Kamis, 17 April, 2025
Informasi Damai
Kebangsaan

Kebangsaan

Ngelmu Keling, Kacawirangi, dan Transformasi Diri

Ngelmu Keling, Kacawirangi, dan Transformasi Diri
Kebangsaan
Witing luput saka kalimput—Serat Kridhagrahita. Syahdan, seorang santri tengah bingung karena disebut “keling” dan ilmu yang dipunyainya hanyalah “ngelmu keling” oleh seorang tua yang secara kasat mata tampak biasa-biasa saja dan merupakan target utamanya dalam mengamalkan amar ma’ruf nahi munkar. Dalam melaksakan misi suci itu, sang santri cukup percaya diri ...
Read more 0

Resolusi 2023 : Menjadikan Indonesia Kiblat Islam Moderat di Dunia

Resolusi 2023 : Menjadikan Indonesia Kiblat Islam Moderat di Dunia
Kebangsaan
Indonesia sebagai Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, memiliki posisi strategis sebagai kiblat peradaban islam di dunia. Keberhasilan Indonesia dalam membangun kerukunan merupakan bukti nyata bahwa Islam di Indonesia sebagai mayoritas mampu beradaptasi dengan keragaman dan memanifestasikan Islam rahmat bagi semesta. Muslim Indonesia mampu menjadi kekuatan penyeimbang dan netral ...
Read more 0

Lorong Ideologi Alternatif dan Pentingnya Penguatan Pancasila

Lorong Ideologi Alternatif dan Pentingnya Penguatan Pancasila
Kebangsaan
“Pancasila itu gak ada. Yang ada itu gambar garuda Pancasila. Teks Pancasila itu ada, tapi Pancasila itu gak ada.” Kata-kata ini adalah ungkapan yang menusuk yang disampaikan budayawan Sujiwo Tejo dalam salah satu acara televisi. Penetrasi ideologi alternatif semacam radikalisme agama sejatinya terjadi sebab ideologi Pancasila tidak aktual lagi di ...
Read more 0

Inilah Vaksin Ampuh Anti Radikal di Tahun 2023

Inilah Vaksin Ampuh Anti Radikal di Tahun 2023
Kebangsaan
Kalau kita amati sepanjang tahun 2022, gerakan penularan virus radikal ini tampaknya memiliki karakter “objek penularan” berbasis narasi-narasi fitnah dan tuduhan-tuduhan. Misalnya, narasi pemerintah anti-Islam/Islamophobia, narasi Pancasila tidak sesuai syariat Islam, moderasi dianggap produk kafir dan terorisme dianggap akal-akal pemerintah. Karakter penularan virus berbasis narasi tuduhan-fitnah ini memiliki peran yang ...
Read more 0

Beragama yang Saling Melindungi : Belajar dari Budaya Bali

Beragama yang Saling Melindungi : Belajar dari Budaya Bali
Kebangsaan
Tampaknya, kita perlu belajar dengan budaya Bali. Di mana, ketika umat Islam melaksanakan rangkaian ibadah di bulan suci Ramadhan layaknya shalat Tarawih. Para Pecalang (Tokoh adat) di Bali sebagai perwakilan umat Hindu melaksanakan kegiatan pengamanan agar umat Islam bisa tenang, nyaman dan aman di dalam melaksanakan ibadahnya. Dari sinilah muncul ...
Read more 0

Deradikalisasi Makna Jihad, Perlukah?

Deradikalisasi Makna Jihad, Perlukah?
Kebangsaan
Mungkin masih ada beberapa yang menolak istilah deradikalisasi. Kelompok teroris pun menolak kata itu dan bahkan narapidana terorisme ada yang keberatan mengikuti program itu. Alasan yang kerap dilontarkan adalah deradikalisasi berarti de-islamisasi yang bisa meruntuhkan akidah. Beberapa kalangan mencoba mengganti istilah dengan moderasi, yang artinya mengupayakan moderasi pemahaman keagamaan. Sebenarnya ...
Read more 0

Betulkah Gerakan Khilafah sebagai Gerakan Perubahan Tanpa Kekerasan?

