Sabtu, 9 Agustus, 2025
Informasi Damai
Narasi

Narasi

Jihad Perempuan di Era Kekinian; Mencegah Teror dan Kekerasan

Jihad Perempuan di Era Kekinian; Mencegah Teror dan Kekerasan
Narasi
Abad ke-21 kerap disebut sebagai zaman kekerasan dan teror. Anggapan itu tentu bukan asumsi yang hiperbolistik. Realitas menunjukkan bahwa di abad ke-21 ini kekerasan dan teror mengalami eskalasi yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Berbagai aksi kekerasan dan teror yang dilatari motif idoelogi dan politik silih berganti terjadi di banyak belahan ...
Read more 0

Perempuan Pencetak Karakter Anti-Kekerasan Pada Anak Sejak Dini

Perempuan Pencetak Karakter Anti-Kekerasan Pada Anak Sejak Dini
Narasi
Fenomena kekerasan di kalangan anak-anak kini justru dianggap keren. Bahkan, merasa bangga ketika melukai seseorang yang dianggap musuh. Kita saat ini sedang krisis pemuda yang alergi kekerasan dan anarkisme. Maka, peran perempuan sebagai madrasah pertama bagi anak-anak. Harus bergerak untuk menanamkan karakter anti-kekerasan sejak dini. Dengan menerapkan pendidikan akhlak pada ...
Read more 0

Peran Perempuan dalam Membentuk 4 Attitude Anak Anti-Kekerasan

Peran Perempuan dalam Membentuk 4 Attitude Anak Anti-Kekerasan
Narasi
Sejak anak itu lahir ke dunia, perempuan (ibu) adalah guru pertama bagi anak-anak dalam mengenal dunia dan kehidupan. Perempuan memiliki (dorongan emosional) yang kuat dalam menghidupi karakter anak, dari kecil hingga dewasa. Maka, di sinilah pentingnya peran perempuan dalam membentuk (Attitude) baik sedini mungkin. Setidaknya ada 4 tugas yang harus ...
Read more 0

Empat Kontribusi Perempuan dalam Agenda Anti-Kekerasan dan Kontra-Terorisme

Empat Kontribusi Perempuan dalam Agenda Anti-Kekerasan dan Kontra-Terorisme
Narasi
Tanggal 8 Maret merupakan Hari Perempuan Internasional (HPI). Sebuah peringatan untuk mendorong keterlibatan perempuan di ranah publik secara lebih luas. HPI kiranya bukan sekadar momen selebratif, namun juga menjadi momentum membangun kesadaran peran dan kontribusi perempuan dalam menyelesaikan problem kebangsaan. Dalam konteks keindonesiaan, problem kebangsaan itu mewujud pada kian maraknya ...
Read more 0

Bagaimana Mengimplementasikan Gagasan Vaksinasi Ideologi?

Bagaimana Mengimplementasikan Gagasan Vaksinasi Ideologi?
Narasi
Gagasan vaksinasi ideologi yang dilontarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) adalah hal yang patut diapresiasi dan didukung. Sebagai sebuah gagasan, vaksinasi ideologi yang dijabarkan ke dalam lima poin; transformasi wawasan kebangsaan, transformasi akar kebudayaan, transformasi moderasi beragama, revitalisasi Pancasila, dan transformasi pembangunan kesejahteran kiranya relevan dan urgen dengan kondisi ...
Read more 0

Vaksinasi Ideologi; Kembali ke Budaya Luhur yang Anti-Kekerasan

Vaksinasi Ideologi; Kembali ke Budaya Luhur yang Anti-Kekerasan
Narasi
Sastrawan dan wartawan Mochtar Lubis dalam bukunya Manusia Indonesia mengidentifikasi ciri manusia Indonesia ke dalam sejumlah karakter. Antara lain, munafik, tidak bertanggung jawab, feodal, percaya takhayul, artistik dan lemah karakternya. Barangkali itu hanyalah bentuk sinisme dari seorang Mochtar Lubis. Namun, jika dilihat dalam kacamata yang obyektif, identifikasi itu bisa jadi ...
Read more 0

