Rabu, 29 Oktober, 2025
Informasi Damai

Artikel Edukasi Damai

HUT Ke-78 TNI; Meneguhkan Ketahanan Ideologi Nasional di Era Digital
Faktual

HUT Ke-78 TNI; Meneguhkan Ketahanan Ideologi Nasional di Era Digital

Tanggal 5 Oktober diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia. Tahun ini, usia TNI ...
Read more 0
Jika Anak Bertanya, Bolehkah Berteman dengan Non-Muslim?
Keagamaan

Jika Anak Bertanya, Bolehkah Berteman dengan Non-Muslim?

Pertanyaan mengenai pertemanan dengan individu dari latar belakang agama yang berbeda mungkin jarang terdengar dari ...
Read more 0
Digital Parenting; Ikhtiar Menghindarkan Anak dari Radikalisasi Online 
Narasi

Digital Parenting; Ikhtiar Menghindarkan Anak dari Radikalisasi Online

Setiap zaman melahirkan generasinya sendiri, dan setiap generasi pasti punya tantangannya sendiri. Ungkapan klasik ini ...
Read more 0
3 Strategi Orang Tua Membentuk Anak Anti Radikal
Narasi

3 Strategi Orang Tua Membentuk Anak Anti Radikal

Ibu atau orang tua menjadi madrosatul ula (sekolah pertama) bagi setiap anak. Anak mau dibentuk ...
Read more 0
Pendidikan Agama bagi Anak; Antara Militansi dan Toleransi
Narasi

Pendidikan Agama bagi Anak; Antara Militansi dan Toleransi

Universitas King Collage merilis hasil penelitian tentang kedudukan pendidikan agama di mata orang tua Indonesia. ...
Read more 0
Membaca Perpres No. 58 dan Agenda Moderasi Beragama pada Anak
Faktual

Membaca Perpres No. 58 dan Agenda Moderasi Beragama pada Anak

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) RI Nomor 58 Tahun 2023 tentang ...
Read more 0
Parenting ala Umar bin Khattab: Kesalehan Orang Tua Berdampak pada Kesalehan Anak
Keagamaan

Parenting ala Umar bin Khattab: Kesalehan Orang Tua Berdampak pada Kesalehan Anak

Suatu hari, seseorang menghadap Khalifah Umar bin Khattab dengan membawa anak lelakinya. Ia mengadukan betapa ...
Read more 0
Batik dan Pendidikan Toleransi Berbasis Kearifan Lokal
Faktual

Batik dan Pendidikan Toleransi Berbasis Kearifan Lokal

Batik adalah kain bergambar dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain yang sudah dikenal dan ...
Read more 0
Membentuk Anak yang Toleran: Melampaui Pendidikan Agama Formalistik-Doktriner
Narasi

Membentuk Anak yang Toleran: Melampaui Pendidikan Agama Formalistik-Doktriner

Sudah bukan rahasia umum lagi, radikalisme tidak pandang usia lagi. Ia bisa –bahkan sudah menjadi ...
Read more 0
Orang Tua dan Tantangan Membentuk Watak Toleransi Anak di Era Digital
Editorial

Orang Tua dan Tantangan Membentuk Watak Toleransi Anak di Era Digital

Dalam era globalisasi yang semakin terinterkoneksi, di mana ragam budaya dan agama saling bersinggungan, peran ...
Read more 0
Refelski Kesaktian Pancasila dan Bahaya Ideologi Destruktif Kanan-Kiri Pada Anak
Narasi

