Jumat, 19 Desember, 2025
Informasi Damai
Narasi

Narasi

Regenerasi Sel Teroris; Remaja dan Anak dalam Ancaman Gamifikasi Ekstremisme

Regenerasi Sel Teroris; Remaja dan Anak dalam Ancaman Gamifikasi Ekstremisme
Narasi
Arah pemberantasan terorisme kita bisa dikatakan on the right track. Startegi yang memadukan antara pendekatan keras dan pendekatan lunak (hard and soft power) terbukti efektif mengamputasi satu generasi sel teroris. Keberhasilan pendekatan keras tampak pada nihilnya aksi teror dalam dua tahun belakangan. Sedangkan capaian pendekatan lunak tampak pada pembubaran organisasi ...
Read more 0

Ancaman Tersembunyi di Balik Game Online

Ancaman Tersembunyi di Balik Game Online
Narasi
Perkembangan teknologi digital membawa kemudahan luar biasa bagi kehidupan manusia, namun juga menghadirkan tantangan baru yang kerap tidak disadari. Di Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mencatat bahwa sepanjang Januari hingga Agustus 2025 terdapat 6.402 konten bermuatan radikalisme beredar di media sosial. Fakta ini menggambarkan betapa masifnya penyebaran ideologi ekstrem ...
Read more 0

Radikalisasi Anak Bukan Sebatas Mitos, Ini Buktinya!

Radikalisasi Anak Bukan Sebatas Mitos, Ini Buktinya!
Narasi
Belakangan ini, sebagian kalangan mulai ada yang meragukan tentang adanya radikalisasi anak di Indonesia. Mereka menilai isu ini hanyalah propaganda, sekadar alat politik, atau upaya pemerintah menciptakan ketakutan baru di tengah masyarakat. Mereka meragukan karena bagi mereka isu radikalisasi anak yang selama ini berkembang tidak benar-benar tampak dalam kehidupan sehari-hari ...
Read more 0

Millah Ibrahim; Basis Epistemologis dan Teologis dalam Mengurai Konflik Palestina-Israel

Millah Ibrahim; Basis Epistemologis dan Teologis dalam Mengurai Konflik Palestina-Israel
Narasi
Millah Ibrahim merujuk pada pengertian ajaran agama Hanif yang dibawa oleh Nabi Ibrahim. Secara historis dan filosofis, istilah millah Ibrahim ini secara spesifik merujuk pada ajaran agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Lantaran, ketiga ajaran agama itu bersumber dari satu tokoh yang sama, Ibrahim. Inti dari ajaran Ibrahim adalah tauhid, yakni ...
Read more 0

Keadilan untuk Semua; Menerapkan Diplomasi ala Rasulullah dalam Mewujudkan Perdamaian Israel-Palestina

Keadilan untuk Semua; Menerapkan Diplomasi ala Rasulullah dalam Mewujudkan Perdamaian Israel-Palestina
Narasi
Sejarah panjang manusia menunjukkan bahwa konflik tidak pernah membawa kesejahteraan. Ia hanya meninggalkan luka, dendam, dan kehancuran yang sulit diperbaiki. Salah satu konflik paling berkepanjangan di dunia adalah konflik Israel-Palestina. Selama lebih dari tujuh dekade, persoalan ini belum menemukan titik temu, meski berbagai forum internasional seperti PBB telah berkali-kali mengupayakan ...
Read more 0

Global Sumud Flotila: Solidaritas Transational untuk Kemerdekaan Palestina

Global Sumud Flotila: Solidaritas Transational untuk Kemerdekaan Palestina
Narasi
Di tengah biru Laut Mediterania yang tenang, terdapat puluhan armada kapal sipil yang datang dari berbagai penjuru dunia. Mereka berlayar bukan untuk menabuh genderang perang, melainkan untuk membawa pesan perdamaian. Gerakan ini menamakan diri Global Sumud Flotilla, sebuah inisiatif masyarakat sipil global yang lahir dari kekecewaan mendalam terhadap kelumpuhan institusi ...
Read more 0

Solusi Dua Negara, Amanat UUD 1945, dan Refleksi Hari Kesaktian Pancasila

Solusi Dua Negara, Amanat UUD 1945, dan Refleksi Hari Kesaktian Pancasila
Narasi
Hari Kesaktian Pancasila yang setiap tahun diperingati pada tanggal 1 Oktober selalu mengingatkan bangsa Indonesia pada ketangguhan ideologi yang telah berkali-kali diuji oleh sejarah. Pancasila tetap berdiri sebagai fondasi kebangsaan yang tidak tergoyahkan meski berkali-kali diguncang oleh ancaman dari dalam maupun luar negeri. Namun peringatan ini seharusnya tidak berhenti pada ...
Read more 0

Menerjemahkan Semangat Hari Kesaktian Pancasila dalam Diplomasi Mendukung Kemerdekaan Palestina

Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober merupakan momen penting bagi bangsa Indonesia untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap ideologi negara. Peringatan ini tidak hanya berfungsi sebagai kilas balik sejarah untuk mengenang ketangguhan Pancasila menghadapi ancaman ideologi yang ingin menggantikannya, tetapi juga sebagai refleksi akan peran Pancasila dalam menjawab tantangan global yang ada. Kesaktian Pancasila, yang dipahami sebagai daya tahan dan relevansinya menghadapi berbagai ujian zaman, dapat diterjemahkan tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga dalam arena internasional. Salah satu bentuk paling nyata penerjemahan semangat ini ialah bagaimana Indonesia menempatkan Pancasila sebagai kompas dalam mendukung Palestina. Sejak awal berdirinya negara, Indonesia telah menegaskan posisinya menolak segala bentuk penjajahan. Hal ini selaras dengan Pembukaan UUD 1945 yang menegaskan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan rinsip tersebut bersumber langsung dari sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, sekaligus menjadi dasar moral dan konstitusional bagi Indonesia untuk menentang kolonialisme dalam bentuk apa pun. Maka, sikap Indonesia dalam mendukung Palestina bukanlah semata-mata pilihan politik luar negeri yang bersifat pragmatis, melainkan panggilan sejarah, ideologis, dan moral yang mengakar dalam jati diri bangsa. Hari Kesaktian Pancasila 2025 yang mengusung tema “Pancasila Perekat Bangsa Menuju Indonesia Raya” juga memberi pesan penting tentang diplomasi. Jika di dalam negeri Pancasila menjadi perekat keberagaman, maka dalam politik luar negeri ia menjadi penuntun etika yang memastikan Indonesia berdiri di sisi keadilan dan kemanusiaan. Dalam konteks Palestina, Pancasila menjadi dapat pedoman dan sekaligus penuntun agar Indonesia konsisten mendukung hak rakyat Palestina untuk merdeka dari penjajahan Israel. Kesaktian Pancasila diuji bukan hanya ketika menghadapi ancaman ideologi di tanah air, melainkan juga ketika bangsa Indonesia ditantang untuk tetap konsisten memperjuangkan nilai universal: kemerdekaan, keadilan, dan perdamaian bangsa-bangsa. Dukungan Indonesia terhadap Palestina selama ini tercermin dalam berbagai forum internasional. Mulai dari sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), hingga Gerakan Non-Blok, Indonesia selalu menyuarakan pentingnya pengakuan atas kedaulatan Palestina. Bahkan, dalam pidato di PBB beberapa waktu lalu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia akan mengakui Israel apabila Palestina lebih dahulu diakui sebagai negara merdeka. Pernyataan ini bukan berarti mengurangi dukungan terhadap Palestina, melainkan justru menegaskan prinsip Pancasila, bahwa perdamaian sejati hanya mungkin tercapai melalui penghapusan penjajahan dan pengakuan kedaulatan. Keberpihakan tersebut menjadi bukti bahwa Pancasila tidak berhenti pada tataran retorika, tetapi hadir dalam kebijakan nyata. Kesaktian Pancasila justru terbukti ketika mampu diterjemahkan dalam aksi kolektif bangsa untuk menegakkan prinsip kemanusiaan universal. Jadi, pada dasarnya, Hari Kesaktian Pancasila bukan hanya tentang mengenang peristiwa 1965, melainkan juga tentang bagaimana Pancasila terus hidup dan relevan. Dukungan terhadap Palestina adalah cermin dari semangat itu, sebuah bentuk nyata bahwa Pancasila bukan hanya milik Indonesia, tetapi juga sumbangan bagi kemanusiaan universal. Pancasila, Palestina, dan Cita-Cita Indonesia Raya Memperingati Hari Kesaktian Pancasila 2025 dengan tema “Pancasila Perekat Bangsa Menuju Indonesia Raya” seharusnya mendorong kesadaran bahwa cita-cita Indonesia Raya tidak akan pernah terlepas dari perjuangan kemanusiaan global. Indonesia hanya bisa menjadi bangsa besar jika mampu menjadikan Pancasila sebagai pedoman tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga dalam hubungan internasional. Dukungan terhadap Palestina adalah bukti nyata bagaimana semangat Hari Kesaktian Pancasila diterjemahkan dalam diplomasi. Dengan tetap berpijak pada prinsip kemanusiaan, keadilan, dan anti-penjajahan, Indonesia dapat berdiri tegak di antara bangsa-bangsa dunia, sekaligus mengukuhkan Pancasila sebagai ideologi yang benar-benar sakti.
Narasi
Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober merupakan momen penting bagi bangsa Indonesia untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap ideologi negara. Peringatan ini tidak hanya berfungsi sebagai kilas balik sejarah untuk mengenang ketangguhan Pancasila menghadapi ancaman ideologi yang ingin menggantikannya, tetapi juga sebagai refleksi akan peran Pancasila dalam menjawab tantangan ...
Read more 0

Kesaktian Pancasila di Era Multipolar; Kembalinya Soft Diplomacy Indonesia di Kancah Internasional

Kesaktian Pancasila di Era Multipolar; Kembalinya Soft Diplomacy Indonesia di Kancah Internasional
Narasi
Pidato Presiden Prabowo di Sidang PBB tempo hari bukan sekedar seremoni belaka. Pidato itu dalam konteks internal Indonesia bermakna setidaknya dua hal. Pertama, Pidato itu menandai kembalinya diplomasi Indonesia di level global yang diwakili oleh pemimpin tertinggi, yakni Presiden. Selama 10 tahun absen dari Sidang Umum PBB, Indonesia kerap dianggap ...
Read more 0

Hari Kesaktian Pancasila: Pancasila Sakti sebagai Perekat Bangsa

Hari Kesaktian Pancasila: Pancasila Sakti sebagai Perekat Bangsa
Narasi
Setiap tanggal 1 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Peringatan ini bukan sekadar seremoni yang diisi dengan upacara bendera dan pembacaan ikrar, melainkan momentum refleksi mendalam atas sejarah bangsa serta komitmen kolektif untuk meneguhkan kembali dasar negara, Pancasila. Pada tahun 2025, peringatan ini mengangkat tema “Pancasila Perekat Bangsa Menuju ...
Read more 0