Selasa, 16 Desember, 2025
Informasi Damai

Artikel Edukasi Damai

Photo 2025 12 09 14.12.34
Narasi

Menggagas Konsep Beragama yang Inklusif di Indonesia

Dalam kehidupan beragama di Indonesia, terdapat banyak perbedaan yang seringkali menimbulkan gesekan dan perdebatan, khususnya ...
Read more 0
Mitos Kerukunan dan Pentingnya Pendekatan Kolaboratif dalam Mencegah Intoleransi
Narasi

Jaminan Negara dalam Membangun Kerukunan Nasional

Indonesia, dengan keberagaman agama yang diakui secara resmi, merupakan salah satu negara yang mengusung pluralisme ...
Read more 0
Photo 2025 12 09 14.12.22
Narasi

Natal Bersama Sebagai Ritus Kebangsaan; Bagaimana Para Ulama Moderat Membedakan Urusan Akidah dan Muamalah?

Setiap menjelang peringatan Natal, ruang publik digital kita riuh oleh perdebatan tentang boleh tidaknya umat ...
Read more 0
Photo 2025 12 09 14.12.34
Narasi

Bagaimana Mengaplikasikan Agama Cinta di Tengah Pluralitas Agama?

Di tengah pluralitas agama yang menjadi ciri khas Indonesia, gagasan “agama cinta” sering terdengar sebagai ...
Read more 0
Photo 2025 12 09 14.12.29
Narasi

Banyak Negara Muslim Memfasilitasi Natal, Indonesia adalah Salah Satunya

Desember 2025 akan mencatat sejarah baru bagi Indonesia. Untuk pertama kalinya sejak kemerdekaan, Kementerian Agama ...
Read more 0
Photo 2025 12 09 14.12.39
Narasi

Toleransi dan Kasih Sayang dalam Perayaan Natal Bersama

Belakangan ini, lini masa media sosial ramai dengan perbincangan terkait keputusan Kementerian Agama untuk menggelar ...
Read more 0
Photo 2025 12 08 11.53.41
Narasi

Peran Muslim dalam Toleransi Perayaan Natal: Mewujudkan Harmoni dalam Keberagaman

Indonesia adalah rumah bagi berbagai agama dan kepercayaan yang hidup berdampingan selama berabad-abad. Di tengah ...
Read more 0
Photo 2025 12 08 11.53.36
Narasi

Sebuah Refleksi Toleransi di Penghujung Tahun

Desember selalu memiliki aroma yang khas. Ada bau tanah basah sisa hujan sore hari, aroma ...
Read more 0
Photo 2025 12 08 11.53.26
Narasi

Polemik Natal Bersama; Mengapa Kaum Konservatif Menganggap Pluralisme Sebagai Ancaman?

Agenda Natal Bersama Kementerian Agama 2025 menuai polemik di tengah masyarakat. Agenda itu dianggap sebagai ...
Read more 0
Photo 2025 12 08 11.53.41
Narasi

Merayakan Perbedaan, Menolak Peleburan

Di era modern ini, kita sering terjebak dalam sebuah kerancuan berpikir yang cukup fatal mengenai ...
Read more 0
Photo 2025 12 08 11.53.20
Narasi

Memahami Natal Bersama; Bagaimana Relasi Agama dan Negara di Ruang Publik Disruptif?