Betulkah Gerakan Khilafah sebagai Gerakan Perubahan Tanpa Kekerasan?
Kebangsaan
Gerakan yang mengidamkan khilafah atau hizbut tahrir di berbagai negara memang dilarang. Beberapa negara mempunyai pertimbangan yang berbeda-beda ikhwal alasan pembubarannya dari ormas yang memecah belah hingga potensi kudeta. Indonesia agak lebih argumentatif dengan alasan bertentangan dengan falsafah dan ideologi negara. Namun, kerap kali kelompok gerakan khilafah ini beralibi bahwa ...
Read more 0

Adakah Sepak Bola Piala Dunia Jika Hidup di Negeri Khilafah?

Adakah Sepak Bola Piala Dunia Jika Hidup di Negeri Khilafah?
Kebangsaan
Satu-satunya gerakan yang pernah berhasil mengklaim berdirinya khilafah di abad modern adalah ISIS yang pernah berjaya dari 2014 hingga 2018. Keberadaan ISIS memang mengagetkan masyarakat dunia dan menjadi inspirasi bagi sel lokal di berbagai negara untuk bangkit, tak terkecuali di Indonesia. Di tengah hingar bingar pesta sepak bola Piala Dunia ...
Read more 0

Inilah Gerbong yang Kerap Menjual Isu Islamofobia di Indonesia

Kebangsaan
Sungguh ironis, negara yang mayoritas muslim, bahkan terbanyak sedunia, justru seringkali dihampiri dengan isu yang sangat berisik, islamofobia. Bayangkan negara-negara Timur Tengah notabene negara Islam kagum terhadap Islam Indonesia. Kesantunan, toleransi, dan gotong royong tercermin dalam sikap umat Islam. Namun, di dalam negara justru tercipta arus islamofobia. Betulkah ada islamofobia? ...
Read more 0