Terorisme : Memperalat Nama Tuhan untuk Tindakan Kekerasan dan Kejahatan

Kekerasan telah menjadi budaya sebagian masyarakat dalam menyelesaikan persoalan. Tidak jarang, kekerasan juga dijustifikasi dengan mengeksploitasi ajaran agama. Panggung kekerasan terorisme acapkali membajak agama sebagai pembenarannya. Agama memang tidak mengajarkan kekerasan. Namun, pada akhirnya agama menjadi korban fitnah atas perilaku oknum umat beragama yang menjadikan agama sebagai alat pembenaran. Kenapa agama kerap dijadikan alat untuk kekerasan? Agama merupakan puncak keyakinan tertinggi yang dipegang secara teguh dan militan para penganutnya. Memperalat agama sebagai pembenaran menjadi efektif untuk mendorong seseorang secara emosional untuk bertindak. Kejahatan terbesar kelompok teroris adalah bukan hanya menimbulkan korban melalui panggung kekerasannya, tetapi juga karena memperalat agama sebagai alat pembenaran. Mereka membelah masyarakat pada lawan dan kawan atas dasar pembenaran agama. Bagi mereka lawan dalam term agama harus dimusnahkan dan halal darahnya. Membawa agama dalam ranah kejahatan merupakan puncak kejahatan tertinggi. Mereka memperalat ayat Tuhan untuk perilaku yang melebihi tindakan setan. Mereka berdiri seolah membela Tuhan, padahal sejatinya sedang memperalat nama Tuhan untuk sebuah tindakan kejahatan. Bagaimana mungkin bisa dikatakan umat beragama hanya karena berteriak nama Tuhan lalu melakukan tindakan kekerasan. Mereka seolah bangga dengan membela agama padahal sejatinya telah melakukan kerusakan di muka bumi. Mereka seolah paling dekat dengan Tuhan tetapi sejatinya adalah musuh Tuhan. Terorisme lahir dari sebuah cara pandang mempolitisasi agama untuk tujuan politik. Karakteristik inilah yang paling dominan kita jumpai dalam sebuah atraksi kekerasan teror. Sejarah telah mencatat bagaimana tragedi kemanusiaan terbesar pernah terjadi karena agama dijadikan alat untuk membenarkan tindakan kekerasan. Mengembalikan Fungsi Agama Agama apapun lahir sebagai panduan kolektif manusia agar lebih beradab dalam membangun kebudayaannya. Agama termasuk Islam dengan seperangkat keyakinan dan ritual sakral yang dilakukan bertujuan menumbuhkan moral kolektif sebagai alat kontrol manusia. Agama ingin memanusiakan manusia agar tidak jatuh dalam sifat hewan buas yang memangsa antar satu dengan lainnya. Di sinilah agama sejatinya bukan tujuan, tetapi sarana untuk mencapai hakikat manusia yang berTuhan. Karena itulah, dalam agama apapun terdapat pedoman agar manusia hidup damai dalam berdampingan. Agama mengajarkan tentang kedamaian, kebahagiaan dan cinta kasih. Agama tidak mentolerir praktek permusuhan, kekerasan, intimidasi, apalagi pemusnahan melalui teror. Jika yang terjadi adalah kekerasan atas nama agama tentu ada kesalahan besar umat beragama dalam mempraktekkan agamanya. Bukan kesalahan agama, tetapi kesalahan mereka dalam mengekspresikan keagaman. Karena itulah, memoderasi cara beragama menjadi penting agar tidak mudah jatuh dalam praktek ekstrem dalam beragama. Sejatinya, karakter agama adalah moderat, hanya saja ada oknum umat beragama yang melakukan radikalisasi terhadap ajaran agama. Kekerasan atas nama agama merupakan hasil dari kelompok yang meradikalisasi ajaran agama. Akibatnya, tindakan kekekerasan seolah menjadi benar dalam pandangan mereka. Mengembalikan agama pada karakter yang moderat menjadi keniscayaan agar agama menjadi sumber perdamaian, bukan sumber permusuhan.
Narasi
Kekerasan telah menjadi budaya sebagian masyarakat dalam menyelesaikan persoalan. Tidak jarang, kekerasan juga dijustifikasi dengan mengeksploitasi ajaran agama. Panggung kekerasan terorisme acapkali membajak agama sebagai pembenarannya. Agama memang tidak mengajarkan kekerasan. Namun, pada akhirnya agama menjadi korban fitnah atas perilaku oknum umat beragama yang menjadikan agama sebagai alat pembenaran. Kenapa ...
Read more 0

Urgensi Lima Vaksinasi Ideologi BNPT untuk Mereduksi Kultur Kekerasan

Urgensi Lima Vaksinasi Ideologi BNPT untuk Mereduksi Kultur Kekerasan
Narasi
Beberapa hari ini, ruang publik digital kita heboh oleh sederet peristiwa memilukan. Mulai dari kasus pembubaran ibadah umat Kristen di Gereja Kemah Daud, di Lampung, peristiwa penganiayaan remaja, sampai kerusuhan di Wamena, Papua. Sederet peristiwa itu menandai masih langgengnya kultur kekerasan di tengah masyarakat. Pembubaran ibadah merupakan kekerasan struktural yang ...
Read more 0

Melindungi Minoritas dan Umat yang Berbeda

Melindungi Minoritas dan Umat yang Berbeda
Narasi
Hanya Islam agama di sisi Tuhan. Islam satu-satunya agama yang sah dalam pandangan-Nya (QS. Ali Imran: 19). Semua umat Islam meyakini dan mengklaim: hanya agama Islam yang benar. Lainnya salah. Inilah tauhid yang harus diimani tanpa keraguan. Penganut agama yang lain memiliki prinsip yang sama: hanya agamanya yang benar. Lainnya ...
Read more 0

Kebal Virus Radikal dengan 5 Vaksin BNPT

Kebal Virus Radikal dengan 5 Vaksin BNPT
Narasi
Mikroorganisme virus radikalisme-terorisme dan intoleransi di Indonesia sejatinya tidak stagnan ke dalam satu “inang”. Memiliki ragam sistem saluran infeksi, seperti; menginfeksi spirit kebangsaan-nya agar hilang. Menginfeksi pola beragama, lalu menjadi eksklusif dan menghilangkan moralitas seseorang menjadi radikal, brutal dan zhalim. Di sinilah letak pentingnya 5 vaksin BNPT yang telah disosialisasikan ...
Read more 0