Indonesia bisa dikatakan sebagai negara yang unik. Kita bukan negara agama, sekaligus juga bukan negara ...
Read more 0
Setiap peradaban besar mempunyai titik tolak dan momentum yang diperingati yang dikenal dengan sistem kalender. Kalender Gregorian adalah yang identik dengan umat Nasrani dan paling umum dikenal secara internasional diperkenalkan Paus Gregorius XIII pada tahun 1582 yang mengawali pada 1 Januari. Bangsa Yahudi dengan kalender Ibrani mengenal tahun baru Rosh Hashanah. Ada juga peradaban Tionghoa berbasis siklus bulan yang dikenal dengan Imlek. Ada pula Kalender Persia yang dikenal sebagai Kalender Iran dengan tahun baru yang disebut Nowruz. Dan tentu saja, peradaban Islam yang dikenal dengan tahun baru Hijriyah, dimulai bulan Muharram. Kenapa Islam akhirnya memutuskan harus mempunyai sistem kalender dan peringatan yang harus diperingati setiap tahun? Bukankah Nabi tidak mengajarkannya? Pertama tentu kita tidak boleh berasumsi Islam dengan ijtihad pemikiran dan kebudayaannya sudah selesai ketika Nabi wafat. Banyak sekali tantangan dan kebutuhan yang harus dilalui dan dilampaui umat Islam. Inovasi, kreasi dan kebaruan bukan bid’ah yang tabu dalam memajukan Islam. Adalah Khalifah Umar bin Khattab yang berinisiatif agar umat Islam mempunyai sistem penanggalan yang jelas karena ketiadaan catatan waktu dari dokumen untuk keperluan admistratif pemerintahan. Dipanggillah tokoh-tokoh untuk mendiskusikan sistem kalender dan awal mula tahun dalam Islam. Singkat kata, Islam mengawali pada momentum perpindahan dari Makkah ke Madinah yang dikenal hijrah. Sistem kalender ini pun dikenal dengan Tahun Hijriyah. Bukan merujuk pada sistem kalender Romawi, Persia dan sebagainya. Bukan pula merujuk pada kelahiran atau wafatnya Nabi. Pilihan cerdas umat Islam adalah momentum hijrah. Jenius dan tepat sekali ketika kalender Islam disandarkan pada momentum hijrah. Setiap tahun umat Islam diingatkan untuk kembali mengambil pesan dan semangat perpindahan mentalitas dan pemikiran dari kejumudan, fanatisme, dan kebencian menuju semangat komunitas Madinah yang dinamis, toleran, terbuka dan yang paling penting terikat dalam persaudaraan. Hijrah Nabi ke Madinah bukan sekedar pelarian dan pencarian suaka politik sebagaimana hijrah sebelumnya. Hijrah kali ini berbeda. Ada misi penyelamatan umat dari cengkraman penyiksaan kaum Qurays sekaligus misi perdamaian di Madinah sebagaimana permintaan para suku-suku yang selalu terlibat pertikaian di sana. Maka, yang paling sukses dan teringat dari hijrah ini adalah ikatan persaudaraan Madinah. Membangun sebuah peradaban yang diikat dengan tali persaudaraan. Tidak ada lagi kekerasan, kebencian dan ekslusifitas, tetapi semua berada dalam naungan konsitusi yang disusun dan diperjanjikan bersama. Sangat brilian apa yang dilakukan Rasulullah dengan gerakan hijrah dan membangun Madinah. Tidak ada yang merasa tersisihkan. Pendatang tidak mengalahkan pribumi. Perbedaan suku dan agama bukan halangan untuk saling melindungi. Negara dengan ide demokrasi yang pada saat bersamaan daratan lain masih bermegah-megah dengan sistem kekaisaran dan kerajaan. Dan tentu saja, tidak mengherankan ketika sahabat Umar, sang Khalifah dan mujtahid ini, tidak diragukan memilih momentum hijrah sebagai penanda awal tahun baru Islam. Bukan tanpa makna dan pesan. Umar tentu saja ingin umat Islam generasi berikutnya yang belum mengalami peristiwa hijrah mampu merasakan energi dan sensasi hijrah. Apa pesannya? Umat Islam diajak untuk melakukan muhasabah. Intropeksi dan refleksi. Meninggalkan kebiasaan penuh dendam, benci dan permusuhan menuju semangat saling bersaudara. Selamat Tahun Baru Islam, Mari Perkokoh Persaudaraan Kebangsaan Kita.
Narasi

Menghargai Keberagaman dan Membangun Persatuan

Indonesia, sebagai negara yang kaya akan keberagaman, telah lama dikenal sebagai rumah bagi berbagai suku, ...
Read more 0
Photo 2025 12 11 12.15.44
Narasi

Peran Negara dalam Menjamin Kerukunan dan Mendorong Partisipasi Sipil

Dalam sebuah negara yang majemuk seperti Indonesia, kerukunan antarwarga dan partisipasi aktif masyarakat dalam kehidupan ...
Read more 0
Membangun Ketahanan Nasional Melalui Moderasi Beragama
Narasi

Membangun Ketahanan Nasional Melalui Moderasi Beragama

Ketahanan nasional bukan hanya soal kekuatan fisik atau militer, tetapi juga mencakup stabilitas sosial, harmoni ...
Read more 0
Kembang Sore: Antara Tuhan dan Kehidupan
Kebangsaan

Kembang Sore: Antara Tuhan dan Kehidupan

Dzating manungsa luwih tuwa tinimbang sifating Allah —Ronggawarsita. Syahdan, di wilayah Magetan dan Madiun, ...
Read more 0