Narasi Khilafah dalam Gerakan Terorisme – Jurnal Jalan Damai Vol. 1. No. 7 September 2025

Salam Damai, Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya Jurnal Jalan ...
Read more 0
Islam di Ruang Publik: Syariat Formal atau Kebebasan Beragama?
Narasi

Islam di Ruang Publik: Syariat Formal atau Kebebasan Beragama?

Perdebatan mengenai posisi agama dalam kehidupan bernegara selalu menjadi isu yang tak pernah habis di ...
Read more 0
Hierarki Nilai Al-Qur’an: Upaya Menjaga Marwah Teks dan Urgensi Konteks
Kebangsaan

Hierarki Nilai Al-Qur’an: Upaya Menjaga Marwah Teks dan Urgensi Konteks

Dalih bahwa teks adalah landasan moral agama yang dibawakan tradisi keagamaan puritan tidak sepenuhnya salah. ...
Read more 0
Kebudayaan dan Keabsahan Klaim “Pribumi”
Kebangsaan

Kebudayaan dan Keabsahan Klaim “Pribumi”

Seorang Abdurrahman Wahid pernah mencetuskan istilah “Islam Pribumi” jauh sebelum istilah “Islam Nusantara” ada. Dan, ...
Read more 0