Memahami Narasi Kelompok Radikal yang Kerap Mengkafirkan Sistem Negara

Narasi mengkafirkan negara dan mengharamkan nasionalisme adalah satu paket indoktrinasi kelompok radikal terorisme kepada anggotanya. Tidak ada doktrin yang lebih kuat yang membuat seseorang terpedaya kecuali mengatakan negeri ini adalah wilayah perang dan boleh melakukan peperangan di atasnya. Merenggut nyawa siapapun di negeri kafir adalah absah, terutama kepada aparat negara. Doktrin ini dipegang secara militan terutama bagi mereka yang masih awam dan baru mengenal agama. Doktrin mudah masuk kepada mereka yang ingin menikmati surga secara instan tanpa pengetahuan yang memadai. Lahirlah generasi muda yang mudah terpedaya dengan hasutan dalil yang dieksploitasi oleh kelompok radikal. Siapa korbannya? Kita misalnya belajar dari salah satu wasiat pelaku penyerangan Mabes Polri (31/3/2021) mengungkapkan dalam surat wasiatnya agar orang tuanya dan keluarga tidak mengikuti kegiatan pemilu. Karena orang-orang yang terpilih itu akan membuat hukum tandingan Allah bersumber Alquran-Assunah. “Demokrasi, Pancasila, UUD, pemilu, berasal dari ajaran kafir yang jelas musyrik. Zakiah nasehatkan kepada mama dan keluarga agar semuanya selamat dari fitnah dunia yaitu demokrasi, pemilu dan tidak murtad tanpa sadar.” Begitulah bunyinya. Dari mana lahirnya doktrin seperti ini? Argumen ZA untuk mengkafirkan negara, Pancasila dan sistemnya sejatinya bukanlah hal baru. Beberapa mantan kelompok radikal terorisme mengatakan doktrin Pancasila sebagai kafir dan thagut merupakan keyakinan yang mereka miliki. Mereka hanya mematuhi hukum agama sebagai dasar sebuah negara. Dalam sejarah Indonesia, gerakan untuk menolak Pancasila dan ide mendirikan negara berdasarkan syariat agama sudah ada sejak Republik ini didirikan. Gerakan ideologis hingga percobaan makar dan aksi teror mewarnai perjuangan kelompok yang dikenal dengan sebutan Negara Islam Indonesia (NII). Ideologi ini tidak pernah mati dan terus menjadi cita-cita kelompok. Pandangan yang dimiliki oleh gerakan NII bukan pula sesuatu yang bersifat lokal. Gerakan islamisme sejatinya telah tumbuh di beberapa negara Timur Tengah khususnya Mesir yang mendasarkan ideologi untuk perjuangan Islam sebagai dasar negara. Sayyid Quthb aktivis Ikhwanul Muslimin (IM) berambisi untuk menerapkan Islam secara kaffah dan menganggap seluruh masyarakat muslim berada dalam fase jahiliyyah. Artinya, penolakan terhadap sistem yang ada sebagai sebuah konsensus dan pengkafiran terhadap dasar negara bukan hal baru. Dalam satu titik ideologi ini mampu membawa gerakan kekerasan yang dalam beberapa kasus mengilhami aksi terorisme. Jalan kekerasan adalah pilihan sebagai sarana melakukan perubahan yang fundamental untuk mengganti secara radikal dan fundamental sebuah tatanan negara. Apakah gerakan ini masih ada di Indonesia? Penolakan dan pengkafiran Pancasila dan keinginan mendirikan negara berdasarkan syariat agama masih menjadi gerakan bawah tanah dengan pendidikan dan pengkaderan yang tersembunyi. Jika melihat hasil survey tidak sedikit pelajar dan mahasiswa yang menolak Pancasila dan memilih agama sebagai ideologi negara mengindikasikan kaderisasi dan rekrutmen itu memanfaatkan lembaga pendidikan. Sudah berapa mereka yang terpapar? Survei Mata Air Fondation dan Alvara Research Center pada tahun 2017 yang lalu menyebutkan bahwa ada 18,6 persen pelajar memilih ideologi Islam sebagai ideologi bernegara dibanding Pancasila. Sedangkan di kalangan mahasiswa sebanyak 16,8 persen memilih ideologi Islam dibanding Pancasila sebagai ideologi bernegara. Survey yang dilakukan terhadap 1.800 mahasiswa di 25 perguruan tinggi unggulan di Indonesia, serta 2.400 pelajar SMAN unggulan di Pulau Jawa dan Kota-kota besar di Indonesia ini menunjukkan betapa generasi muda adalah bagian penting dalam kaderisasi penolakan Pancasila dan penumbuhan ideologi. Jika generasi muda yang disasar tidak mengherankan jika pelaku teror pun sudah mengalami regenerasi dari tua ke muda. Anak muda seperti ZA yang menganggap demokrasi dan Pancasila sebagai ajaran kafir adalah contoh kecil yang mungkin masih banyak dari mereka saat ini tidak sadar dan hanya menunggu paparan doktrin yang meningkat menjadi anjuran kekerasan. Karena itulah, penting bagi generasi muda untuk mewaspadai. Jika ada gerakan baik tersembunyi maupun terbuka yang mengajak kalian masuk dalam komunitas dengan kedok aktifitas apapun dengan doktrin mengkafirkan sistem yang ada, mengharamkan nasionalisme dan sistem yang ada, yakinlah itu bagian awal indoktrinasi untuk direkrut dalam jaringan radikal terorisme. Sadari sejak dini atau anda menyesal harus berpisah dengan keluarga dan orang yang dicintai. Pengalaman dan fakta membuktikan itu!
Kebangsaan
Narasi mengkafirkan negara dan mengharamkan nasionalisme adalah satu paket indoktrinasi kelompok radikal terorisme kepada anggotanya. Tidak ada doktrin yang lebih kuat yang membuat seseorang terpedaya kecuali mengatakan negeri ini adalah wilayah perang dan boleh melakukan peperangan di atasnya. Merenggut nyawa siapapun di negeri kafir adalah absah, terutama kepada aparat negara. ...
Read more 0