Penolakan kegiatan Natal Bersama Kementerian Agama menandakan bahwa sebagian umat beragama terutama Islam masih terjebak pada nalar dikotomistik. Nalar dikotomistik beragama dapat diidentifikasi dasi setidaknya tiga hal. Pertama, disparitas yang tajam atau mutlak. Dalam artian melihat segala sesuatu yang berbeda dengan pendekatan konfliktual. Maka, segala yang berbeda akan dianggap bermusuhan. ...
Read more 0 Narasi
Belakangan ini, lini masa kita kembali riuh. Rencana Kementerian Agama untuk menggelar perayaan Natal bersama bagi para pegawainya langsung ditanggapi sebagian kelompok dengan kecurigaan: sinkretisme, penyamaan agama, hingga gadai akidah. Alih-alih melihat keberagaman sebagai anugerah yang menghidupkan ruang sosial, mereka terjebak pada dikotomi “hitam-putih” yang menutup pintu dialog dan lebih ...
Read more 0 Dalam spiritualitas Islam terdapat tiga kutub yang diyakini mewakili tiga bentuk pendekatan ketuhanan yang kemudian berkonsekuensi terhadap sikap keberagamaan. Tiga kutub itu adalah Syekh Abdul Qadir al-Jilani (yang mewakili pendekatan ibadah), Jalaluddin Rumi (yang mewakili pendekatan perasaan), dan Muhyiddin Ibn ‘Arabi (yang mewakili pendekatan pengetahuan). Saya tak hendak menyingkap dua ...
Read more 0 Indonesia adalah negara dengan kemajemukan yang luar biasa, di mana berbagai agama hidup berdampingan dalam satu nusantara. Setiap akhir tahun, ketika umat Kristiani merayakan Natal, muncul berbagai diskusi dan perdebatan di kalangan umat beragama lain, khususnya Muslim sebagai mayoritas. Di sinilah moderasi beragama menjadi sangat penting—sebagai pendekatan yang menyeimbangkan antara ...
Read more 0 Dalam kehidupan beragama di Indonesia, terdapat banyak perbedaan yang seringkali menimbulkan gesekan dan perdebatan, khususnya terkait dengan sikap yang cenderung “hitam-putih” dalam melihat praktik keagamaan. Pendekatan ini sering kali menciptakan batasan-batasan yang rigid, yang akhirnya memperuncing perbedaan dan menghilangkan esensi utama dari ajaran agama itu sendiri. Salah satu contoh aktual ...
Read more 0 Indonesia, dengan keberagaman agama yang diakui secara resmi, merupakan salah satu negara yang mengusung pluralisme sebagai salah satu prinsip dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai negara dengan enam agama yang diakui, Indonesia harus menciptakan iklim yang kondusif untuk hidup berdampingan antar umat beragama. Kementerian Agama (Kemenag) memiliki peran penting ...
Read more 0 Setiap menjelang peringatan Natal, ruang publik digital kita riuh oleh perdebatan tentang boleh tidaknya umat Islam mengucapkan selamat Natal pada umat Kristen. Tahun ini, debat itu kian riuh oleh rencana Kemenag mengadakan perayaan Natal Bersama. Natal bersama dianggap sebagai bentuk sinkretisme yang membaurkan ajaran agama-agama. Natal bersama dianggap sebagai upaya ...
Read more 0 Di tengah pluralitas agama yang menjadi ciri khas Indonesia, gagasan “agama cinta” sering terdengar sebagai semboyan yang indah namun sulit diwujudkan. Padahal, jika dipahami dengan tepat, agama cinta bukan konsep abstrak yang hanya cocok dipidatokan, melainkan sebuah cara hidup yang berakar pada nilai paling mendasar dalam ajaran Islam yang relevan. ...
Read more 0 Desember 2025 akan mencatat sejarah baru bagi Indonesia. Untuk pertama kalinya sejak kemerdekaan, Kementerian Agama (Kemenag) menggelar perayaan Natal bersama tingkat nasional secara resmi. Puncaknya dijadwalkan pada 29 Desember 2025 di Jakarta dengan tema “C-LIGHT: Christmas – Love in God, Harmony Together.” Inisiatif tersebut disambut dengan kegaduhan. Narasi klasik tentang ...
Read more 0 Belakangan ini, lini masa media sosial ramai dengan perbincangan terkait keputusan Kementerian Agama untuk menggelar perayaan Natal bersama bagi pegawainya. Sebagian pihak menyambutnya dengan kecurigaan yang besar, bahkan mengaitkannya dengan tuduhan-tuduhan berat, seperti sinkretisme, penyamaan agama, dan ancaman terhadap akidah umat Islam. Sebuah wacana yang sejatinya mengundang perdebatan serius tentang ...
Read more 0
