Kamis, 11 September, 2025
Informasi Damai

Artikel Edukasi Damai

Photo 2020 10 15 14 42 13
Narasi

Demonstrasi dan Pentingnya Tradisi Demokrasi Santun

Demonstrasi dan Pentingnya Tradisi Demokrasi Santun Baru-baru ini berbondong-bondong mahasiswa, buruh dan rakyat sipil di ...
Read more 0
Photo 2020 10 14 14 52 47
Narasi

Melawan Narasi-Narasi Pro Radikal dan Anarkis Di Kalangan Generasi Muda

Sejatinya, berbagai iklim kekacauan yang melanda negeri ini, entah dalam skala nasional atau regional, tidak ...
Read more 0
Photo 2020 10 14 14 53 57
Narasi

Kapan Lagi Kelompok Radikal Merecoki Negeri Ini Kalau Bukan dengan Memboncengi Aksi Massa?

RUU Omnibus law atau Cipta Kerja yang baru saja disahkan bersama oleh pemerintah dan DPR ...
Read more 0
Sinergi Bersama Menghadang Penumpang Gelap Polemik UU Cipta Kerja
Narasi

Sinergi Bersama Menghadang Penumpang Gelap Polemik UU Cipta Kerja

Polemik terkait pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja bereskalasi menjadi aksi demonstrasi jalanan yang diikuti ...
Read more 0
Photo 2020 10 13 16 03 01
Narasi

Kerusuhan adalah Inang bagi Virus Radikalisme, Ayo Bangun Aliansi Anti Narasi Radikal dan Anarkisme!

Di tengah bangsa yang sedang dilanda dinamika demonstrasi saat ini, menjadi hal yang sangat penting ...
Read more 0
Photo 2020 10 13 16 13 48
Narasi

Membangun Koalisi Negara dan Masyarakat Sipil untuk Mencegah “Soft-Anarchy”

Kontroversi Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja membuat suasana nasional menghangat. Di sejumlah daerah, aksi demonstrasi ...
Read more 0
Photo 2020 10 13 16 09 07
Narasi

Hipertensi Demokrasi dan Corak Kelabu Radikalisme

Di tengah moment hiruk-pikuk perihal penolakan RUU Cipta Kerja yang begitu banyak “aktor” perusuh yang ...
Read more 0
Butuh Jejaring Aliansi Nasional Melawan Narasi Radikal dan Kultur Anarkis
Narasi

Butuh Jejaring Aliansi Nasional Melawan Narasi Radikal dan Kultur Anarkis

Beberapa hari terakhir ini kita disuguhi pertunjukan teater kekerasan yang terjadi di sejumlah daerah di ...
Read more 0
Menggerakkan Aliansi Nasional Anti Narasi Konflik dan Chaos
Narasi

Menggerakkan Aliansi Nasional Anti Narasi Konflik dan Chaos

Keadilan harus disuarakan. Nasib rakyat kecil harus diperjuangkan. Apabila ada kebijakan pemerintah yang tidak berpihak ...
Read more 0
Santri dan Sarung Simbol Perlawanan
Narasi

Santri dan Sarung Simbol Perlawanan

Sarung adalah sepotong kain lebar yang dijahit kedua ujungnya berbentuk pipa atau tabung. Ia digunakan ...
Read more 0
Cara Islami dalam Menyampaikan Aspirasi
Narasi

Cara Islami dalam Menyampaikan Aspirasi

Kedzaliman dan ketidakadilan harus dan wajib ditentang. Masyarakat tidak boleh diam ketika merasa dirugikan dan ...
Read more 0
Dari Narasi Provokasi Menuju Narasi Persatuan
Narasi

Dari Narasi Provokasi Menuju Narasi Persatuan

Politik identitas belum sepenuhnya hilang. Ia masih dimainkan oleh oknum-oknum tertentu. Selama ini, ia dijadikan ...
Read more 0
Menyelamatkan Indonesia dari Parasit Demokrasi
Narasi

