Jumat, 29 November, 2024
Informasi Damai

Artikel Edukasi Damai

Meneguhkan Peran BNPT di tengah Tantangan Bonus Demografi dan Agenda Indonesia Emas 2045
Narasi

Meneguhkan Peran BNPT di tengah Tantangan Bonus Demografi dan Agenda Indonesia Emas 2045

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berulang tahun ke-13 pada tanggal 16 Juli lalu. Memasuki usianya ...
Read more 0
Narasi

Meniru Prinsip Ukhuwah Wathaniyah dalam Mengelola Keberagaman Madinah Periode Awal Hijrah

Perbedaan suku, ras, bangsa, dan agama di Yatsrib—sekarang Madinah—tidak menjadi penghalang bagi Nabi Muhammad SAW. ...
Read more 0
Narasi

Pelajaran Hijrah Nabi: Kebencian Itu Harus Ditinggalkan

Secara sosiologis, ada satu kondisi di balik hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. ...
Read more 0
Keagamaan

Hijrah, Konsep Ummah, dan Masyarakat Madani

Hijrah Rasulullah dari Mekkah ke Yatsrib bukanlah kejadian impulsif yang direncakan dan dilakukan dalam semalam. ...
Read more 0
Salah Kaprah Hijrah : Dari Kasus Intoleran Hingga Ekstrem
Narasi

Salah Kaprah Hijrah : Dari Kasus Intoleran Hingga Ekstrem

Hijrah memang suatu peristiwa penting-untuk tidak mengatakan paling penting-dalam sejarah Islam. Tonggak sejarah peradaban Islam ...
Read more 0
Menghijrahkan Nalar; Dari Konservatif ke Moderat
Narasi

Menghijrahkan Nalar; Dari Konservatif ke Moderat

Makna hijrah dari masa ke masa kian mengalami degragasi alias pendangkalan atau kemerosotan. Bagaimana tidak? ...
Read more 0
Urgensi Mawas Paham Radikal di Tengah Maraknya Gerakan Hijrah
Narasi

Urgensi Mawas Paham Radikal di Tengah Maraknya Gerakan Hijrah

Generasi milenial telah menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir. Generasi milenial adalah kelompok generasi yang ...
Read more 0
Setiap peradaban besar mempunyai titik tolak dan momentum yang diperingati yang dikenal dengan sistem kalender. Kalender Gregorian adalah yang identik dengan umat Nasrani dan paling umum dikenal secara internasional diperkenalkan Paus Gregorius XIII pada tahun 1582 yang mengawali pada 1 Januari. Bangsa Yahudi dengan kalender Ibrani mengenal tahun baru Rosh Hashanah. Ada juga peradaban Tionghoa berbasis siklus bulan yang dikenal dengan Imlek. Ada pula Kalender Persia yang dikenal sebagai Kalender Iran dengan tahun baru yang disebut Nowruz. Dan tentu saja, peradaban Islam yang dikenal dengan tahun baru Hijriyah, dimulai bulan Muharram. Kenapa Islam akhirnya memutuskan harus mempunyai sistem kalender dan peringatan yang harus diperingati setiap tahun? Bukankah Nabi tidak mengajarkannya? Pertama tentu kita tidak boleh berasumsi Islam dengan ijtihad pemikiran dan kebudayaannya sudah selesai ketika Nabi wafat. Banyak sekali tantangan dan kebutuhan yang harus dilalui dan dilampaui umat Islam. Inovasi, kreasi dan kebaruan bukan bid’ah yang tabu dalam memajukan Islam. Adalah Khalifah Umar bin Khattab yang berinisiatif agar umat Islam mempunyai sistem penanggalan yang jelas karena ketiadaan catatan waktu dari dokumen untuk keperluan admistratif pemerintahan. Dipanggillah tokoh-tokoh untuk mendiskusikan sistem kalender dan awal mula tahun dalam Islam. Singkat kata, Islam mengawali pada momentum perpindahan dari Makkah ke Madinah yang dikenal hijrah. Sistem kalender ini pun dikenal dengan Tahun Hijriyah. Bukan merujuk pada sistem kalender Romawi, Persia dan sebagainya. Bukan pula merujuk pada kelahiran atau wafatnya Nabi. Pilihan cerdas umat Islam adalah momentum hijrah. Jenius dan tepat sekali ketika kalender Islam disandarkan pada momentum hijrah. Setiap tahun umat Islam diingatkan untuk kembali mengambil pesan dan semangat perpindahan mentalitas dan pemikiran dari kejumudan, fanatisme, dan kebencian menuju semangat komunitas Madinah yang dinamis, toleran, terbuka dan yang paling penting terikat dalam persaudaraan. Hijrah Nabi ke Madinah bukan sekedar pelarian dan pencarian suaka politik sebagaimana hijrah sebelumnya. Hijrah kali ini berbeda. Ada misi penyelamatan umat dari cengkraman penyiksaan kaum Qurays sekaligus misi perdamaian di Madinah sebagaimana permintaan para suku-suku yang selalu terlibat pertikaian di sana. Maka, yang paling sukses dan teringat dari hijrah ini adalah ikatan persaudaraan Madinah. Membangun sebuah peradaban yang diikat dengan tali persaudaraan. Tidak ada lagi kekerasan, kebencian dan ekslusifitas, tetapi semua berada dalam naungan konsitusi yang disusun dan diperjanjikan bersama. Sangat brilian apa yang dilakukan Rasulullah dengan gerakan hijrah dan membangun Madinah. Tidak ada yang merasa tersisihkan. Pendatang tidak mengalahkan pribumi. Perbedaan suku dan agama bukan halangan untuk saling melindungi. Negara dengan ide demokrasi yang pada saat bersamaan daratan lain masih bermegah-megah dengan sistem kekaisaran dan kerajaan. Dan tentu saja, tidak mengherankan ketika sahabat Umar, sang Khalifah dan mujtahid ini, tidak diragukan memilih momentum hijrah sebagai penanda awal tahun baru Islam. Bukan tanpa makna dan pesan. Umar tentu saja ingin umat Islam generasi berikutnya yang belum mengalami peristiwa hijrah mampu merasakan energi dan sensasi hijrah. Apa pesannya? Umat Islam diajak untuk melakukan muhasabah. Intropeksi dan refleksi. Meninggalkan kebiasaan penuh dendam, benci dan permusuhan menuju semangat saling bersaudara. Selamat Tahun Baru Islam, Mari Perkokoh Persaudaraan Kebangsaan Kita.
Editorial

Hijrah : Memperingati Tahun Kelahiran Peradaban yang Mempersaudarakan

Setiap peradaban besar mempunyai titik tolak dan momentum yang diperingati yang dikenal dengan sistem kalender. ...
Read more 0
Tradisi Bubur Asyuro: Sebuah Keyakinan Untuk Menolak Ideologi Transnasional
Kebangsaan

Tradisi Bubur Asyuro: Sebuah Keyakinan Untuk Menolak Ideologi Transnasional

Setiap bulan Muharram atau dalam penanggalan Jawa disebut Bulan Suro terdapat tradisi unik yaitu pembagian ...
Read more 0
Pesan Hijrah: Berpindah dari Saling Membenci Menuju Saling Bersaudara
Narasi

Pesan Hijrah: Berpindah dari Saling Membenci Menuju Saling Bersaudara

Hijrah merupakan peristiwa historis yang menandai perpindahan Nabi Muhammad meninggalkan kampung halamannya, Makkah, menuju Yatsrib ...
Read more 0