Refelski Kesaktian Pancasila dan Bahaya Ideologi Destruktif Kanan-Kiri Pada Anak

Saya membantah, jika “ideologi kiri” (komunis) dianggap berbeda dengan ideologi kanan (radikalisme-terorisme). Ideologi komunis dianggap ...
Read more 0
Meskipun selalu direcoki dengan status bid’ah setiap tahun, peringatan dan perayaan Maulid selalu dirayakan di berbagai negara. Status bid’ah yang masih diperdebatkan, tidak bisa membendung rasa rindu dan cinta seorang hamba terhadap kekasih yang diutus sebagai rahmat bagi semesta. Dari tahun ke tahun dan dari negara ke negara lainnya, peringatan Maulid akan semakin meriah. Semua akan bermaulid pada waktunya. Kenapa? Perayaan adalah bagian integral dari kehidupan manusia. Peringatan bagi manusia tidak hanya sekadar acara bersejarah atau tradisi yang diulang tahun demi tahun, tetapi juga cerminan mendalam dari memori manusia. Perayaan memberikan kita kesempatan untuk mengenang, merayakan, dan memahami aspek-aspek penting dalam sejarah, budaya, dan eksistensi manusia, sekaligus identitas diri. Manusia juga dikenal sebagai makhluk yang mudah lupa. Seringkali, kita terjebak dalam rutinitas sehari-hari yang sibuk, dan tanpa perayaan, kita mungkin lupa akan nilai-nilai, pencapaian, atau pengalaman bersejarah yang membentuk identitas kita. Manusia tanpa perayaan adalah manusia ahistoris yang mudah mengalami krisis identitas, krisis moralitas dan krisis spiritual. Memori atau kenangan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia untuk menyimpan, merenungkan dan memilih pengalaman dan kenangan masa lalu untuk mengukur dan membentuk identitas individu dan kolektif. Kita saat ini adalah apa yang kita ingat tentang masa lalu. Kenangan dan memori merupakan basis dan landasan manusia membentuk jati diri, identitas, moralitas dan spiritualitas. Secara kultural, perayaan berfungsi untuk memperkuat ikatan sosial. Mereka mengumpulkan orang-orang dalam suatu kelompok untuk merayakan bersama-sama. Ini menciptakan rasa persatuan dan solidaritas di antara mereka, mengingatkan kita bahwa kita adalah bagian dari komunitas yang lebih besar daripada diri kita sendiri. Simbol kultural melalui perayaan mengungkapkan sistem nilai dan kepercayaan suatu kelompok manusia. Setiap perayaan memiliki cerita-cerita, simbol-simbol, dan ritual khas yang mengungkapkan identitas budaya dan sejarah suatu komunitas dan keterhubungan masa lalu dengan masa kini. Perayaan memberikan pedoman kuat untuk berdiri kokoh di masa kini. Maulid adalah perayaan yang secara filosofis mengandung memori yang berfungsi dalam pembentukan identitas, morilitas dan solidaritas umat. Ia memiliki basis kuat terhadap tokoh, idola, kisah perjuangan, keteladanan dan pedoman dalam menjalani hidup. Perayaan ini menjadi jendela umat untuk melihat, memahami, dan meneladani ketokohan, perjuangan dan keteladanan. Manusia akan rindu tentang masa lalu dan selalu membutuhkan basis moral yang kuat untuk masa kini. Manusia mempunyai naluri untuk berkumpul, bertatap muka dan merayakan kebersamaan. Maulid memberikan wadah untuk kerinduan dan kebersamaan. Semua negara membuat prasasti, simbol dan peringatan demi keutuhan negaranya. Negara membanguan konsepsi imajiner untuk mengikat kolektivitas warganya dengan upacara, peringatan nasional, situs bersejarah dan sebagainya. Semua dilakukan untuk membangun basis moral, tujuan dan kebersamaan hidup. Masyarakat yang kurang menghargai masa lalu, terkadang gamang dan mudah mengalami krisis identitas. Karenanya, manusia modern terus menerus menciptakan ikon kenangan baru, hero baru, dan perayaan baru untuk mengukuhkan identitas dan kolektivitas. Tetapi kebanyakan gagal. Peringatan yang mereka lakukan tidak mempunyai akar yang kuat. Islam begitu menghargai sejarah. Karenanya, Al-Quran banyak bercerita tentang sejarah masa lalu. Islam memposisikan diri bukan agama baru, tetapi sebagai bagian dari sejarah besar agama Allah di muka bumi dari Adam hingga Muhammad. Islam tidak mengingkari sejarah dan menghargai pengalaman sejarah dalam ritual. Salah satunya adalah haji sebagai napak tilas sejarah Ibrahim. Ketika tidak ada peluang untuk merefleksikan makna dalam hidup di tengah zaman yang terus berubah, manusia akan kembali merindukan nilai-nilai, semangat, dan kenangan masa lalu sebagai bimbingan moral masa kini. Maulid adalah bagian penting yang akan terus diidolakan. Bahkan, akan terus meriah diselenggarakan karena potensi manusia yang mudah lupa dan tantangan zaman yang tak terduga. Perayaan Maulid bukan tentang kesuksesan Islam seperti peristiwa hijrah, tetapi tentang sosok idola yang menjadi teladan dalam kehidupan manusia. Sosok yang memberikan inspirasi dan nilai bagi manusia. Sosok yang akan terus dikenang dan dibutuhkan manusia dalam menghadapi perubahan zaman yang sulit diprediksi. Pada saatnya ketika umat Islam kering dalam beragama. Umat terjebak pada rutinitas dan formalitas yang tanpa makna. Semua serba dinilai dengan sesat, kafir, dan bid’ah dan tidak ada ruang untuk hidup bersama. Mereka akan rindu pada masa lalu. Maulid akan menjadi jendela yang menghantarkan kerinduan umat kepada sang Nabi. Semua akan bermaulid pada waktunya.
Analisa

Semua akan Bermaulid Pada Waktunya

Meskipun selalu direcoki dengan status bid’ah setiap tahun, peringatan dan perayaan Maulid selalu dirayakan di ...
Read more 0
Dari Maulid hingga Fathu Makkah: Perjalanan Gemilang Nabi Muhammad SAW yang Penting Dirayakan
Narasi

Dari Maulid hingga Fathu Makkah: Perjalanan Gemilang Nabi Muhammad SAW yang Penting Dirayakan

Kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal, yang dikenal sebagai Maulid, adalah ...
Read more 0
Merayakan Kelahiran Nabi : Argumentasi Dalil dan Ekspresi Tradisi
Keagamaan

Merayakan Kelahiran Nabi : Argumentasi Dalil dan Ekspresi Tradisi

Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan momentum lahirnya kesempurnaan lslam. Hari kelahiran beliau dinantikan oleh semua ...
Read more 0
Muhammad dan Kejawen
Kebangsaan

Muhammad dan Kejawen

Kejawen adalah sebuah istilah yang kerap dipakai untuk menyatakan berbagai konsep dan praktik yang pernah ...
Read more 0