Menyelamatkan Indonesia dari Parasit Demokrasi

Perubahan sosial niscaya selalu dilatari oleh kemunculan gerakan sosial. Kemerdekaan 1945 misalnya hanya mungkin terwujud ...
Read more 0
Adanya kebencian biasanya dilatarbelakangi oleh banyak faktor, salah satunya ialah ketidakpahaman seseorang dalam memilah dan memilih mana yang lebih baik, sampai dengan hasutan dari orang lain. Itulah alasan mengapa kebencian bisa merusak tatanan kehidupan. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya apabila kebencian disebarluaskan ke satu lisan ke lisan lainnya, pasti akan berujung pada kejahatan yang lebih melukai. Inilah sebenarnya yang menjadi kekhawatiran bersama ketika melihat realitas kehidupan sekarang ini, di mana banyak golongan-golongan yang berusaha menerobos pundi-pundi simbol persatuan Indonesia. Dengan bermodalkan berita-berita hoax sampai dengan provokasi yang bertujuan menjatuhkan wibawa ideologi Pancasila. Menyikapi hal tersebut, mengapa tidak dilakukan musyawarah, bukankah lahirnya lima dasar Ideologi Pancasila juga bermula dari musyawarah, mengapa malah melakukan sesuatu yang berbaur kebencian, provokasi yang dikedepankan? Bukankah ini akan melunturkan kewibawaan bangsa Indonesia yang terkenal dengan berbagai keragaman serta bangsa yang menyenangkan dengan budaya toleransinya. Inilah yang seharusnya menjadi pertanyaan besar bagi setiap orang, mau dibawa ke mana bangsa Ini, apabila kita masih saling menjatuhkan dan mencari kesalahan-kesalahan orang yang tidak sejalan dengan konsep pandangan hidup bernegara. Soekarno juga pernah berpesan, Jas Merah (jangan sekali-sekali melupakan sejarah), harusnya sejarah perjuangan pahlawan yang merelakan setiap nyawanya untuk sebuah kebebasan dari penjajah menjadi teladan kita untuk hidup sekarang ini, yaitu bagaimana menjaga keutuhan bangsa, jangan ada perpecahan, kekerasan dan juga kebencian, tapi sebarkanlah kebaikan agar kedamaian senantiasa berpayung pada demokrasi Pancasila. Dan yang tidak kalah penting ialah setiap dari kita harus menjadi cerdas sertan santun, agar bisa memilih dan memilah setiap informasi yang masuk dalam telinga untuk diserap menjadi pengetahuan yang memadai. Sudah semestinya kita yang memahami betapa indahnya hidup di Indonesia, senantiasa menyuarakan pesan-pesan yang mendamaikan dan menyejukkan. Hingga bersikap cerdas, agar tidak dipecah belah oleh sebuah kepentingan yang belum memiliki landasan tentang pentingnya menjaga NKRI. Sederhananya, yang harus dilakukan bangsa ini sekarang adalah menjaga bukan mengubah, kalaupun ada perubahan di dalamnya juga harus sesuai dengan koridor bangsa Indonesia yang senantiasa mengedepankan rasa saling menghormati meskipun berbeda-beda. Sebagaimana Bhineka Tunggal Ika yang menjadi ikon bangsa Indonesia. Tentunya budaya santun sangat dibutuhkan di era sekarang ini, selain sebagai pencegah lahirnya provokasi, santun dalam kehidupan sehari-hari, di media sosial juga akan membawa kebaikan untuk setiap manusia. Karena sejatinya, tidak akan pernah ada yang memusuhi kita, apabila kita senantiasa santun atau berbuat baik kepada orang lain. Sebagaimana Gus Dur yang mengatakan Orang tidak akan menanyakan apa agamamu, apa sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik buat semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu. Kebaikan apa yang sudah kita lakukan hari ini? Pertanyaan Inilah yang seharusnya tertanam dalam diri setiap manusia. Agar senantiasa menyadari bahwa kehidupan kita akan bermanfaat apabila tindakan ataupun perilaku yang dilakukan bisa meringankan beban seseorang. Untuk itu, gunakan lisan untuk senantiasa menyebarkan kebaikan, dengan mengedepankan ucapan yang santun, jari-jemari digunakan untuk menyebarkan kabar-kabar yang menyenangkan, hingga senantiasa menjaga tali silaturahmi tanpa memandang latar belakang. Apabila hal-hal sederhana semacam ini senantiasa dilakukan dalam tindakan sehari-hari, pastinya tidak akan muncul lagi virus-virus provokasi, tidak akan lagi ada kebencian, yang ada hanya rasa saling menjaga untuk keutuhan bangsa, dan kebersamaan dalam meniti kehidupan. Sesuai yang dikatakan oleh Gus Mus, tugas manusia adalah memanusikan manusia. Dan menjadi cerdas dalam memilih dan memilah informasi adalah keharusan setiap warga negara Indonesia. Agar bisa menjaga Indonesia dengan nurani, tanpa ada bumbu-bumbu provokasi di dalamnya.
Narasi

Pahami Akar Masalahnya, Agar Tidak Mudah Terprovokasi

Adanya kebencian biasanya dilatarbelakangi oleh banyak faktor, salah satunya ialah ketidakpahaman seseorang dalam memilah dan ...
Read more 0
Photo 2020 10 08 15 07 43
Narasi

Mewaspadai Provokasi Politik Identitas dan Urgensi Literasi Media

Setiap memasuki akhir September dan awal bulan oktober, ruang virtual kita rutin disuguhi dengan berbagai ...
Read more 0